Tere Liye dan Karya-Karyanya - FLP Blitar

Tere Liye dan Karya-Karyanya

Bagikan
Oleh : Siti Mutmainah



Ketika kita berbicara tentang penulis-penulis Indonesia, maka Tere Liye tak boleh luput dari daftar. Setiap karyanya hampir selalu laris manis di pasaran, menjadi best seller. Banyak dari novelnya yang diangkat ke layar lebar. Seperti Hafalan Shalat Delisa, Bidadari-Bidadari Surga, Moga Bunda Disayang Allah, dan lainnya. Dengan tema-tema sederhana, nyatanya Tere Liye berhasil mendapatkan pembacanya sendiri. 



Tere Liye menjadi salah satu penulis favorit saya. Alasannya? Bahasa yang digunakan Tere pada novel-novelnya mudah dicerna. Topik pembahasannya pun juga sederhana. Tidak jauh-jauh dari tema keluarga, persahabatan, kerja keras dan cinta. 

Nah untuk tema cinta sendiri pun bukan cinta layaknya dua sejoli yang sedang dimabuk asmara, sehingga satu novel penuh hanya terpusat pada cerita cinta mereka. Cerita cinta yang disajikan pun sederhana, serta penuh dengan nilai-nilai positif. Novel-novel dengan tipe seperti ini pastinya cocok buat kalian yang tidak terlalu suka romance. 

Novel pertama Tere yang saya baca adalah Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin. Ending novel yang seperti itu (silahkan baca sendiri novelnya) berhasil membuat saya baper berhari-hari. Dari novel inilah saya mulai berburu novel-novel Tere yang lain. Buku kedua yang saya baca adalah kumpulan cerpen Sepotong Hati Yang Baru. Buku ini pun berhasil mengaduk-aduk emosi.  

Oh iya, saya juga punya alasan lain kenapa menyukai karya-karya Tere Liye. Tere Liye berhasil membuat saya kembali menyukai aktivitas membaca setelah bertahun-tahun berhenti. Sebenarnya sejak kecil saya suka sekali membaca. Sepanjang masa SD, saya habiskan waktu untuk membaca buku-buku di perpustakaan. Hingga ada beberapa buku yang saya baca ulang, karena tiadanya buku baru. 

Memasuki SMP saya pun mencari buku-buku lagi di perpustakaan. Sayangnya buku-buku di perpustakaan itu malah membuat saya malas membaca. Bahkan sampai SMA. Bahasa yang sulit menjadi penyebabnya.  

Ya, picik sekali memang ketika berhenti membaca hanya karena bahasa bukunya yang sulit. Tapi untuk seorang anak yang baru memasuki SMP dan hanya menjadikan aktivitas membaca tidak lebih dari sekedar hobi, maka saya pikir buku-buku dengan bahasa sederhana menjadi perlu. 

Ketika memasuki dunia perkuliahan dan menemukan buku Tere Liye Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin itulah yang kemudian membuat saya kembali mau membaca. Dari novel-novel Tere yang sederhana dan genrenya yang bermacam-macam inilah saya mulai mengenal penulis-penulis lain beserta karya-karyanya.  

Hari ini, jika kalian membaca karya-karya Tere Liye dan merasa bahwa karyanya sudah tak seseru dulu waktu pertama kali membaca, atau jalan ceritanya yang mudah di tebak, maka bersyukurlah. Mengapa demikian? Itu artinya bacaan kalian sudah semakin banyak dan beragam. 

Suatu hari seorang mahasiswa yang merupakan pembaca setia novel Tere sejak SMP, mengeluhkan hal yang sama. Lalu Tere pun menjawab dengan enteng, bahwa hal itu tentu saja akan terjadi, mengingat statusnya yang mahasiswa dengan bahan bacaan yang pastinya semakin beragam dan juga tingkat kesulitan yang tinggi.  

Secara pribadi, saya ingin sekali mengucapkan rasa terimakasih kepada Tere Liye dengan karya-karyanya yang sudah membuat saya kembali suka membaca. Bagaimana dengan kalian? Adakah penulis yang membuat kalian semakin gemar membaca? 

Oh iya, satu lagi. Teruntuk kalian yang masih akan memulai membaca buku, novel-novel Tere Liye menjadi salah satu yang paling saya rekomendasikan. Lagi-lagi, bahasa sederhana yang digunakan dalam setiap novelnya, tak harus membuat kita mengerutkan kening untuk sekedar memahami. Serta genrenya yang beragam siap untuk menemani dan menghibur kalian.

Akhirnya, selamat menyelami karya-karya Tere Liye.[]

No comments:

Pages