Semasa : Tentang Rumah yang Rajut Kenangan Dua Keluarga - FLP Blitar

Semasa : Tentang Rumah yang Rajut Kenangan Dua Keluarga

Bagikan

Judul             : Semasa
Penulis          : Teddy W. Kusuma & Maesy Ang
Tebal Buku   : 146 halaman
Tahun Terbit: 2018
Penerbit       : Oak Yogyakarta

"Seberapa banyak sebuah tempat, atau seseorang, akan berbekas di hatimu, jika kenangan akannya berhenti di waktu yang dulu, dan tidak dipupuk lagi?"

-Semasa, halaman 78

***

Saya menemukan buku ini pada sebuah meja kafe; di sela bincang sore. Desain sampulnya sejenak buat saya mengernyitkan dahi. Lalu sebuah kata terbaca mata. Semasa. Judul sederhana, namun mungkin miliki makna yang dalam.

Sudah lama sekali saya tak menemui buku-buku fiksi, meski nyatanya sangat rindu kembali pada rutinitas itu. Semua tersebab aneka modul kuliah yang minta dibaca lebih dulu--dan sering, demi ujian akhir dua bulan lagi.

Namun, buku ini berhasil membuat saya benar-benar penasaran. Saat itu juga, saya putuskan membawanya pulang sejenak. Sang pemilik buku mengiyakan dengan senyum. Saat buku ini berpindah ke tas saya, sejujurnya saya tak yakin, apakah akan bisa segera menyelesaikannya. Tapi tak apalah. Akan coba saya usaikan selekasnya.

***

Semasa mengisahkan Coro dan Sachi, sepasang sepupu yang bertemu kembali dalam perjalanan ke Rumah Pandanwangi, tempat yang mereka tinggali di masa kecil. Tak hanya menjadi saksi bisu semua kisah kanak-kanak mereka, rumah ini pun istimewa karena di-desain sendiri oleh Bapak Coro dan Bibi Sari yang merupakan ibunda Sachi.

Setiba di sana, mereka harus menerima kenyataan bahwa Rumah Pandanwangi akan dijual. Bibi Sari dan suaminya berencana pindah ke Yunani dan membeli rumah di sana. Di saat itulah Coro dan Sachi mengingat segala kenangan masa kecilnya. Terkuak pula hal-hal yang selama ini hanya dipendam sendiri oleh Coro. Sachi pun tergerak untuk membuat pengakuan atas beberapa rahasia.

Di luar dugaan, Bapak Coro ternyata tak setuju jika Rumah Pandanwangi dijual. Bibi Sari bimbang. Di satu sisi, ia amat mencintai rumah itu dan tak ingin jauh dari kakaknya. Namun, di sisi lain, ia tak bisa menolak permintaan suaminya untuk pindah ke Yunani.

Lalu bagaimana dengan Coro dan Sachi? Berada di pihak manakah mereka? Akankah mereka siap kehilangan Rumah Pandanwangi yang sarat kenangan itu?

***

Ada tiga hal yang membuat saya tertarik pada novel ini. Pertama, tema yang diusung. Jika kebanyakan novel bertema cinta pasangan kekasih atau suami istri, novel ini justru bertema keluarga.

Yang kedua, alur ceritanya, yang maju-mundur, namun tetap enak dinikmati. Cara penulis mendeskripsikannya, seperti bisa membawa pembaca masuk dan mengalami langsung tiap jengkal ceritanya.

Dan yang ketiga, tentu gaya bahasa penulisnya. Jika boleh saya katakan, jarang sekali saya temukan gaya bahasa seperti milik Teddy dan Maesy ini.

***

Semasa menjadi salah satu novel yang saya rekomendasikan untuk dibaca. Sambil ditemani alunan instrumen dan kopi hangat, mungkin...[]

"Bagaimana segudang kenangan hendak diwakili oleh satu atau dua benda?"

-Semasa, halaman 138

18 Oktober 2018
Adinda RD Kinasih

Foto oleh : Fitriara
Tulisan ini dapat pula dibaca di sini.

No comments:

Pages