𝐓𝐄𝐊𝐍𝐈𝐊 𝐒𝐄𝐃𝐄𝐑𝐇𝐀𝐍𝐀 𝐌𝐄𝐍𝐔𝐋𝐈𝐒 𝐏𝐔𝐈𝐒𝐈 - FLP Blitar

𝐓𝐄𝐊𝐍𝐈𝐊 𝐒𝐄𝐃𝐄𝐑𝐇𝐀𝐍𝐀 𝐌𝐄𝐍𝐔𝐋𝐈𝐒 𝐏𝐔𝐈𝐒𝐈

Bagikan
𝐓𝐄𝐊𝐍𝐈𝐊 𝐒𝐄𝐃𝐄𝐑𝐇𝐀𝐍𝐀 𝐌𝐄𝐍𝐔𝐋𝐈𝐒 𝐏𝐔𝐈𝐒𝐈


Di sini saya akan berbagi bagaimana cara menulis puisi atau teknik menulis puisi. Pada dasarnya semua sama, namun setiap penulis memiliki teknik atau cara masing-masing.

1. 𝐏𝐞𝐫𝐢𝐬𝐭𝐢𝐰𝐚.

Tuliskan peristiwa yang ingin ditulis, seperti kita menulis diary. Biarkan tulisan itu mengalir sesuai peristiwa yang sudah tergambar dalam pikiran. Peristiwa di sini adalah peristiwa apa saja, baik dalam diri, orang lain, lingkungan, alam, pemerintahan dll. Saya menganjurkan, sebelum menuangkan peristiwa dalam bentuk tulisan sebaiknya pikiran kita dalam keadaan rileks, bukan dalam keadaan emosi.

2. 𝐃𝐢𝐤𝐬𝐢 ( pemilihan kata yang tepat ).

Ibarat warna, warna apa yang pas untuk lukisan saya agar terlihat indah dan nyaman dipandang. Sama halnya dengan puisi: kata apa saja yang tepat agar puisi saya bagus/indah sesuai peristiwa yang diusung dan juga merdu ketika dibunyikan ( dibacakan di atas panggung/dijadikan lagu ). Puisi indah/bagus, dalam konteks ini ada beberapa majas yang sulit diterima oleh pembacanya. Yaitu sarkasme dan erotis, saya akan mengatakan tetap indah.

Gunakan kata-kata yang tidak lazim ( misal benda, alam digabungkan dengan kata sifat, kata kerja, rasa )
Contoh gabungan :
Cendela ( benda ), rindu ( rasa )
Melalui cendela rindu kusapa namamu
Cinta ( rasa ), muara ( alam )
Cintaku bermuara di hatimu

Untuk menyembunyikan makna agar puisi kita menimbulkan sebuah multitafsir, kenali sifat-sifat/penggambaran benda atau apapun yang ada di sekitar kita. Ini saya bisa juga menyebutkan adalah berusaha menemukan kata-kata baru/segar pada setiap puisi kita. ( Tingkat imajinasi tertinggi dalam pemilihan diksi )

Kita bisa menggunakan batu, daun, buah, angka dll ( semua yang ada di alam semesta ) :

Contoh imajinasi tingkat tertinggi dalam pemilihan diksi :

Di sana aku berpesta, bermain candu bersama kupu-kupu. Menanak diagnosis pemberian ibu berseragam baju putih. Hingga lupa berapa ( ruas belimbing ) yang aku makan dalam masjid kemarin. ~ Jon Blitar

( Ruas belimbing ada lima ) jika digabungkan dengan kata dalam masjid : maka maknanya adalah salat lima waktu

Contoh lagi imajinasi tingkat tertinggi dalam pemilihan diksi :

Simpang jalan, di rumah nomor ( tiga belas), aku bermain darah di sela kaki yang darahnya adalah muara sindrom. Lalu, kujatuhkan lendir hingga menjuntai di hati yang membatu. ~ Jon Blitar

Angka ( tiga belas ) ini saya menggambarkan angka sial.
Di sini bisa diartikan ( tempat lokalisasi ) atau bisa diartikan rumah sakit ataupun penjara.

Sebaiknya gunakan bahasa-bahasa lugas/sederhana dalam puisi kita. Agar pembaca paham dengan bahasa yang digunakan, meskipun terkadang tidak tahu maksud/makna puisi kita. Satu dua tiga kata berat itu sdh lebih dari cukup, maksud kata berat adalah kata yang jarang atau tidak pernah terdengar oleh orang awam ( pongsu, bivak, privilese dll ).

3. 𝐊𝐚𝐭𝐚-𝐤𝐚𝐭𝐚 𝐭𝐞𝐫𝐤𝐮𝐚𝐭.

Usahakan untuk membuat kata-kata terkuat dalam puisi kita. Kata-kata terkuat yang saya maksud adalah kata-kata yang berkesan kepada setiap pembacanya. Biasanya saya menempatkannya di ending. Walaupun terkadang di awal atau tengah isi puisi dalam penempatannya.
Contoh kata-kata terkuat dalam penggalan puisi :

"Mampus kau dikoyak-koyak sepi." ~ Chairil Anwar

"Pecahkan saja gelasnya biar ramai." ~ Rako Prijanto

"Rindu itu berat, kamu takkan kuat. Biar aku saja." ~ Dilan

"Jika sepi adalah tempat ternyaman bagimu, maka biarkan aku menjelma sepi itu." ~ Jon Blitar

Mengapa saya terkadang menyisipkan kata-kata terkuat dalam puisi saya. Agar pembaca akan terus mengulang dan mengulang untuk membaca kembali puisi saya.

4. 𝐏𝐞𝐦𝐚𝐝𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐭𝐚.

Gunakan kata hubung, imbuhan jika benar-benar dibutuhkan. Kurangi kata-kata yang sekiranya tidak menghilangkan makna dari puisi tersebut. ( Proses pemadatan ).

5. 𝐌𝐞𝐧𝐞𝐧𝐭𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐣𝐮𝐝𝐮𝐥.

Sekiranya sudah finish, tentukan judulnya yang berkaitan dengan isi

6. 𝐏𝐞𝐧𝐠𝐞𝐧𝐝𝐚𝐩𝐚𝐧.

 Endapkan dulu beberapa waktu atau hari, lalu baca ulang kembali. Jika sekiranya ada yang kurang atau lebih bisa direvisi kembali ( sinergi antara judul, isi, baris ke baris, bait ke bait hingga ending )

7. 𝐏𝐮𝐛𝐥𝐢𝐤𝐚𝐬𝐢.

Jika sudah puas dengan hasil karya yang kita ciptakan, selanjutnya siap dipublikasikan

8. 𝐒𝐞𝐫𝐢𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚 𝐩𝐮𝐢𝐬𝐢 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐥𝐚𝐢𝐧 yang sekiranya bagus menurut kita. Jadikan sebagai referensi/pembendaharaan kata yang lebih luas ( bukan memplagiat ).

9. 𝐑𝐚𝐣𝐢𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐮𝐥𝐢𝐬 𝐩𝐮𝐢𝐬𝐢 ( buat jadwal; minimal seminggu satu kali )

Mungkin itu saja sedikit penjelasan dan teknik sederhana menulis puisi dari saya.

Salam belajar bersama

No comments:

Pages