Semangat Murid SDN 1 Wlingi Membuat Cerpen dan Puisi - FLP Blitar

Semangat Murid SDN 1 Wlingi Membuat Cerpen dan Puisi

Bagikan

Senin, 28 Oktober 2019

32 KM jarak yang harus saya tempuh dari rumah ke Wlingi, tepatnya ke Taman Idaman Hati, yang lokasinya tak jauh dari Pasar.

Ini adalah pertemuan kedua, dalam kegiatan FLP Blitar Goes To School di SDN 1 Wlingi. Salah satu gurunya, adalah mentor puisi FLP Blitar, Bu Yayuk Amrotin namanya.

Agenda ini diikuti murid kelas VI. Jika pertemuan pertama dilaksanakan di sekolah, pertemuan kedua ini dilaksanakan di Taman. Mencari suasana baru, meskipun harus mengganggu waktu libur mereka, karena diadakan pada hari Ahad.

Saya sebenarnya mentor esai, namun hari itu banyak yang berhalangan. Sambil mengingat-ingat apa materi yang pernah saya dapat, atau pernah saya berikan ke anak-anak terkait puisi? Bagaimanapun juga, saya kan pernah mengajar di MI dan SD?

Maka saya mengambil metode menulis puisi berdasarkan nama lengkap. Misalnya nama saya FAHRIZAL. Maka dibuat menurun.

F
A
H
R
I
Z
A
L

Dari nama itulah dibuat puisi, berdasarkan huruf awalnya. Sepertinya cara ini cukup sulit buat mereka, meski dari kelompok yang saya dampingi, terutama murid perempuan, banyak yang menyelesaikannya.

Saya juga baru ingat kalau kelompok ini dibagi, jika kelompok sebelumnya belajar cerpen, kali ini puisi. Berarti minggu lalu mereka belajar membuat cerpen.

Saya tidak sempet menjelaskan dasar-dasarnya, semoga Bu Yayuk dan guru lainnya, terutama dalam pelajaran bahasa Indonesia sempat menjelaskan kepada mereka dasar-dasar puisi.

Rencananya, karya mereka nanti akan dibukukan dalam bentuk antologi, cerpen dan puisi. Tentu menggembirakan, bukan?

Di kelompok cerpen ada Pak Heru Patria, yang produktif menerbitkan buku. Untungnya, di kelompok puisi ada Bu Yayuk. Guru mereka sendiri, yang tentu sudah banyak juga menghasilkan puisi.

Sebagian dari mereka membawa laptop, gawai, dan ponsel. Namun praktek pagi itu tetap dengan tulis tangan.


Puisi adalah karya yang padat, bermajas, dan kadang multitafsir. Sebab itu diksinya harus kuat, kosa kata harus banyak, agar racikannya menawan.

Sebagian mereka membuka KBBI daring dan google untuk mencari kosa kata. Tak masalah, toh ini kan eranya gawai, ketimbang melarang mereka memainkan piranti elektronik itu, bukankah lebih baik memandu mereka bagaimana memanfaatkan benda itu untuk berkarya?

Sepertinya dua pertemuan tidak cukup. Perlu pendampingan intensif. Sebab itu saya sarankan saja jadi ranting FLP Blitar. []


Penulis : Ahmad Fahrizal Aziz
Foto : Rosy Nursita, Zulfa Ilma Nuriana





No comments:

Pages