Bagaimana Mengetahui Kepribadian Diri Sendiri? - FLP Blitar

Bagaimana Mengetahui Kepribadian Diri Sendiri?

Bagikan



| Oleh Ahmad Fahrizal Aziz
  Penikmat buku-buku Psikologi

Selain bentuk fisik, manusia satu dengan lainnya dibedakan atas kepribadian masing-masing. Namun ternyata tidak mudah mengetahui seperti apa kepribadian diri sendiri. Meskipun kita mungkin sering merasa tertarik dengan kepribadian orang lain.

Kepribadian ternyata tidak hanya dipelajari oleh ilmu Psikologi modern. Jauh sebelum itu, bahkan era Yunani kuno, kepribadian sudah dipelajari untuk membedakan manusia satu dengan yang lainnya. Peradaban lain pun tak mau kalah.

Beberapa yang masih sering digunakan adalah ilmu Astrologi (perbintangan). Karakter orang dilihat berdasar zodiak. Mereka percaya ada kaitan kosmis waktu kelahiran dengan posisi benda-benda di angkasa.

Sampai saat ini, sepertinya zodiak masih ramai dibahas, meski banyak yang menganggapnya hanya untuk hiburan. Di Majalah, Koran, Tabloid hingga media elektronik, tak jarang kita temui sajian zodiak setiap minggunya.

Selain astrologi, kita mungkin pernah tahu cara membaca kepribadian melalui gurat-gurat tangan, sekaligus berkaitan dengan nasib di masa depan. Ilmu gurat-gurat tangan itu disebut Chirologi.

Chirologi muncul karena mengetahui bahwa ternyata gurat tangan (garis tangan) masing-masing orang berbeda, namun masing-masing memiliki beberapa tipe yang hampir sama. Mereka menyakini bahwa perbedaan itu juga menandakan ciri khas sifat manusia.

Selain dua cara di atas, ilmu membaca tulisan tangan juga masih populer hingga kini, yang disebut Grafologi. Mereka yang ahli dalam ilmu ini disebut Grafolog. Ilmu ini mulai dikenal luas pada abad 19. Meski ada juga yang menyebut bahwa ilmu ini sudah eksis sejak abad 16 dengan tokohnya Cammilo Baldo dari Italia.

Cara-cara lain juga banyak dilakukan, seperti ilmu tentang kuku (Onychologi) yang melihat kepribadian dari bentuk ujung jari tangan dan kaki. Lalu ada juga ilmu tentang wajah (Physiognomi) membaca kepribadian lewat bentuk wajah, hingga ilmu tentang tengkorak (Phrenologi).

Belakangan juga familiar membaca kepribadian dari golongan darah. Bahwa ternyata setiap golongan darah punya ciri khasnya masing-masing.

Namun manakah cara yang paling populer? Dari sekian banyak cara yang ada, mungkin kita familiar dengan empat istilah ini : Koleris, Melankolis, Plegmatis, dan Sanguinis. Apalagi bagi pembaca buku-buku Dale Carnagie.

Padahal teori 4 kepribadian itu terbilang sangat lawas. Sejak era Hippocrates, Filsuf Yunani era sebelum masehi. Meski banyak dikembangkan oleh ilmuan-ilmuan modern,

Teori itu juga berkaitan dengan empat elemen : tanah, air, udara, dan api. Empat unsur/elemen itu dikenal dengan kosmologi empedokles yang menyakini bahwa alam semesta terbentuk dari empat unsur di atas.

Hippocrates kemudian membuat analisis bahwa empat unsur tersebut ada dalam tubuh manusia, yaitu :

1. Unsur tanah punya sifat kering, terdapat dalam Chole (empedu kuning)
2. Unsur air punya sifat basah, terdapat dalam melanchole (empedu hitam)
3. Unsur udara punya sifat dingin terdapat dalam phlegma (lendir).
4. Unsur api punya sifat panas, terdapat dalam sanguis (darah).

Hippocrates berpedapat bahwa keempat unsur itu harus proporsional. Jika dominan salah satunya, maka ada ketidak seimbangan sehingga membuat manusia sakit.

Berbeda dengan Galenus, tokoh yang juga mendasarkan pada teori 4 kepribadian tersebut. Ia menyatakan bahwa dalam tubuh manusia pasti ada yang dominan salah satunya. Dominasi itulah yang menciptakan ciri khas kepribadiannya.

Ketika yang dominan unsur tanah, maka ia seorang Koleris. Jika yang dominan unsur air, maka ia seorang Melankolis. Mereka yang dominan unsur udara, adalah seorang Plegmatis, dan yang dominan unsur api akan menjadi Sanguinis.

Lebih lanjutnya, silahkan dibaca buku-buku yang berkaitan dengan kepribadian di atas. Ada banyak teori, dan mungkin ada banyak penjelasan yang berbeda. Tulisan ini hanya menulis secara umum, bagaimana masyarakat dahulu, atau tokoh terdahulu mencoba membaca kepribadian manusia.

Dari semua teori kepribadian yang ditawarkan, mungkin ada yang menurut kita sesuai, mungkin juga tidak. Teori yang bermacam-macam itu juga tidak jarang yang berbenturan satu dengan lainnya.

Namun itu menjelaskan, bahwa membaca kepribadian adalah proses penelitian yang tak pernah final. Manusia terus bergerak, berubah sesuai zaman, pengalaman hidup, perasaan, budaya dan lingkungan. Selamat memahami diri sendiri. []

No comments:

Pages