PUISI NO 014
Tetes Air Mata Bergulir Di Antara Dahan
Sunyi menyelimuti rimbun daun di keremangan bangku taman
Celoteh rerumputan mengusik cabang ranting lantunkan kidung kesedihan Langkahnya terasa lelah, mengais serpihan mimpi yang hancur berserakan
Memburai menjadi bulir bulir kepingan, terhembus angin berhamburan ke segala sudut penjuru angan
Satu kepingan berwarna merah, terselip bersembunyi di antara tangkai daun bunga, terdiam beku memendam kerinduan
Menanti saat bunga mawar mekar, berharap menemukan bayangan pujaan di antara helai kelopak yang bertebaran
Kepingan hijau bergulir di semak perdu, menggigil terisak dalam dekapan rasa pilu
Mengintip malu malu pada jari jemari ingatan saat embun membelai hasratnya yang menderu
Berlindung dari terpaan cumbu sorot mata gerimis seakan meremas jantungnya hingga ngilu
Serpihan kuning terbang bersama kupu kupu dan hinggap di putik bunga serun Samping bangku kosong tempat di masa lalu ia menatap seraut wajah berlukis gu
ratan aksara puisi
Segenggam kepingan biru, melayang tinggi bersama kenangan menembus birunya langit, menari bersama pelangi, bercanda di iringi taburan api bintang pag dan berharap terlelap diantara degub pelukanmu
Hingga tersadar telah terpuruk buaian sunyi, mencari mimpi yang telah menyelinap pergi, membawa seutas simpul janji yang menjerat hati hingga mati
Ika Wedhar, April 2020
No comments:
Post a Comment