Puisi-Puisi Rizkha Nurul Latifah - FLP Blitar

Puisi-Puisi Rizkha Nurul Latifah

Bagikan

Sabda Perubahan

Seorang kawan bernama nona
Berhias tebal merona merah
Berlembut tipis pewarna alis
Semerbak aroma terapi lelaki
Bentukan Tuhan tanpa api
Menggelombang untaian tabir hitam
Terangkat kembang terunjuk angin

Di utara arah tujuannya
Menguak satu mimpi menatap pasi
Sekelibat inderanya saksikan kubah
Ajakan kalbu mengarah padanya

Nona kecil lengkap dengan poni
Terseok merangkak menujunya
Kekeri terperi atas sesal lama ini
Kubah perubahan menuntun kembali

Kawan nona kecil itu tersipu
Berkawin maksiat sewindu ini
Parau dalam kubah kenalkan arah
Perbait ditelannya mentah
Dilumat tanpa sisa dan dihujamkan
Tajam menodai diri
Memanggil jiwa yang telah pergi

Sabda-sabda terus terlontar
Setiap selasa karib selaksa harap
Mengutuki raga tanpa henti

Melecuti kawan berkemul terakhir ini
Sekian lama
Sabda-sabda dari kubah perubahan
Menuntun jiwa dan kalbu hingga bersatu

Blitar, 2203_5.40



Balada Episode  Kamu? Aku.

Kalau boleh aku tahu di mana kamu?
Dan jawablah sekedarnya
Meski hanya senyum terkulum
Dan sebuah canda terhening

Kalau boleh aku tahu di mana kamu?
Yang berjejar segar di alam sadarku
Meretas lugas tanpa alasan berkelas
Bercemas menata hati menemuimu

Kalau boleh tahu di mana kamu?
Berpenghuni tegar tanpa kelakar
Memberi kode di setiap makna peristiwa
Menunjukan intruksi pasif penuh aksi
Dzikir fajar tak perlu menghajar
Cukup kekal menjawab setiap akal

Kalau boleh tahu di mana kamu?
Agar segala sinestesia terangkai satu
Merombak gelap menuju sigap terang
Kamu, yang di setiap sewaktu menjemput
Berikan simbol dan petunjuk

Supaya aku. . .

Kesah tak bertuan berpetuah
Menjamu kamu di akhir penantian
Menjejali setiap ikhtiar termanis
Agar tahu bahwa aku telah bersiap
Menata hati atas retorika tentang Kamu
Menjumpamu dalam raga teringan
Dan tampilan berisi laga kenangan

Kalau boleh kamu tahu aku di mana?
Menyergap aba-aba dari kamu

Blitar, 4.00 Fajar Nyata



Pertemuan Singkat Kemarin

Pertemuan singkat kemarin
Berpandang sua bermata pedang
Bergurau dalam batin
Memicikkan senyum pudar termiskin

Pertemuan singkat kemarin
Tawari ragam suka berkala
Pinjami segenap lara sejuta
Hinggapi hingga  sukma bercinta
Adu pekik kelopak tanpa kedip

Pertemuan singkat kemarin
Ungkap sempat terkubur mati
Mengusap harga raga tersingkap
Insan adam dan hawa bertolak
Mendebat dalam kalbu tersendiri
Membibit rasa dan asa bersama
Berharap grogoti kedua biografi

Pertemuan singkat kemarin
Jawaban menarik Sang Kuasa
Kedapan antik dan cantik dari kemarin
Berhias problema dari ujian unik terapik
Desahan syair pengampuan sekubik
Mencabik duka masa kemarin

Terima kasih.
Lisan singkat kemarin
Membuana kekalkan asam bara keratin
Sekejap singkat pertemuan kemarin

Blitar, 21.46 (2017)



Pagi Menjelma

Teriakan sang alam menyala
Maknai bara semangat pagi
Kuasai lecutan-lecutan abadi
Masih dengan asa yang sama
Malam surut tinggalkan larut

Padamu, Selamat kembali dunia
Katamu asa dirajut pagi terbaik
Sisakan juang lelah kemarin
Pagi semakin benderang
Menabuhkan kobaran peperangan

Padamu setiap insan melanglang
Dahsyatnya kicau pipit
Menjelma padamu kekuatan alamNya
Ajakan amar menolak mungkar

Padamu sinar ini dibawa ke mana
Padamu kokokan jago menjadi saksi
Padamu senja bening terbawa pagimu
Pagi merasuk padamu
Menjelma bongkahan bara berpadu

Blitar Selasa Pagi, 14 Maret 2017



Pesta Kucing Hari Ini

Berkat kemenang terbungkus remang
Berhias hijau menyimpul pati

Persiapannya sangat hati-hati
Untuk bekal di seberang kota sebelah

Berjibaku lepas penat sedetik
Menetaskan lelah barang terpetik

Satu dua liter lautan ikan batik
Beraneka rupa berlaut berkat

Sedari subuh berlabuh doa terpaut
Bersiap sedari masa ke delapan

Berjajar lengkap buatan bekal
Ke sebelah tapi tak seapik kudapan

Sesekali tangis kalbu terlukis
Angan dua hari pupus tragis

Pautan doa bercabut perlahan
Pelan merontok seronok tertelan

Pupil kegelisahan berlari kanan
Kadang pupil kanan berputar kiri

Baru sedekil peluh lelah
Seekor harimau kerdil berpetuah

Pasang kode dan seruan
Pada komplotan tim solid baruan

Sesekali memantik sekela insan
Karna lelah ataukah sudah

Ingatan berkelibat sedekat raga
Berebah sejenak

Komplotan harimau kerdil bagi siasat
Supaya pesta hari ini tanpa sesat

Belakangan terketahui empunya berkat
Sekeduk lauk beraduk kasih diangkat

Degup kencang jantung tergantung
Sepersekian sekon terbelalak

Berkat beremang hijau hilang tanpa tulang
Di seberang cukong-cukong rasa kucing

Berpeluang renggut hak orang
Berkali-kali ucapan bersalah

Tiada ulah bak petuah
Belum rizki empunya k'rna

Hari ini pesta di seberang bergenderang
Puaskan gamangan tujuh lambung selang
puasa kemarin bekas lumbung isi sedang

_tragedi lauk dicuri kucing_
Dapur Teduh Blitar
09.58| 9417


No comments:

Pages