Buku Paling Inspiratif Versi Saya (2) - FLP Blitar

Buku Paling Inspiratif Versi Saya (2)

Bagikan
17 Tahun Usiaku (Anak yang Terlahir 500 Gram dan Buta) – Miyuki Inoue
Miyuki Inoue, lahir di Fukuoka, Jepang, pada 21 Agustus 1984. Dia lahir prematur dengan berat 500 gram—disebabkan kondisi psikologis sang ibu yang tak stabil akibat wafatnya sang suami saat berdinas di Hiroshima. Hal itu membuat Miyuki harus ditempatkan di inkubator. Awalnya, dokter mengatakan bahwa Miyuki hanya bisa bertahan dua sampai tiga hari saja. Namun, sang ibu tidak mempercayai vonis itu. Setiap hari, ibu menunggui dan memberinya semangat untuk tetap bertahan.

Saat usia Miyuki lima bulan, barulah diketahui bahwa ia menderita tunanetra. Ibunya sangat terpukul mendengar kabar itu, dan sempat berniat mengajak Miyuki bunuh diri. Untung saja ia mengurungkan keinginan itu. Ketika Miyuki memasuki usia tujuh bulan, ibunya membawanya pulang. Ia memutuskan untuk mendidik Miyuki dengan caranya sendiri.

Sejak kecil, ibu melatih Miyuki untuk mandiri. Bahkan, ia tidak menyuapi Miyuki saat makan, atau menolongnya saat jatuh. Misalnya, ketika Miyuki menabrak papan iklan saat main di taman, juga saat jatuh dari tangga di rumahnya. Melihat Miyuki yang mengaduh kesakitan, sang ibu hanya berkata, “Makanya kalau jalan hati-hati.”
Hal ini menimbulkan anggapan dari orang sekitar, bahwa ia adalah ibu yang jahat dan tidak mempedulikan anaknya. Namun, ia tetap bertahan pada cara itu. Justru didikan seperti inilah yang menjadikan Miyuki lebih berhati-hati dan mandiri.

Tak hanya itu, sang ibu pun mengajari Miyuki menghafal bagian-bagian rumah, alat-alat rumah tangga, juga beraneka bentuk dan rasa makanan. Ia juga mengajarkan Miyuki cara melakukan pekerjaan rumah tangga, seperti memasak, menjahit, dan membersihkan rumah. Walupun hasil kerja Miyuki tak sempurna, ibunya selalu menghargainya.

Saat kelas tiga SMP, Miyuki memenangkan lomba pidato untuk tunanetra di tingkat nasional, dan karyanya pun dimuat di koran. Pidato itu berisi kisah Miyuki saat belajar naik sepeda. Tak disangka, banyak orang yang ingin mendengar kisah itu, dan akhirnya pidato itu dijadikan bahan seminar pertamanya.
Berkat pidato itu pula, Miyuki mendapat kesempatan menerbitkan buku perdananya (buku ini), saat ia duduk di kelas satu SMA. Bahkan, kemudian sang ibu mengikuti jejaknya menulis buku, setelah menerima banyak surat dari orang-orang yang ingin mengetahui perjuangannya dalam membesarkan Miyuki.

Ketika saya membaca autobiografi yang pertama kali diterbitkan tahun 2002 di Jepang ini, saya seperti bercermin. Sejarah lahir Miyuki hampir sama dengan saya. Saya pun lahir prematur di usia kandungan enam bulan, dengan berat 1,7 kilogram, dan harus di-inkubator selama sebulan. Dan itu membuat kondisi kaki kanan saya jinjit, dan saya juga kidal.

Buku ini membuat saya lebih mensyukuri hidup saya sekarang, juga menyadarkan saya bahwa tak ada kata “menyerah” untuk berjuang, melakukan hal baru, serta berusaha melampaui diri sendiri. (*)

No comments:

Pages