Rutinan FLP Blitar : Belajar Tentang Cerpen - FLP Blitar

Rutinan FLP Blitar : Belajar Tentang Cerpen

Bagikan

Oleh : Rosy Nursita Anggraini

Ahad, 18 Februari 2018, rutinan yang diadakan pada tempat yang tak asing bagi anggota FLP Blitar, Perpustakaan Bung Karno lantai II berjalan dengan khusyu’.

Satu personil mendatangi tempat rutinan. Mulai dari mbak Adinda, yang kedapuk sebagai MC berusaha datang awal agar tidak telat membuka acara. Disusul saya dan Anisa. Kemudian mbak Imut, dan yang terakhir pak Budi.

Sempat terjadi perbincangan yang panjang lebar guna menunggu anggota yang lain. Mulai dari ngrasani penulis, sampai dengan menceritakan kesibukan masing-masing.

Nah, di kesempatan ini Anisa yang jarang muncul karena ada kegiatan tholabil ilmiddin tepatnya mondok tahfidz di tanyain panjang kali lebar hehe…mulai dari buka mata sampai menutup mata…eh maksudnya tidur lo ya haha…

Jam menunjukkan pukul 10:55, acara rutinan dimulai. Memang molor dua jam dari kebiasaan yang sudah-sudah. Tapi tak apalah yang penting istiqomah rutinan. Acara di bukan oleh mbak Adinda selaku MC. Waktunya sudah kritis, jadi langsung ke materi.

Materi cerpen kali ini di bawakan oleh Anisa. Inginnya dia, kita ta’arufan dulu sama cerpen tapi karena anggota baru tidak ada yang hadir langsung aja ke ‘sasarannya’. Siang hari ini materi cerpen membahas tentang “Sumber Cerita Fiksi”.

Anisa, selaku pemateri merujuk pada buku yang berjudul “Belajar dari Sastrawan Dunia”. Dalam buku “Belajar dari Sastrawan Dunia” ada tiga sumber cerita fiksi, antara lain:

1) Cerita masa kecil. Pada bagian ini penulis bisa memosisikan diri sebagai orang pertama maupun orang ke tiga. Penulis bisa menambahkan tokoh-tokoh fiksi yang bisa menjadikan cerita yang ditulis tersebut khas tulisan penulis. Nah, pada bagian inilah (penambahan tokoh-tokoh fiksi) cerita fiksi di tekankan kefiksiannya

2) Curi dari Liang Kubur. Kayaknya serem ☹ tapi gak sehoror itu kok. Sub judulnya saja yang serem pembahasannya enggak. Di sub bab ini, membahas tentang cerita yang di ambil dari kisah-kisah orang yang sudah meninggal. Cerita bisa diambil dari sumber lisan. Biasanya cerita yang diperoleh berupa garis besar kehidupan orang yang bersangkutan saja. Ketika ada sepenggal kisah yang belum diketahui oleh penulis atau penulis kelupaan atau bahkan ada celah dimana penulis bisa menyisipkan hal-hal fiksi maupun tokoh fiksi khas penulis, cerita yang ditulis tersebut sudah bisa dikategorikan fiksi. Mudah bukan?

3) Curi dari Buku. Ini berbeda dengan penjiplakan, penyontekkan, plagiat dan lain-lain. Karena, hal tersebut bertentangan dengan nilai pancasila dan melanggar undang-undang. Jadilah warga negara yang baik. Oke langsung saja. Maksud ‘Curi dari Buku’ adalah dengan membaca literatur yang ada misalnya dengan membaca buku-buku yang bertema sejarah maupun biografi. Nah, dari situ penulis bisa mendapatkan tambahan wawasan dan bahan untuk menulis cerita fiksi.

Materi sudah tersampaikan, kegiatan berikutnya adalah menulis cerita fiksi. Cerita yang ditulis memuat tentang sekitar lokasi rutinan. Dengan memperhatikan lokasi sekitar kita sebenarnya kita sudah banyak mendapatkan ide. Tinggal pengembangannya sesuai dengan imajinasi masing-masing.

Langkah-langkah menulis cerita fiksi yang ada dalam buku “Belajar dari Sastrawan Dunia” adalah:

1) Pengamatan. Amati tempat di sekitar keberadaanmu misal kafe atau dalam bahasan ini Perpustakaan Bung Karno Lantai II.

2) Dengarkan. Dengarkan percakapan orang-orang  yang berada di tempat itu, bumbui dengan percakapan fiksi ‘ala kamu’.

loading...

3) Kembangkan menggunakan kreatifitasmu.

Setelah selesai menulis, seperti biasa, karya di baca dan dikomentari oleh para anggota yang hadir di rutinan. Dari saling memberi komentar kita bisa mengoreksi mana saja yang perlu diperbaiki.

Rutinan selesai pukul 12:00 WIB. Walau terkesan lebih singkat dari pada yang sebelumnya, harapan untuk mendapatkan ilmu yang barokah tetap terlimpah. Sampai jumpa di rutinan selanjutnya ☺ ☺ ☺

Satu lagi … “Selamat Memperingati Hari Lahir Forum Lingkar Pena" (22 Februari 1997 - 22 Februari 2018).
Berbakti, Berkarya, Berarti

Blitar, 22 Februari 2018
Tabik

No comments:

Pages