DALBO Basa Basi Bumi : Klenik dan Issu Pelestarian Alam - FLP Blitar

DALBO Basa Basi Bumi : Klenik dan Issu Pelestarian Alam

Bagikan
KLENIK dan ISSU PELESTARIAN ALAM

Ada empat hal penting yang ingin aku sampaikan dalam novel terbaruku yang baru rilis di Elex Media ini. Hal penting sederhana yang kerap kita temui dalam kehidupan, tapi justru sering terlupakan. 

1. Khasiat kayu setigi
Banyak orang mempercayai kalau kayu setigi mengandung daya magis yang cukup tinggi. Maka tak heran ada beragam benda/alat yang terbuat dari kayu setigi untuk dijadikan piandel atau pagar diri. Sehingga sedikit saja benda kayu setigi itu rusak atau cacat maka pemiliknya akaan mendapat balak atau kesialan. 

2. Sangkan paraning dumadi
Merupakan ajaran leluhur yang mewajibkan manusia sadar dengan asal muasal dan tujuan akhir kehidupannya. Manusia diciptakan dari tanah, selama hidup makan dan minum dari saripati tanah, dan kelak ketika mati akan kembali terkubur di tanah. Ajaran ini memberi wawasan agar manusia tidak jumawa dan pongah.

3. Tulah Tanah
Khususnya orang Jawa percaya betul bahwa tanah itu malati (bertuah). Jika seseorang memperoleh tanah dengan cara serakah maka orang itu akan kualat (terkena tulah). Bahkan ada yang jasadnya sampai memanjang sehingga liang lahatnya tidak muat meski sudah ditambahkan panjangnya.

4. Simbiosis
Dipercaya atau tidak, antara alam dan manusia itu membutuhkan adanya suatu simbiosis mutualisme. Jika manusia mengolah tanah dengan benar dan selalu memperdulikan kelestarian tanah, maka tanah juga akan memberikan hasil yang melimpah. Sebaliknya jika tanah diperkosa dengan berbagai sampah dan limbah, tanah pun akan marah dan mendatangkan musibah.

Dalam novel DALBO Basa Basi Bumi ini saya ajak pembaca untuk menyadari pentingnya menjaga kelestarian tanah agar bumi Pertiwi selalu mendatangkan berkah dan jauh dari musibah. 

Novel keren ini bisa dinikmati dalam bentuk ebook di Gramedia Digital atau yang ingin versi cetak bisa langsung kontak saya.

DALBO Basa Basi Bumi

memberi kesadaran untuk kelestarian bumi.

No comments:

Pages