Sekolah 5 Menara”(FTS dibaca FiTieS) Aplikasi Pendidikan Non Formal Berbasis Android Untuk Pelajar Usia Dini Sebagai Alternatif Untuk Mendidik Jiwa Kepemimpinan dan Pendidikan yang berkualitas di Era Revolusi industri 4.0 - FLP Blitar

Sekolah 5 Menara”(FTS dibaca FiTieS) Aplikasi Pendidikan Non Formal Berbasis Android Untuk Pelajar Usia Dini Sebagai Alternatif Untuk Mendidik Jiwa Kepemimpinan dan Pendidikan yang berkualitas di Era Revolusi industri 4.0

Bagikan
Oleh: Arif Budairi

Era Revolusi Indsutri 4.0 telah dimulai pada Oktober 2012. Working Group on Industry 4.0 memaparkan rekomendasi pelaksanaan Industri 4.0 kepada pemerintah federal Jerman. Istilah "Industrie 4.0" berasal dari sebuah proyek dalam strategi teknologi canggih pemerintah Jerman yang mengutamakan komputerisasi pabrik berbasis Internet of Things (IoT) dan Artificial Intelligent (AI). Dan saat ini sudah mulai menyebar ke seluruh negara lain di dunia ini dengan cepat dan pesat tak terkecuali Indonesia.

Tak bisa dipungkiri masing-masing Negara harus menerima dan menyesuaikan diri dengan kondisi tersebut di mana bidang pendidikan juga terkena dampak dari Revolusi Industri 4.0 yang membuat munculnya media pembelajaran yang beralih ke dalam bentuk digital berbasis internet seperti buku-buku pelajaran dalam bentuk electronic book (E-Book), Bimbel Online yang bisa di akses dengan internet melalui gadget (Smartphone&Tablet), Video tutorial belajar di kanal sosial media dan lain-lain.  Namun media pembelajaran saat ini sebagian besar masih menitikberatkan pada materi yang berdasarkan logika dan ilmu-ilmu eksak yang diajarkan di sekolah.

Manusia sebagai mahluk beragama yang mempunyai Tuhan juga memerlukan materi-materi pembelajaran rohaniah/ilmu agama yang sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya sebagai pegangan dan bekal untuk menjalani kehidupan sehari-hari.  Aplikasi Sekolah 5 Menara dirancang sebagai media pembelajaran ilmu agama yang interaktif berbasis sistem android di mana menggunakan user interface (UI) yang menarik dan simple agar mudah digunakan dan diakses melalui gadget oleh orang tua dalam mendidik anaknya yang berstatus pelajar usia dini terutama untuk mendidik dan membentuk karakter anak sejak dini sesuai dengan nilai-nilai agama yang dianut.

Aplikasi tersebut menggunakan konsep hybrid education dimana user (Orang Tua / Pelajar) bisa memilih materi sesuai dengan keinginan. Materi disajikan dalam bentuk teks, gambar dan video singkat yang berisikan materi-materi ilmu agama sesuai kepercayaan masing-masing, Aplikasi akan menggunakan database dan server yang di integrasikan dan mengambil sumber-sumber terpercaya dari kitab suci dan ajaran masing-masing agama, diambil contoh seperti dalam 5 agama berikut : Islam,Kristen,Katolik,Hindu,Budha. Disediakan juga narasumber / pemateri yang berasal dari pemuka agama terkait dan akan menyajikan materi melalui video interaktif berisikan contoh penerapan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari. Aplikasi ini bisa diakses menggunakan smartphone/tablet dengan sistem operasi Android yang diakses melalui jaringan internet sehingga bisa digunakan di manapun dan kapanpun.


Tingkat minat membaca buku pelajar di Indonesia masih rendah, Tingkat literasi Indonesia rata-rata sangat rendah dibandingkan Negara-negara lainnya. Seperti yang dilansir republika.co.id, tingkat literasi Indonesia berada pada peringkat 64 dari 72 negara. Lebih lanjut, data Cetral Connecticut University tahun 2016 melaporkan bahwa tingkat literasi Indonesia berada pada peringkat 60 dari 61 negara.
Pwmu.co melaporkan bahwa dengan Jumlah penduduk 225 juta jiwa hanya mampu mencetak 15.000 buku per tahun. Ini sangat berdeda dengan negara Vietnam yang jumlah penduduk 80 juta, namun mencetak lebih dari 80.000 buku per tahun. Artinya literasi Indonesia sangatlah kritis. https://www.hipwee.com/opini/merdekatapi-tingkat-literasi-pemuda-indonesia-rendah/, diakses 22-11-2019 pkl.18.38 WIB.
Hasil penelitian Perpusnas tahun 2017 memberi bukti bahwa kegemaran literasi masyarakat Indonesia sangat rendah, yaitu 36,48 persen. Rata-rata frekuensi membaca orang Indonesia hanya 3-4- kali per minggu dengan interval waktu membaca 30-59 menit.
Adapun frekuensi membaca orang Indonesia rata-rata 3-4 kali per minggu dengan lama waktu membaca buku per hari rata-rata hanya 30-59 menit dengan jumlah buku yang ditamatkan per tahun rata-rata 5-9 buku (www.medanbisnisdaily.com).
Penyebab rendahnya literasi orang Indonesia seperti dirangkum dari beberapa media meliputi : kurangnya kebiasaan membaca sejak dini dan kebiasaan membaca di rumah, lebih suka bermain game pada alat teknologi yang ada, sarana membaca minim (buku), kurangnya motivasi, malas mengembangkan gagasan (www.educenter.id ; kumparan.com).

Padahal di Negara-negara dengan kualitas pendidikan yang lebih maju tingkat minat membaca buku masyarakatnya sangat tinggi seperti Jepang, Singapura dll. Maka akan disediakan juga fitur e-book literacy yang menyediakan link rujukan e-book dari berbagai macam sumber dan keilmuan dan bisa dipilih sesuai usia pelajar yang akan diintegrasikan dengan pengingat cerdas yang akan muncul otomatis pada layar HP untuk membantu orang tua dan para guru di sekolah dalam memantau perkembangan aktivitas membaca anak didik agar budaya membaca buku pelajar di Indonesia bisa diperbaiki dan ditingkatkan.

Minimnya sarana prasarana, akses informasi, dan motivator penggerak literasi ibarat mereka sementara berjalan dalam lorong kegelapan yang dipenuhi kengerian tidak berujung. Yang mereka ketahui Indonesia telah #Merdeka Tapi seolah-olah itu hanyalah sebuah seremonial 17 Agustus yang ramai tapi tidak bermakna.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah dan lembaga swasta meminimalisir rendahnya literasi. Sejauh ini, pemerintah Presiden Joko Widodo melakukan program pengiriman buku gratis ke seluruh pelosok Indonesia (pos Indonesia). Selain itu, hadir relawan-relawan sebagai motivator dalam berliterasi. Literasi perlu menjadi kebiasaan dan budaya di zaman milenial ini sehingga menciptakan generasi unggul (emas) di peringatan kemerdekaan Indonesia yang ke-100.[]

*****

Daftar Pustaka
1. https://ourworldindata.org/literacy
2. https://pwmu.co/42521/11/19/inilah-lima-penyebab-kenapa-literasi-indonesia-renda
3. http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2018/04/04/342893/peringkat_literasi indonesia_paling_rendah/

4. https://www.educenter.id/5-penyebab-rendahnya-budaya-literasi-di-indonesia/
5. https://kumparan.com/nurul-iswari/ini-penyebab-rendahnya-minat-baca-di-indonesia-1504967041086
6. http://www.posindonesia.co.id/wp-content/uploads/2018/05/Alamat-PB-15-Mei-2018.pdf
7. https://www.bps.go.id/publication/2018/12/21/572f941511d090083dd742d6/statistik-pemuda-indonesia-2018.html

Sumber gambar: 
https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/sites/default/files/Remaja%20dan%20Literasi_0.pdf



No comments:

Pages