“KEPO” DASAR KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT
MENINGKAT TIGA KALI LIPAT
OLEH: RAHAYUNINGTYAS
Membaca merupakan perintah penting yang ada di kitab suci Al Quran. Demikian jelas tertulis kalimat, yakni iqra’ (bacalah!). Berdasarkan perintah itulah inspirasi para pejuang literasi dalam menggelorakan membaca di setiap kegiatan. Membaca merupakan salah satu pilar penting dalam kegiatan berbahasa yang lain, di antaranya berbicara dan menulis.
Betapa tinggi manfaat membaca bahkan telah teruji kebenarannya bahwa tokoh-tokoh penting di bumi ini kesuksesannya ditunjang oleh tingkat kegemarannya dalam membaca. Terinspirasi dari perilaku mereka dalam membaca sehingga arahan-arahan bijaknya begitu menyekat, seperti berikut ini; “Bacalah buku untuk mengembangkan wawasan jikalau bicaramu ingin diperhitungkan orang dan membaca lah sedikitnya 10 buku sebelum kamu menulis 1 buku jika ingin tulisanmu berbobot dan memberi pesan kehidupan kepada pembaca.
“Bagaimana cara mereka membaca ya?” Marilah kita tilik kisah seorang instruktur membaca Steve Snyder pernah membaca dengan kecepatan 5.000 kata per menit (kpm). Ia menjelaskan bahwa kecepatannya setinggi itu masih tergolong biasa (jogging speed) karena sprint membacanya bisa mencapai 10.000 (kpm) dan bisa memahami apa yang dibacanya. Steve Snyder menyampaikan prinsipnya apabila membaca dengan gerak cepat maka orang akan lebih memusatkan perhatian, sebaliknya apabila membacanya pelan-pelan maka perhatian seseorang akan semakin tidak fokus dan bergeser kemana-mana.
Kendala utama manusia dalam membaca cepat sebenarnya berasal dari budaya yang dimiliki sejak dari kecil. Orang tua atau guru membiasakan melatihkan membaca dengan mengeja tidak ditekankan pada konsep kata. Ketika akan mencari informasi dari buku, masih melatih mengenal kata atau kelompok kata. Singkat kata kecepatan di atas dihambat oleh membaca setiap kata, melafalkan kata, gerak bibir diperlihatkan, gerak kepala yang mengikuti kata per kata yang dibaca, keraguan memahami isi bacaan (cenderung mengulangi materi yang dibaca) dan suara dalam hati sehingga kecepatan membacanya sama dengan kecepatan berbicaranya.
Kendala eksternal membaca adalah mitos yang berkembang di kalangan masyarakat. Mitos itu adalah; anggapan bahwa hanya orang cerdas dan memiliki bakat khusus yang bisa membaca cepat, membaca sampai 10.000 (kpm) itu bualan belaka, membaca cepat itu tidak nikmat dan membaca cepat itu tidak mungkin bisa dilakukan.
Padahal fakta yang terjadi di masyarakat ternyata setiap menusia memiliki sikap “kepo”. Rasa ingin tahu tersebut ditemukan dengan membaca. Hampir semua orang yang ingin mencari informasi dilakukan dengan membaca buku atau sumber bacaan. Fakta lain menunjukkan bahwa manusia yang hobbinya membaca tentu sangat menikmati terbukti banyak orang yang bisa menyelesaikan dengan cepat. Membaca cepat dapat dipelajari semua manusia dari semua golongan usia.
Berangkat dari mitos dan fakta di atas membaca cepat beserta efektifitasnya dasarnya adalah sikap keingintahuan besar “kepo” yang dimiliki setiap orang. “Kepo” tersebut berguna membantu mempercepat membaca. Rasa ingin tahu juga dapat dipragmatiskan dengan cara mengajukan pertanyaan tentang materi, pesan dan inti ide yang dibaca. Kaidah yang digunakan yaitu (what, when, where, why, how dan how many) adalah 7 pertanyaan yang dapat digunakan untuk membantu mempercepat membaca dan memahami materi bacaan.
“Kepo” dapat direalisasikan dengan cara; Membuat pertanyaan sebanyak-banyaknya baik yang masuk akal atau tidak masuk akal. Jangan lupa menggunakan pedoman 5W + 2H. Gunakan otak atau cara berpikir yang radikal (pemetaan otak atau berpikir sampai ke akar persoalan) sehingga mendapatkan jawaban yang bijak. Contohnya; akan mendapatkan informasi tentang “patung” maka tujuh pertanyaan akan apa, kapan, di mana,mengapa, siapa, bagaimana dan berapa dapat membantu mengungkapkan semua materi bahan bacaan.
Adapun trik khusus membaca cepat yang dilakukan: Harus “kepo” memahami dulu tujuan membaca cepat yaitu agar mendapatkan informasi dari buku atau sumber bacaan. Selanjutnya tahap awal hendaknya membaca judul dan sinopsis buku untuk memprediksi apakah isi buku sesuai dengan informasi yang dibutuhkan. Berikutnya meneliti daftar isi dan tema tulisan, agar menarik dan membacanya menyenangkan. Selanjutnya membaca dengan menyelesaikan satu tema tulisan yang bermanfaat untuk merangsang pikiran sehingga ingin menyelesaikan tema yang segar lainnya. Dianjurkan agar membaca cepat bisa meningkat berkali lipat adalah setiap membaca satu tema harus membuat ringkasan singkat dengan bahasa yang mudah difahami sehingga jika informasi atau topik yang sama sewaktu-waktu dibutuhkan sudah memiliki bahan.
Membaca dikatakan cepat tiga kali lipat apabila seseorang yang keterampilan membaca biasa menyelesaikan sebuah buku 300 halaman dalam satu minggu dengan membaca cepat bisa diselesaikan sehari saja.
Hasil “kepo” adalah realita yang terjadi dalam khasanah membaca cepat. Maksudnya; menentukan apakah bahan bacaan relevan atau tidak. Dengan membaca cepat sangat membantu mempercepat menguasai informasi dan lebih baik. Selain itu melalui membaca cepat seseorang dapat lebih baik memahami bacaan. Juga membaca cepat bisa membawa pembaca fokus pada materi atau ide dan hubungan antar pemikiran yang ada.
Pengaruh internal untuk memuluskan jurus jitu di atas adalah sikap membaca. Sikap sangat berpengaruh terhadap tingkat kecepatan membaca. Sikap membaca yang dimaksud adalah jarak antara mata dan bahan bacaan atau tulisan. Ketentuan jarak ini adalah tidak terlalu dekat dan juga tidak terlalu jauh. Riel ukuran idealnya 30 cm antara mata dan tulisan. Terlalu dekat akan mengurangi bidang pandang dan terlalu jauh membuat mata bekerja terlalu keras. Gaya lama para orang tua, mengenai gerak tangan ketika membaca sangat dianjurkan. Tangan kiri membuka buku tangan kanan untuk menunjuk tulisan berguna membantu mata supaya bergerak lebih cepat.
Adapun mental performent disarankan kepada pembaca agar selama proses membaca dibutuhkan konsentrasi tinggi. Untuk itu seorang pembaca perlu melatih konsentrasi secara terus menerus dan tepat. Misalnya; mencocokkan, menelusuri garis (lacak dunia), menghitung titik yang rapat dan banyak lagi teknik latihan konsentrasi lainnya. Tidak kalah pentingnya pada saat membaca hendaknya tubuh pembaca relaks. Posisi ini menguntungkan untuk upaya penyerapan informasi sehingga mampu meningkatkan kecepatan membaca. Seluruh tubuh diusahakan relaks baik punggung, leher, pantat, kaki dan tanggan. Tempat duduk pun dari segi ukuran lebar dan tinggi serta posisi harus mendukung.
Dikarenakan pentingnya membaca cepat sering berbagai latihan dilakukan untuk meningkatkan membaca cepat. Latihan diarahkan pada langkah tepat dan cepat menentukan kata kunci, menentukan, paraphrase (kelompok kata), mefiksasi (kemampuan menangkap beberapa sekaligus) ide pokok (informasi yang dicari) dan latihan daya ingat.
Langkah menanggulangi hambatan membaca yang biasa dialami masyarakat adalah ketika membaca fokus pada informasi yang ingin diperoleh (kata yang di tengah), tidak mengartikan setiap kata, tidak membunyikan kata, tidak menggerakkan bibir, terus saja menuntaskan membaca kalimat atau paragraf dan tidak menggerakkan kepala ketika membaca. Tidak apa-apa melebarkan pergerakkan bola mata tetapi fokus di tengah terus menurun secara cepat.
Hal terpenting perlu diingat bahwa fondamen dari membaca cepat adalah kemampuan mengenali kata. Kemampuan mengenali kata menjadi penting karena manusia mampu memproses informasi dengan kecepatan yang sangat tinggi. Oleh karena itu membaca cepat bisa meningkat tiga kali lipat dengan “kepo” langsung pada informasi yang dibutuhkan dalam buku sedangkan kata yang lain tidak perlu “dikepoi” (abaikan saja).
Kesimpulannya tiada hari tanpa membaca, sudah tidak alasan lagi untuk tidak membaca. Membaca cepat ternyata mudah, dengan “kepo” yang pasti dimiliki setiap manusia terdapat jurus jitu menyelesaikan persoalan yang menghambat membaca dan membaca cepat dapat meningkat tiga kali lipat.
No comments:
Post a Comment