Ramadan Sarat Kejutan - FLP Blitar





Ramadan selalu identik dengan sukacita. Segala aktifitasnya selalu sarat riuh dan kebersamaan. Berburu takjil di pusat kota, buka bersama, shalat Tarawih berjamaah di masjid, sahur on the road, sampai i'tikaf di masjid.

Tak heran, bulan penuh berkah ini selalu dinanti setiap tahunnya. Tak terkecuali tahun ini. Meski ternyata Ramadan tahun ini hadir tak hanya bersama berkah dan ampunan, tapi juga berikan kejutan.

*

Ya, Ramadan kali ini harus dijalani di tengah pandemi. Sebagian besar orang mengakrabi rumah masing-masing sejak dua bulan terakhir. Bekerja dan belajar, serta beribadah di rumah. Kiranya inilah saat segala canda jadi nyata.

Dulu sebagian kecil kita kerap berandai, bagaimana bila libur semester jadi lebih panjang. Saat Ramadan libur sebulan. Bagaimana kalau Ujian Nasional ditiadakan.

Sekarang, siapa sangka semua khayal itu jadi nyata. Bahkan malah lebih memerihkan. Banyak karyawan; yang awalnya diliburkan, jadi diberhentikan dari tempat mereka bekerja. Para pasien akibat pandemi ini pun terus bertambah setiap hari.

*

Bagi saya, wabah ini cukup membawa perubahan berarti. Bukan, bukan soal pekerjaan. Saya masih pergi bekerja setiap hari. Tak ada libur bergilir, apalagi WFH.

Namun, hilangnya rutinitas tiap akhir pekan ternyata sempat menyedihkan saya. Keinginan bertemu teman, pergi ngopi, atau sekadar mengelilingi kota kini harus ditunda. Rutinitas saya tak ada beda setiap harinya: pergi kerja - pulang. Di hari Minggu, diam di rumah masih jadi pilihan yang satu.

*

Begitu pula ketika Ramadan tiba. Di hari pertama kemarin, saya sahur dan berbuka bersama orangtua dan adik. Shalat Tarawih pun saya lakukan di rumah.

Tak adanya takjil yang terhidang di meja, ternyata tak terlalu berpengaruh. Masakan Ibu bersama teh hangat ternyata lebih dari cukup. Apalagi kali ini, kursi makan lengkap terisi. Bersama rangkum cerita yang terlontar di sela kunyahan.

*

Rupanya, datangnya wabah ini bawa hikmah. Pandemi ini mengajarkan kita banyak hal. Salah satunya kebersamaan dengan keluarga, yang tentu amat berharga.

Tapi, yang terpenting saat ini. Semoga Ramadan tetap bisa kita jalankan dengan semangat tinggi, meski segala gerak dan kegiatan harus rela dibatasi.

Semoga makin banyak pasien yang sembuh dan tak ada lagi yang tertular. Semoga pandemi ini lekas pergi. Hingga, saat Idul Fitri tiba nanti, kita benar-benar bisa berjabat tangan, dan tak ada lagi jarak yang harus dijaga. Aamiin...[]

25 April 2020
Adinda RD Kinasih


Sumber Gambar : Instagram @quransayings

No comments:

Pages