NGABUBUREAD EDISI 4: KONSPIRASI ALAM SEMESTA - FLP Blitar

NGABUBUREAD EDISI 4: KONSPIRASI ALAM SEMESTA

Bagikan

Konspirasi Alam Semesta karya Fiersa Besari merupakan salah satu novel mebicarakan tentang kisah cinta Juang dan Ana. Melalui campur tangan alam semesta, mereka dipertemukan dan menjalin kisah cinta lengkap dengan suka dukanya. Novel ini dikemas dengan cukup sederhana namun memiliki atensi tersediri dari setiap plot dan diksi yang disajikan. Terlebih buku ini dilengkapi dengan sebuah album lagu karya Fiersa Besari sendiri. Album ini terdiri dari beberapa lagu yang liriknya bisa dijumpai di dalam rangkaian cerita novel ini. Membaca sambil mendengarkan lagu yang senapas pastinya menawarkan pengalaman yang menarik.
Sedikit ulasan di atas, merupakan menu utama yang kita bahas dalam Ngaburead Edisi ke-4, program rutinan daring FLP Blitar selama Ramdhan di tengah pandemic. Agenda rutinan ini menawarkan perbincangan ringan sembari menanti waktu buka puasa. Kali ini, forum dipandu oleh Ulil dan diulas oleh Adinda.
Kegiatan diawali dengan pembukaan yang dilakukan oleh moderator, dilanjutkan pemaparan ulasan oleh pengulas, kemudian mengupasnya bersama, dan akhirnya ditutup dengan penarikan gambaran umum oleh moderator, serta bacaan hamdallah bersama-sama.
Moderator membuka forum tepat pukul 16.00. selanjutnya memberikan kesempatan kepada  pengulas untuk menyampaikan hasil ulasan mengenai novel tersebut. Berikut ulasannya:
Novel ini adalah karya kedua Fiersa Besari. Seorang penulis, musisi, juga pegiat alam.
Terbit tahun 2017, dan mencapai cetakan ke-4 di tahun yang sama. Selain menawarkan alur cerita yang apik, novel ini pun punya keunikan tersendiri.
Sebab, ada sebuah album musik yang juga bertajuk "Konspirasi Alam Semesta" yang berisi 14 lagu. Judul-judul lagu dalam album ini juga menjadi judul setiap bab dalam novelnya.
Tokoh:
1. Juang Astrajingga:
Seorang jurnalis dan penulis, yang juga senang bertualang ke pelosok Nusantara, mendaki gunung, juga menjadi sukarelawan di daerah bencana.
Di masa kecil, Juang sering diolok-olok sebagai anak mantan tahanan politik. Sang Ayah memang sempat diasingkan ke Pulau Buru selama 10 tahun. Padahal sebenarnya, sang pamanlah yang sempat menjadi anggota Lekra. Ini membuat keluarga Juang ikut terbawa dan dituduh berada di golongan "kiri".
2. Ana Tidae:
Gadis yang berhasil mencuri hati Juang. Mereka bertemu secara tak sengaja di depan kios buku, lalu jadi makin dekat karena Juang mewawancarainya terkait sang ibu yang menjadi sinden legendaris dan berprestasi, namun seakan dilupakan oleh negara.
3. Dude Ginting:
Sahabat Juang yang menemaninya mendaki gunung dan menjelajah Indonesia.
 4. Fatah Dublajaya:
Adik Juang yang selalu menjadi kebanggaan bagi sang Ayah.
Garis Besar Cerita:
Secara garis besar, novel ini bercerita tentang cinta. Bagaimana alam semesta bekerjasama mempertemukan 2 orang melalui serangkaian momen yang tak disengaja.
Juang dan Ana pun memulai kisah cinta mereka, lengkap dengan suka-dukanya. Terpisah jarak antara Bandung dan Papua, mantan kekasih Ana yang kembali mendekat, hingga penyakit Ana yang tidak Juang ketahui.
Pada akhirnya, mereka berdua berhasil melewati semua rintangan itu, dan bersanding di pelaminan. Di usia pernikahan mereka yang baru sebentar, Ana harus merelakan suaminya pergi ke daerah bencana. Rupanya, Ana telah mengandung anak mereka saat itu.
Namun sayang, Juang mengembuskan napas terakhirnya di sana. Tinggallah Ana bersama anak semata wayangnya, yang bernama Ilya Astrajingga. Ilya adalah kata-kata yang sering diucapkan Juang pada Ana, I Love You Always.
Keunikan lain dari novel ini adalah gaya bahasa penulis yang tidak biasa.
Salah satu contohnya, pada bab pertama, kalimat pembukanya adalah Bandung sedang berangkat menuju senja.
Selain itu, lirik-lirik lagu karya Fiersa pun memiliki daya tarik tersendiri. Misalnya pada lagu Bandung, yang turut jadi bagian dalam novel ini.
Sebagian liriknya adalah: Bernostalgia di taman kota. Menikmati renjana yang membiru. Aku terpikat berulangkali oleh sejuta pesonamu. Di kota ini, aku temukan rangkuman persahabatan dan rasa cinta. Bandung, ku pasti kembali”

Setelah memaparkan ulasan, peserta di dalam grup diperbolehkan untuk memberi tanggapan. Dimulainya diskusi bersama.
Gatra, salah satu peserta di grup, memberikan tanggapan yang cukup konstrukif mengenai novel ini, “Novel ini menurut saya pribadi tidak begitu berat. Jika saya membaca Bumi Manusia, atau Supernova harus ada bagian-bagian yang saya baca ulang, tapi novel ini tidak, langsung saja mengalir sampai laut. Beberapa kali alurnya juga sesuai dengan tebakan saya. Akan tetapi saya terkesan dengan novel ini, sialan, saya benar-benar terkesan. Karena Fiersa sangat berhasil menyeret saya ke dalamnya. Kebetulan dunia yang disajikan dalam novel tersebut hampir semuanya adalah dunia saya. Puisi, musik, pendakian, alam bebas, petualangan, relawan, film, perlawanan, kebebasan. Selain itu diksinya juga keren.”
Selanjutnya diskusi berlangsung dengan cukup baik, meski terhitung tidak lebih dari lima orang yang memberikan tanggapannya. Dari sekian tanggapan yang disampaiakan, pada intinya, para peserta sepakat bahwa, novel karya Fiersa Besari ini merupakan sebuah novel yang ringan dibaca, namun tetap lugas, dan bisa dinikmati.
Hingga akhirnya, tepat pukul 17.00, moderator menyampaikan hasil diskusi secara singkat, kemudian menutupnya dengan bacaan hamdallah bersama-sama.[]



No comments:

Pages