Mungkinkah Gunung Pegat Dulunya Semacam Candi Borobudur? - FLP Blitar

Mungkinkah Gunung Pegat Dulunya Semacam Candi Borobudur?

Bagikan

Pada tahun 1814, Sir Thomas Stamford Raffles memerintahkan H.C Cornelius untuk menyelidiki sebuah "gundukan" purbakala di Desa Borobudur, Magelang.

Saat itu, S.T Raffles adalah Gubernur Jenderal Britania Raya di Jawa, yang dikenal gandrung dengan sains. Bunga Refflesia adalah salah satu yang ditemukan, yang ternyata adalah bunga endemik.

Sebelum dipugar dan tampak bangunan purbakala, Candi Borobudur dulu penuh semak belukar, berbentuk segitiga, seperti "anak gunung". Bisa jadi Candi itu tertutup letusan Gunung Merapi dan Gunung lain di sekitarnya, selama ratusan tahun.

59 tahun setelah perintah penyelidikan itu, monograf pertama Candi Borobudur baru diterbitkan. Butuh lebih setengah abad untuk meneliti, belum ke tahap pemugaran.


Pemugaran baru dilakukan tahun 1900 hingga 1940, dan terhenti karena pecah Perang Dunia II.

Setelah bangsa Indonesia merdeka, perhatian kepada Candi Borobudur pun kembali digalakkan, lewat bantuan UNESCO. Mereka pun mendatangkan Prof. Dr. C. Coremans ke Indonesia dan melakukan penelitian lebih lanjut.

Rencana pemugaran pun diteken Presiden pada 1963, namun harus terhenti karena peristiwa G30S PKI yang menyita energi bangsa Indonesia.

Usaha itu tak berhenti. Pada 1968 UNESCO setuju untuk menyelamatkan Candi Bodobudur. Badan pemugaran pun dibentuk pada 1971, dengan ketua Prof. Ir. Roosseno, yang adalah sahabat Bung Karno waktu kuliah di THS.

International Consultative Committee pun juga dibentuk. UNESCO membantu dana 5 Juta dollar US. Total anggaran yang dibutuhkan adalah 7.7 Juta dollar US, ada juga yang menyatakan 6,9 Juta dollar US.

Pada 1991, Candi Borobudur menjadi Situs Warisan Dunia oleh UNESCO, dan mungkin kita kenal kemudian sebagai satu dari 7 keajaiban dunia.

Setelah itu, diskusi dan kajian tentang Candi Borobudur menghiasi ruang-ruang seminar. Konon Borobudur didirikan sekitar tahun 800-an masehi oleh Wangsa Sylendra. Itu berarti usianya kini lebih dari 1.200 tahun.

Gunung Padang hingga Gunung Pegat Blitar

Lain cerita dengan situs Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat. Konon situs itu malah lebih tua lagi, sejak zaman batu, dengan model Punden Berundak.

Melihat foto-fotonya juga tampak seperti piramida. Spekulasi pun berkembang, orang mulai mengaitkan peradaban besar Sundaland zaman dulu.

Melihat berita dan diskusi tentang Gunung Padang, kita sebagai warga Blitar sekilas mungkin langsung mengingat Gunung Pegat di Ponggok, Kabupaten Blitar.

Apakah Gunung Pegat dulunya juga bagian dari peradaban besar zaman itu? Kalau iya sejak era apa? Apakah satu zaman dengan Gunung Padang atau sudah masuk era-era kerajaan?

Tentu perlu diteliti, termasuk banyaknya bebatuan candi yang berserak di atasnya. Namun itu butuh usaha dan energi yang besar juga.

Jika kita melihat sejarah pemugaran Candi Borobudur, betapa besar dana yang dibutuhkan dan juga waktu yang tak sebentar, dari era Raffles hingga Soeharto.

Gunung Pegat dari kejauhan juga tampak seperti piramida. Persis seperti Gunung Padang atau cerita Candi Borobudur sebelum dipugar.

Sejauh ini, yang terkenal dari Gunung Pegat baru mitos-mitosnya. Mitos Semar, Petruk dan Gareng yang membelah gunung sehingga pegat atau berpisah.

Lantas kenapa mereka menyumpahi pasangan kekasih yang datang kesana akan berpisah? Apa kepentingannya?

Namun kemungkinan Gunung Pegat jadi gundukan karena tertutup abu letusan Gunung Kelud, selama ratusan tahun, diguyur hujan juga selama ratusan tahun, dan jadilah gunung. []

Blitar, 26 Oktober 2021
Ahmad Fahrizal Aziz

No comments:

Pages