WORKSHOP NARRATIVE WRITING THERAPHY (Memaknai Hidup dengan Menulis) - FLP Blitar

WORKSHOP NARRATIVE WRITING THERAPHY (Memaknai Hidup dengan Menulis)

Bagikan

Pemateri : Afifah Afra

       Yeni Mulati, itulah nama asli beliau, seorang novelis, blogger, pemimpin penerbitan, dan pegiat literasi. Beliau dilahirkan di Purbalingga, 18 Februari 1979. Saat ini ia menjabat sebagai Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Forum Lingkar Pena (2017 - 2021). Beliau juga aktif di IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia) wilayah Jawa Tengah masa bakti 2016-2022 sebagai Koordinator Divisi Buku Digital dan Pengembangan Minat Baca.Siapa yang tak mengenal beliau? Kepiawaiannya dalam menulis telah terbukti dengan enam puluh tiga karya yang telah beliau persembahkan dalam dunia kepenulisan. 
       Bukan deretan pencapaian Bunda Afifah Afra, yang membuat Oma hadir di acara ini, karena ini bukan kali pertama Oma berjumpa beliau namun materi Workshop  seakan melambai-lambai memikat jiwa.
       Lelah sudah tubuh renta ini sepulang rutinan FLP Di Dhedhaunan Waroenk. Perang batin antara berangkat dan tidak tarik ulur tiada jawab. Oma pasti tumbang kalah dengan medan pelaksanaan workshop digelar. Lantai dua Argia Academy Jl. Bengawan Solo, Pakunden Kota Blitar. Pupus sudah harapan untuk memperoleh nutrisi pada pikiran ini. Ya ... Sudahlah.  
       Belum lagi lelap berbaring, sebuah pesan dari Mbak Pujia masuk, "Oma bagaimana, jadi berangkatkah? Acaranya di lantai bawah ada sofa pula di sana. Oma pasti bisa." Semangat tumbuh kembali. Gizi untuk pikiran ini tersaji di depan Mata. Oma putuskan berangkat namun meminta ijin terlambat untuk bebersih dan menunaikan sholat ashar.
       Saat Oma memasuki ruangan, acara baru saja dimulai ada kelegaan yang tiada tara meluap dalam dada. Sebuah kursi kecil telah tersedia untukku. Mbak Farida petugas perpustakaan kota membantu banyak. Dua tiga menit sambutan ketua panitia  berakhir. Inilah saatnya menyesap materi. 
       Diawali dengan sebuah pertanyaan sederhana. "Pernahkah anda mengalami mimpi buruk yang berulang-ulang? Mengapa ini terjadi? Bagaimana mengatasi?" Materi tersampaikan mengalir seperti sungai-sungai kecil yang jernih tanpa sehelai sampah.
       Menulis bisa menjadi theraphi dalam penyembuhan luka batin. Sebagai media katarsis (penyucian jiwa), pelepasan emosi yang terpendam. Dari proses ini maka akan menghasilkan sampah yang harus segera dibuang jika kita tidak Ingin menambah beban kehidupan. 
Pembaca bisa membayangkan sendiri bagaimana ujud dari tulisan ini, jika tanpa proses penyempurnaan. Alih-alih menyelesaikan masalah namun malah menimbulkan masalah.
       Proses berkarya itu sendiri, menghasilkan dua jenis tulisan yaitu: tulisan sebagai hasil katarsis yang berfungsi membuang semua kotoran pada jiwa; dan tulisan yang terlahir dari hasil suatu pemikiran, analisa dan pelengkapan data.
       Tidak menutup kemungkinan karya hasil katarsis menjadi suatu maha karya tulisan yang terlahirkan. Namun hasil tulisan ini tidak bisa langsung dipublikasikan. Perlu pengendapan beberapa saat, pembetulan dan pemilihan kata yang sesuai, analis dan data jika memungkinkan.
       Trilogi tubuh manusia adalah jiwa; pikiran; dan fisik. Masing-masing membutuhkan makanan agar mampu tumbuh kembang yang seimbang dan maksimal.
       Dzikirullah, curhat, kasih sayang, perhatian merupakan makanan yang bergizi untuk jiwa kita.
       Lain lagi dengan nutrisi untuk pikiran bisa berupa informasi, berdiskusi, mengadakan penelitian dan hal semacamnya.  Semakin banyak membaca maka semakin sehat pula pikiran kita.        Sedangkan makanan untuk fisik kita bisa berupa berolah raga, oksigen, makanan yang bergizi.

       Writing is healing,  Menulis itu menyembuhkan… apa saja… Beberapa penelitian membuktikan hal itu. Bahwa menulis bisa menyembuhkan tekanan traumatik seseorang. Orang-orang yang menderita trauma akan tertolong dengan kegiatan menulis itu. Kalau orang-orang yang menderita tekanan trauma seperti itu bisa tercerahkan, lantas mengapa tidak dengan orang-orang yang menderita tekanan galau?
       Di penghujung kegiatan, peserta mendapat tantangan untuk menulis Yang nantinya hasil tulisan terpilih Akan dibukukan. Tema yang dipilih adalah Mimpi Buruk.
       Satu hal Yang Oma catat baik baik dalam menyemangati menulis. Gunakanlah konsep udara memenuhi ruang 
kosong, memanfaatkan semua waktu luang disetiap saat untuk menulis.
Semoga bermanfaat.


No comments:

Pages