Menerbitkan Buku Pertama - FLP Blitar

Menerbitkan Buku Pertama

Bagikan



Saat ini menjadi penulis atau sekedar menulis untuk mengungkapkan ide serta pemikiran telah menjadi tren bagi banyak orang.

 

Bagi penulis dan atau calon penulis yang belajar secara profesional tentu target hasil karyanya pastilah diterbitkan oleh penerbit mayor (penerbit ternama) lantas bisa beredar di toko-toko buku.

 

Namun, ada pula orang yang sebenarnya tidak bercita-cita menjadi penulis. Ia hanya tengah gatal dengan ide-ide yang memenuhi kepala, lantas setelah menuangkannya ke dalam medium tulisan, ia berkeinginan untuk menerbitkan hasil karyanya tersebut. Di mana saat ini ada pilihan penerbitan selain penerbit mayor. Yaitu menerbitkan buku secara indie.

 

Lantas apakah ada perbedaan jika kita ingin karya kita diterbitkan melalui penerbit mayor dan penerbitan secara indie?

 

Pak Heru Patria, seorang novelis kenamaan Blitar, pada rutinan FLP Blitar, Ahad, 3 Maret 2024. Menjelaskan banyak hal mengenai seluk-beluk dunia penerbitan.

 




Pak Heru menjelaskan bahwa kita harus memahami dulu tiga jenis penerbitan. Yaitu, penerbit mayor (penerbit ternama yang menjual bukunya di toko-toko buku konvensional), penerbit indie (biasanya ada paket penerbitan, hanya dijual di marketplace baik cetak maupun digital ataupun dijual sendiri oleh penulisnya), lalu self publish (penulis bekerja kerja sama dengan penerbit indie, tapi editing, layout, tata letak, serta cover umumnya digarap penulis sendiri, dan nantinya hanya tinggal bayar biaya cetak buku yang selanjutnya dijual sendiri oleh penulis).

 

Selanjutnya dari ketiga jenis penerbitan yang bisa dipilih para penulis ini. Penulis tinggal menyesuaikan mau menerbitkann lewat yang mana.

 

Namun, satu hal yang perlu diingat adalah apakah jika kita menarget penerbit mayor, kualitas tulisan serta branding nama kita sudah sebanding dengan level mereka? Atau setidaknya besarkah peluang tulisan kita diterima mereka?

 

Hal ini lantaran penerbit mayor selalu bisa dipastikan mencari tulisan dengan peluang penjualan yang tinggi. Otomatis nama penulis serta corak karya akan sangat diperhatikan. Perbedaan selera antara penerbit mayor juga sangat berbeda. Inilah beberapa alasan mengapa penerbit mayor sulit ditembus.

 

Lalu untuk penerbitan indie, biasanya mereka menawarkan paket penerbitan. Paketnya meliputi jumlah eksemplar buku serta penyertaan ISBN atau tidak.

 

Tentu karena diterbitkan secara inidie maka penulis harus merogoh kocek pribadi sebagai ongkos terbit. Namun, nilai plusnya, penulis bebas menjual bukunya dengan margin keuntungan berapapun. Hal ini karena tidak ada sistem royalti lewat penerbitan indie. Makanya penulis bebas mencari keuntungan sendiri.

 

Sistem self publish lewat kerja sama dengan penerbit indie sama seperti penjelasan penerbitan indie di atas. Hanya bedanya paket penerbitan indie sudah termasuk pembuatan cover serta layout buku. Tidak seperti self publish yang serba mandiri dikerjakan oleh penulis.

 

Banyak pertimbangan plus minus di masing-masing jenis penerbit. Penulis bisa merencanakan penerbitan karya sesuai dengan target awal masing-masing.







No comments:

Pages