Di Beranda Waktu Senja

Di beranda waktu senja

Kita duduk bersama

Di tikar lusuh setengah basah

Bersandar di dinding batu bata

Beginilah cara kita memuliakan hari, katamu

Setelah lenguh penat kita lalui maka,

Pada senja lah kita menundukkan kepala dan menyatukan hati

Kau bersenandung, melagu tentang betapa detik telah berjalan begitu cepat

Kita bertemu tanpa ragu

Dan menua bersama

Menjalani titah semesta

Kita pernah lapar, kedinginan dan sepi.

Tanpa seorang pun tahu dan perduli

Tentang nasib kita esok hari

Dan aku pun tidak pernah berpikir akan meninggalkanmu

Karena kepapaan yang menjadi garis takdir kita

Di Beranda senja hari, kau mengajakku melagu menyanjung Hari

Karena tidak patut kita mengeluhkan apa yang tidak kita dapat dari Semesta

Peribadatan bukan untuk mengutuk dan merajuk

Tapi seni untuk menikmati dan bahagia

Mensyukuri dan menjalani keindahan-Nya

Sepedih apa pun lakon kita

Di Beranda Waktu senja,

Angin bertiup semilir

Kau rebah di pangkuanku sambil memejamkan mata

Kuusap usap rambut hitam mu

Dan kau memegang erat tanganku

"matahari kan tenggelam. Tapi cintaku padamu tetap terbit di atas awan. Melewati batas detik, jam, hari, dan usia."

Di Beranda waktu senja,

Kepada Semesta aku berdoa

Lirih berisik tanpa kata

8 Mei 2020

Sumber Gambar: 

https://images.app.goo.gl/J86FqotoF7EqTmxy8