Rutinan FLP Blitar : Eksekusi Puisi untuk Antologi - FLP Blitar

Rutinan FLP Blitar : Eksekusi Puisi untuk Antologi

Bagikan

Sampai di rumah Alfa Anisa yang sekaligus menjadi Rumah Cahaya FLP Blitar pukul dua siang, membuat saya sedikit kelabakan. Bagaimana ini, masa MC-nya telat, begitu pikir saya.

Namun, saat memasuki halaman, saya hanya menemukan Pak Budiyono Narsih, Ryan Adin, Ana Fitriani, Kak Fahri, Irsyad, dan Alfa tentunya.

Setelah sekitar setengah jam mengobrol sambil menunggu kedatangan teman yang lain, akhirnya rutinan saya buka. Selanjutnya, kultum disampaikan oleh Alfa, yang menceritakan pertemuan dengan temannya yang seorang novelis. Teman Alfa sempat menyampaikan sebuah pesan, bahwa "sejarah itu bukan untuk ke masa lalu, tapi sebagai kaca benggala di masa depan."

Usai kultum, dilanjutkan dengan agenda eksekusi puisi untuk antologi. Puisi yang dibedah kali ini adalah karya Ryan Adin dan Ana Fitriani. Puisi karya Ryan berjudul Surat untuk Desa, yang ternyata ada lima bagian. Sementara, puisi Ana Fitriani bertajuk Rindu Mamak dan Sewindu.

Bedah puisi berlangsung santai, diselingi bincang ringan dan canda tawa. Tak lupa, ditemani jenang jagung, molen, tape, bakso buatan sendiri, juga kopi dan teh. Tak lupa, kami menengok kembali arsip lama FLP Blitar sejak tahun 2008. Ada beberapa majalah, novel, juga foto-foto lama.

Hingga rutinan ditutup pukul empat sore, tak ada teman lain yang datang. Rupanya banyak yang berhalangan hadir hari ini.

Terimakasih Alfa, untuk jajanannya, juga tambahan ilmu tentang per-puisi-an. Bagi yang belum mengumpulkan puisi, masih ditunggu hingga 7 September mendatang.

Salam Berbakti, Berkarya, Berarti.[]

Ahad, 3 September 2017
Adinda RD Kinasih

No comments:

Pages