Berasa Menginap di Kapal Laut - FLP Blitar

Berasa Menginap di Kapal Laut

Bagikan


Jumat, 6 Maret 2020

Kami bertiga akan menginap di hotel, namun masing-masing mendapatkan kunci.

Jadi tidak satu kamar? Tanya saya ke resepsionis.

Ternyata itu kunci untuk loker, dan kami akan menginap di Male Dormitory ; ruang menginap bersama dengan bed susun.

Padahal di antara kami ada komisioner Bawaslu Kabupaten Blitar, Pak Nur Mustofa. Ya, sekali-kali pak pejabat Bawaslu merasakan jadi anak backpacker. Hehe

Saya dapat bed atas. Bed disesuaikan dengan nomor loker. Teringat ketika masih tinggal di asrama Ma'had Al Aly, bed saya juga di atas.

Meski begitu, penginapan ini sangat nyaman. Ada selimut tebal dan handuk untuk masing-masing bed. Ada colokan, lampu baca, dan meja tempel.

Kamar mandinya pun juga luas dan bersih. Ada 3 kamar mandi dan 3 WC duduk, serta 3 wastafel. Mandinya menggunakan shower dengan pilihan air dingin dan hangat, serta disediakan sabun cair.

Jelas lebih mewah daripada asrama saya dulu.

Ternyata di lantai 2 dan 3 ada kamar khusus, yang single dan double bed, seperti hotel kebanyakan. Karena status kami peserta, maka panitia menyiapkan dormitory untuk menginap.

Jadi begini ya suasana di kapal laut? Batin saya. 

Bangunannya juga mirip kapal. Namanya saja Kapal Garden Hotel. Lokasinya di area rekreasi Sengkaling. Sejak diakuisi UMM, tempat ini jadi berubah drastis.
Selain bisa menikmati pemandangan sekitar, malam harinya disediakan kopi dan teh di dekat pintu masuk. Kopi bubuk disediakan dalam toples.

Saya meraciknya sendiri. Untung bukan kopi kemasan, melainkan kopi bubuk spesial yang rasanya sangat khas.

Entah kenapa lidah saya sangat peka pada kopi, dan sangat bersyukur malam itu ada kopi yang sesuai selera.

-00-

Selepas magrib, kami duduk di kursi panjang dekat pintu masuk hotel. Ada mantan ketua KPU Kabupaten Malang juga sedang duduk membawa beberapa bungkus kopi dampit. Beliau memang sedang berbisnis kopi.

"Untuk Sunanto," Jelas beliau.

Ternyata Cak Nanto sedang perjalanan menuju hotel. Banyak yang menyambutnya, kan Cak Nanto memang sudah jadi tokoh, apalagi jabatan strukturalnya sebagai ketua umum PP Pemuda Muhammadiyah. 

Belakangan juga ramai karena ada "kasus kauman", serta benturan dengan ketua umum GP Anshor. Meskipun sudah nampak berdamai dan beredar video keakraban mereka berdua.

Saat Cak Nanto datang, beberapa meminta foto bersama. Saya tidak ikut minta foto berdua, sebab di Convention Hall tadi sudah berfoto dengan ketua umum Naisyiatul Aisyiyah.

Berfoto dengan sosok yang lagi hits, apalagi diunggah ke sosial media, memang sensasional. Namun saya urung melakukannya.

-00-

Kami dapat voucer sarapan pagi, di lantai paling atas. Alamak, ruang makan didesain seperti mini bar. Bayangkan jika ini memang kapal laut, yang sedang melaju.

Ada banyak pilihan menu pagi itu, saya--seperti biasa--mengambil cap cay sayur, dengan sedikit nasi.

"Vegetarian?" Celetuk teman saya.

Dari lantai atas, pemandangan Gunung Arjuno terlihat jelas. Sangat indah. Gunung itu menyimpan banyak sekali misteri, termasuk adanya bekas bangunan candi.

Ya, tempat ini hanya mirip kapal laut, dan tidak sedang berlayar. Buktinya ada gunung sebesar itu. []


Kapal Garden Hotel
Ahmad Fahrizal Aziz

No comments:

Pages