PEMBURU SERTIFIKAT - FLP Blitar

PEMBURU SERTIFIKAT

Bagikan
Belakangan ini di berbagai media sosial, baik itu akkun milik penerbit atau pribadi, menawarkan membuat antologi puisi atau cerpen dengan iming-iming e sertifikat bagi seluruh pesertanya. Bahkan disertai embel-embel setiap peserta wajib membeli minimal 1 eksemplar buku hasil eventnya.
Bagi para penulis pemula, bisa jadi hal ini sangat menggiurkan. Keinginan besar untuk menempatkan karyanya pada sebuah buku, membuat pemula gelap mata. Mengikuti berbagai event menulis hanya demi sebuah e sertifikat. 

Apakah ini salah? Tentu saja tidak! Berburu e sertifikat baik juga kalau diniatkan untuk memacu produktivitas berkarya. Namun harus pula mempertimbangkan banyak hal. Di antaranya ; 

1. Event yang mewajibkan peserta membeli bukunya sebenarnya hanyalah marketing terselubung. Penerbit model begini hanya mencari untung sendiri tanpa memikirkan perjuangan penulis dalam melahirkan karya. Bagi mereka yang paham harga pasar cetak buku, pasti paham dengan hal ini. 

2. Copa pikir apa fungsi e sertifikat yang didapat. Nyaris tak ada. Untuk hal apa pun e sertifikat itu tidak akan pernah ada gunanya. Bahkan untuk dunia literasi yang sedang dijalani. 

Kenapa demikian? Karena penerbit yang mengeluarkan e sertifikat itu banyak yang tidak kompeten. Asal punya penerbit, bebas membikin sertifikat. Sehingga tak ada jaminan bahwa sang pemilik serifikat akan makin berkibar namanya. Jadi kalau ingin berburu sertifikat pilihlah penerbit yang benar-benar mumpuni. 

3. Menghargai karya. 
    Kata ini sering dipakai oleh penerbit yang mengadakan event dan mewajibkan peserta membeli bukunya. Padahal hal itu bohong besar. Jika penerbit memang ingin menghargai karya penulis, seharusnya justru penerbit yang harus memberikan buku secara cuma-cuma kepada penulis sebagai pengganti royalti.   Jangan tertipu dengan rangkaian kalimat bujukan yang seolah menghargai karya padahal menggarong hak penulis yang semestinya. 

4. Sayangi Karya Sendiri. 
     Sebagai penulis sudah sepantasnya kita menyayangi karya kita sendiri. Penulis yang sayang pada karyanya tentu tidak akan mau jika hasil karyanya hanya ditukar dengan e sertifikat. 
Akan lebih baik jika, karya itu dikumpulkan untuk kemudian diterbitkan secara indie. Takut tak ada biaya? Tenang, banyak kok penerbit indie yang menawarkan paket penerbitan gratis, baik dengan jalur seleksi atau pun bersyarat.

Logikanya daripada uang dipakai untuk ikut event yang mewajibkan untuk membeli buku mending dikumpulkan untuk terbitkan buku sendiri. Tentu akan jauh lebih keren kan kalau nama kita sendiri yang terpampang di cover buku dari pada nama sekelompok orang.

5. Ikut event mayor. 
    Jika merasa karya sudah cukup bagus (sering menang berbagai event) ada baiknya mulai terjun ke event penerbit mayor. Kalau memang akan mendapat uang sekaligus nama mejeng di toko buku. Jadi lebih besar kesempatan untuk dikenal orang. Kalau pun kalah setidaknya kita memperoleh pengalaman berharga guna meningkatkan kualitas karya. 

So, setelah membaca tulisan ini, singkirkan niat dan keinginan untuk e sertifikat yang unfaedah. Mari mulai menghargai karya sendiri dengan menempatkannya di penerbit yang mampu melambungkan jam terbang kita sebagai pegiat literasi. 

Salam karya
Blitar, 5 Juni 2021


No comments:

Pages