IMPLEMENTASI
PEPATAH JAWA GUPUH, ARUH, RENGKUH, LUNGGUH, DAN SUGUH DALAM PELAYANAN
TERHADAP JEMAAH
DI MASJID AR RAHMAN KOTA BLITAR
Oleh : HARIYANI
Jika
Anda seorang muslim yang sedang pergi ke Kota Blitar, sangat disayangkan jika
tidak singgah di Masjid Ar Rahman. Masjid yang diresmikan pada 25
Desember 2019 oleh Gubernur jawa timur, Khofifah Indar Parawansa ini termasuk
salah satu destinasi wisata rohani terbaru di Kota Blitar. Tidak
hanya sekedar berkunjung untuk berwisata rohani, tetapi kenyamanan dan kenikmatan
beribadah di masjid ini akan ditemukan.
Bagi
mereka yang pernah beribadah di Masjid Nabawi, Madinah, ketika berada di masjid
Ar Rahman, mereka seperti mengulang kembali kenikmatan ibadah di Masjid
Nabawi, sedangkan bagi mereka yang belum pernah ke Masjid Nabawi akan
mendapat gambaran dan membayangkan berada di sana karena atmosfer Masjid Ar
Rahman Kota Blitar dibuat serasa seperti di Masjid Nabawi.
Megahnya
Masjid Ar Rahman dengan arsitektur Ustmaniyah Mamluk merupakan ekspektasi
seorang pengusaha terkenal dari Kota Blitar bernama Abah Hariyanto. Beliau
adalah seorang CEO Mayangkara Group. Setelah kali pertama ke Masjid
Nabawi, Abah Hariyanto ingin selalu mengulang khusyuknya beribadah
di Masjid Nabawi. Dari pengalaman spiritual inilah membuat beliau termotivasi
dengan kuat untuk membangun miniatur Masjid Nabawi.
Kemegahan
Masjid Ar Rahman diimbangi pula dengan pelayanan prima yang diberikan kepada
jemaah. Siapa pun akan merasakan dijadikan tamu Allah yang sangat dimuliakan
sebagaimana pepatah Jawa dalam menyambut tamu yaitu gupuh, aruh, rengkuh,
lungguh, dan suguh. Semua itu dilakukan karena pengelola Masjid Ar Rahman
mempunyai prinsip bahwa jemaah yang datang adalah tamu Allah yang akan
beribadah kepada Allah. Oleh karena itu, dapat melayani tamu Allah adalah suatu
anugerah yang luar biasa.
Pepatah
adalah peribahasa yang dijadikan sebagai nasihat turun-trmurun. Ketaatan
terhadap suatu nasihat dapat dilihat dari perilaku yang diwujudkan dalam upaya
melaksanakan nasihat tersebut atau bahkan sudah dijadikan suatu pedoman
hidup. Pedoman untuk melayani tamu jemaah di Masjid Ar Rahman ini adalah
menerapkan gupuh, aruh, rengkuh, lungguh, dan suguh.
Gupuh
Dalam
budaya Jawa, kata gupuh diartikan sebagai sikap tergopoh-gopoh menyambut tamu.
Sikap gupuh ini ditunjukkan dalam pelayanan oleh semua divisi pelayan
Masjid Ar Rahman. Ketika akan memasuki pintu gerbang masjid, sudah
disambut oleh petugas keamanan atau security. Petugas ini segera membantu calon
jemaah untuk menyeberangkan agar lancar, mudah, dan aman untuk
menuju ke masjid. Hanya pada waktu-waktu tertentu tugas tersebut, juga
dibantu oleh petugas dari kepolisian.
Di
pintu gerbang masjid telah bersiaga tiga petugas. Petugas parkir depan
berkewajiban mengecek suhu tubuh lalu memberikan nomor kartu parkir.
Pemberian nomor ini dimaksudkan untuk menjaga keamanan kendaraan agar tidak
hilang ataupun tertukar. Pengecekan suhu tubuh diberikan sebagai bentuk
kepatuhan menaati protokol kesehatan di masa pandemi yang sebenarnya juga
berimbas kepada kesehatan jemaah. Jika ditemukan jemaah yang sakit, maka
diminta dengan hormat untuk salat di rumah agar tidak menular pada jemaah yang
lain.
Petugas
parkir depan mengecek suhu calon jemaah
Pelayanan
penataan parkir oleh petugas parkir belakang ditujukan untuk
mempermudah jemaah mengambil kembali kendaraan dengan tertib sehingga tidak
terjadi kerumunan dan kemacetan. Karena banyaknya jumlah jemaah yang tidak
seimbang dengan petugas parkir belakang, dalam pelaksanaannya juga dibantu oleh
remaja masjid.
Di
jajaran halaman parkir ini juga berdiri seorang petugas pemandu atau guide yang
selalu siap memberikan arahan atau memandu jemaah yang memerlukan
berbagai informasi. Terlihat beberapa jemaah menghampirinya untuk menanyakan
pendirian masjid, peraturan di masjid, letak lokasi toilet, letak mukena,
menaruh sandal, dan lain-lain. Selain menjawab perrtanyaan jemaah, pemandu juga
bertugas untuk menanyai lebih dahulu jemaah yang terlihat kebingungan agar
Jemaah tidak merasa canggung di masjid..
Sebelum
masuk masjid jemaah akan mendapatkan layanan penyemprotan hand sanitizer untuk
menjaga sterilnya jemaah dari berbagai virus. Hand sanitizer ini berguna
untuk membunuh kuman dan membersihkan debu tangan para jemaah selain
juga menjadi peraturan protokol kesehatan yang harus ditaati. Untuk
menjaga kesucian dan kebersihan masjid, sebelum masuk masjid, jemaah juga
diminta oleh pelayan jemaah agar membilas kaki di kolam yang selalu mengalir
airnya sehingga tetap jernih dan bersih kondisinya.
Pelayanan
keamanan terhadap sandal-sandal jemaah diberikan oleh pengelola
masjid dengan cara meminta Jemaah menyimpan sandal di loker-loker
penyimpanan. Jemaah diminta memasukkan sendiri sandal ke dalam loker, mengunci,
dan membawa kunci loker yang sudah diberi gantungan sesuai dengan nomor loker
sehingga jemaah tidak kesulitan mencari di mana dia menyimpan sandalnya.
Semua
pelayanan kepada jemaah dilakukan dengan segera atau gupuh dari semua
petugas. Karena sudah terorganisasi dengan jelas, semua petugas melakukan
tugasnya dengan cekatan dan cepat tanpa diperintah karena sudah menyadari
akan kewajiban dan tanggung jawabnya.
Aruh
Kata
aruh bermakna menyapa. Memberi salam dan menyapa dengan ramah, hangat, dan
antusias menjadi ciri khas setiap pelayan jemaah. Sikap ini selalu
ditampakkan ketika berhadapan dengan jemaah. Menyapa terlebih dahulu sudah
menjadi kebiasaan agar jemaah tidak merasa canggung. Segala kebutuhan jemaah
diarahkan dengan sopan dan diiringi dengan senyuman.
Kesabaran
menghadapi jemaah yang tidak taat aturan juga selalu ditampakkan. Manajemen
emosional sudah tertata. Tak pernah ada nada marah. Tak ada nada bentakan
apalagi dengan kekerasan. Cara mengatur emosi pelayan Jemaah dengan
selalu dikontrol karena setiap ada permasalahan langsung disampaikan di grup
WhatsApp. Selain itu, setiap dua minggu sekali diadakan evaluasi kinerja
terhadap tugas dan pekerjaan mereka.
Wajah
ceria juga selalu ditampakkan oleh semua pelayan Jemaah. Tamu yang melihat
keceriaan tuan rumah akan merasa disukai kehadirannya. Wajah ceria
menggambarkan kegembiaraan tuan rumah dalam menyambut tamu.
Dengan
ramah pula penyiar sebagai seksi humas masjid menyampaikan berbagai informasi
melalui pengeras suara yang terpasang di setiap sudut ruang dan di
beberapa titik di serambi masjid sehingga semua pesan dapat ditangkap
oleh para jemaah. Seperti peringaatan-peringatan untuk selalu menaati protokol
kesehatan, membawa peralatan salat dari rumah atau bila tidak membawa bisa
meminjam. Semua disampaikan dengan nada yang ramah dan menyenangkan.
Penekanan
selalu disampaikan bahwa menyapa tamu sebagai upaya memuliakan tamu adalah
termasuk kesempurnaan dari iman. Tanpa memilah dan memilih dari status sosial
apa, semua pelayan jemaah memberikan sapaannya dengan santun dan
ramah.
Rengkuh
Makna
kata rengkuh adalah lapang dada menerima kehadiran seseorang. Hal ini sudah
menjadi moto layanan di Masjid Ar Rahman ini. Dapat memberikan layanan yang
baik adalah anugerah bagi mereka. Semakin bertambahnya jumlah jemaah adalah
hadiah dari Allah. Itulah sebabnya, bagaimanapun kondisi jemaah dilayani dengan
baik. Peringatan kepada jemaah yang melakukan kesalahan dilakukan dengan senyum
agar tidak menimbulkan kesalahpahaman.
Misalnya
saja, ada jemaah yang lupa membawa kunci loker penyimpanan sandal sehingga
kebingungan mencari di mana dia menyimpan sandalnya, pelayan jemaah tidak
menegur dengan kasar, tetapi mengingatkan dengan senyum. “Ya, sudahlah, Bu,
besok lagi kuncinya dibawa saja, biar tidak lupa tempat menaruh sandalnya.”
Kelapangan
dada para pelayan jemaah sangat mewarnai sikap mereka. Jemaah akan selalu
mengucapkan terima kasih karena telah diperlakukan dengan baik. Jemaah
merasa begitu dihargai. Sikap inilah yang membuat terharu jemaah. Begitu
rapinya menata emosi para pelayan jemaah yang kadang juga menemukan
permasalahan. Namun, bagi mereka jemaah yang melakukan kesalahan adalah jemaah
yang belum paham tata tertib. Mereka akan mengingatkan dengan senyum yang
ramah.
Makna
kata lungguh adalah duduk. Dalam budaya Jawa, tamu tidak akan duduk
sebelum dipersilakan untuk duduk, istilahnya belum
"dimanggakne". Agar jemaah merasa nyaman beribadah di Masjid Ar
Rahman, pelayanan prima dilakukan pengelola terhadap jemaah. Misalnya,
hamparan karpet indah yang langsung didatangkan dari Turki. Pengharum ruangan
yang disemprotkan langsung didatangkan dari Madinah.
Untuk jemaah yang tidak membawa peralatan salat juga disediakan peralatan salat
yang lengkap yang langsung dicuci dan diseterika dengan disemprot bau harum
oleh petugas laundry sehingga para Jemaah merasakan nyaman meskipun menggunakan
peralatan yang disediakan masjid. Penataan saf pun dengan berjarak sesuai
syarat protokol kesehatan. Tugas ini dilakukan oleh petugas saf yang
mengarahkan jemaah ke tempat yang harus sesuai dengan tanda-tanda saf makmun
agar lurus dan berjarak. Pun selalu mengingatkan untuk mengenakan masker dengan
benar untuk menjaga agar tetap dalam kondisi terhindar dari penularan
virus.
Kenyamanan
juga diberikan saat jemaah ingin ke toilet. Toilet didesain sesuai kebutuhan.
Disediakan toilet khusus jongkok, dan toilet duduk. Kondisi yang selalu bersih
dan harum membuat jemaah tidak merasa jijik. Petugas cleaning service pun
segera mengarahkan jemaah yang akan menuju ke toilet dengan ramah.
Tempat
wudu disediakan dengan begitu rapi, bersih, dan indah. Di setiap atas
kran juga disediakan tempat menggantungkan jilbab atau mungkin tas bagi jemaah
yang membawa tas, juga bisa digunakan untuk menggantungkan jam tangan.
Penyediaan sarana ini didasarkan pada kebiasaan jemaah perempuan yang
bingung menggantungkan jilbab ketika mengambil air wudu. Di samping kran tempat
wudu juga dilengkapi dengan sabun cuci tangan.
Di
serambi masjid juga dipasang tujuh layar proyektor berukuran 2 x 1,5 m. dari
layar inilah jemaah dapat melihat muazin, imam, dan tempat imam dengan jelas.
Selain itu, dengan melihat langsung sang khotib, perhatiaan jemaah
semakin terpusat ketika mengikuti kotbah sehingga rasa nyaman, tertib,
dan tenang akan ditemukan oleh setiap jemaah dalam beribadah. Ketenangan
dan ketertiban juga terciptakan karena tempat anak-anak disendirikan dan dalam
pengawasan petugas pelayan saf sehingga tidak akan diketemukan anak-anak yang
bercanda-canda atau berlari-larian.
Suguh
Kata
suguh bermakna hidangan. Menurut manajer masjid, memberikan hidangan kepada
tamu Allah menjadi kewajiban dalam rangka menghormati tamu agar tamu akan
merasa betah berlama-lama. Selain itu, memberi suguhan adalah memiliki
keutamaan yang besar. Keyakinan bahwa rezeki berasal dari Allah juga harus
disalurkan di jalan Allah dan untuk tamu Allah.
Masjid
Ar Rahman menyediakan hidangan berupa makanan dan minuman. Macam-macam minuman
yang setiap saat tersedia yaitu air mineral dingin, teh hangat, kopi, dan jahe
hangat. Dengan penyediaan jenis-jenis minuman ini, mereka bermaksud memenuhi
selera jemaah yang berbeda-beda.
Penyediaan
hidangan makanan yaitu pada saat salat Subuh, Zuhur, dan Maghrib. Bahkan pada
bulan Ramadan, juga disiapkan makan sahur bagi jemaah yang melakukan iktikaf di
masjid. Teknik pemberian hidangan ini pun dilayani dengan prima. Setelah jemaah
menempati saf salat, mereka akan meletakkan nasi kotak di samping saf salat.
Mereka tidak membiarkan mengambil sendiri. Selain menghindari kerumunan, juga
sebagai bentuk pelayanan yang memudahkan jemaah.
Petugas
yang menyediakan hidangan minuman adalah petugas dapur. Sedangkan makanan
dipesan dari tempat catering. Hariyanto Islamic center adalah
pemberi dana utama untuk menjamu tamu dengan hidangan berbagai minuman dan
makanan tersebut. Dasar pijakan mereka adalah mereka melakukan itu semua hanya
untuk investasi akhirat. Semoga Allah membalas semua kebaikan dengan limpahan
rezeki, kenikmatan, dan keberkahan.doa inilah yang selalu dilantunkan para
jemaah.
Daftar
Pustaka
https://jateng.kemenag.go.id/warta/berita/detail/gupuh-aruh-rengkuh-lungguh-dan-suguh-sebagai-wujud-pelayanan-prima
diakses 30 mei 2021
https://mukhlason.wordpress.com/2012/08/08/gupuh-aruh-dan-suguh-sebuah-filosofi-pelayanan-budaya-jawa/
diakses 30 Mei 2021
http://pakuspedia.blogspot.com/2016/04/aruh-gupuh-rengkuh-lungguh-suguh.html
diakses 28 Mei 2021
https://www.google.com/search?q=kamus+jawa+indonesia&oq=kamus+jawa+indonesia&aqs=chrome..69i57j0l4j0i22i30l5.5738j0j9&sourceid=chrome&ie=UTF-8
diakses 3 Juni 2021
https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-5011044/masyaallah-salat-di-masjid-Ar
Rahman-blitar-berasa-seperti-di-masjid-nabawi/2 diakses 3 Juni 2021
https://seringjalan.com/masjid-Ar
Rahman-blitar/ diakses 3 Juni 2021
Hasil wawancara dengan Manajer Masjid Ar Rahman : M. Khairul Khuluq dan guide Masjid Ar Rahman atas nama Nisa
No comments:
Post a Comment