Latar belakang pendidikan saya adalah ilmu murni. Lulusan
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian. Sejak awal kuliah, tidak ada
bayangan sama sekali untuk menjadi guru kelak ketika saya lulus.
Namun, nyatanya, sekarang saya justru menjadi seorang
guru di sebuah sekolah menengah kejuruan.
Seorang guru mata pelajaran produktif di Jurusan Agriteknologi
Pengolahan Hasil Pertanian, SMK Islam Anharul Ulum, Kademangan, Blitar, yang
telah saya jalani satu setengah tahun ini.
Otomatis, begitu masuk ke dunia pendidikan saya buta arah. Termasuk bagaimana cara menggerakkan peserta didik guna mencapai pembelajaran efektif dan efisien.
Apalagi saat ini sekolah tempat saya mengajar
juga telah menerapkan Kurikulum Merdeka.
Nah, pada Senin, 20 Mei 2024 kemarin, SMK Islam Anharul
Ulum mengadakan kegiatan diseminasi dengan pemateri Bu Hanifitria Ningrum,
S.Pd. mengenai pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik, sehingga guru
tidak lagi monoton ketika mengajarkan ilmu pengetahuan.
Namun, lebih terbuka sehingga bisa menjadi fasilitator
bagi peserta didik untuk membantu proses belajar mereka yang lebih baik.
Kegiatan diseminasi pembelajaran berdiferensiasi ini
menjadi momen sangat berharga bagi saya, yang selama ini masih terus menggali banyak
sumber, mengenai bagaimana sebenarnya pembelajaran inklusif sesuai
karakteristik peserta didik.
Hingga jawaban konkritnya saya dapatkan pada kegiatan kemarin.
Bu Hani membuka diseminasi dengan santai dan sederhana. Setiap poin
pelatihan disampikan melalui praktik langsung sehingga mudah dipahami. Saya
jadi bisa membayangkan bagaimana implementasinya pada peserta didik nantinya.
Bu Hani juga menekankan bahwa tugas utama seorang guru
adalah belajar dan terus belajar. Karena waktu terus berjalan dan peradaban
akan terus berkembang.
Guru yang terus belajar akan mudah beradaptasi, sehingga
dapat selalu membersamai peserta didiknya dari waktu ke waktu.
Selain itu, kemampuan guru yang terus diperbarui
menjadikan guru tetap kompeten dalam melalui perubahan-perubahan modern yang
dinamis.
Inti dari pembelajaran berdiferensiasi adalah memahami
keberagaman setiap peserta didik yang berbeda satu sama lain. Mulai dari gaya
belajar, karakter, minat terhadap mata pelajaran tertentu, kondisi psikologis
masing-masing peserta didik, hingga motivasi belajar mereka.
Keberagaman inilah yang kemudian menjadi acuan menentukan
proses belajar terbaik bagi peserta didik.
Pembelajaran yang inklusif, sesuai dengan kondisi peseta didik akan membuat mereka lebih cepat memahami sesuatu. Bagaimana prosesnya, apa resikonya jika melakukan ini itu sehingga peserta didik bisa menarik kesimpulan sendiri dan menentukan langkah ke depannya.
Lambat laun peserta didik terlatih konsekuen terhadap
apapun yang akan mereka lakukan.
Prosesnya tidak mudah memang. Masih harus adaptasi ini itu.
Apalagi beda sekolah, beda kultur di dalamnya. Beda fasilitas akan beda
juga hasilnya. Namun, jika kita tidak lekas berbenah sekarang, mau kapan lagi?
Jika bukan kita, siapa lagi?
Tetap semangat para pendidik. Kalian semua keren, keren, keren 👍 :D
No comments:
Post a Comment