Rutinan Bersama Pramuda FLP Blitar : Merangkai Kata di Tengah Deraian Hujan - FLP Blitar

Rutinan Bersama Pramuda FLP Blitar : Merangkai Kata di Tengah Deraian Hujan

Bagikan
Ahad (26/02) siang itu, saya memasuki areal Perpustakaan Bung Karno dengan berjalan cepat. Tanpa menaruh tas di tempat penitipan, saya larikan kaki menembus kerumunan pengunjung. Berlomba dengan hujan, akhirnya saya berhasil sampai di Ruang Layanan Koleksi Memorabilia lewat Museum.
Saya pun langsung mengambil tempat diantara Mila dan Mbak Ika. Di samping Mila ada Rosy, sedangkan di sebelah Mbak Ika ada Mbak Lilik, Irsyad, dan Anisa. Kursi yang lain pun sudah terisi penuh. Beberapa diantaranya ada Fitriara, Ana Salamah, Pak Budiyono, Kak Fahri, Radhitya Alam, Hendra Burhanudin, Rozak Malta, Kafin Adzka, juga Ryan Adin. Rupanya sudah banyak yang datang. Ah ya, tentu saja. Ini sudah jam dua lebih sedikit. Lagi-lagi saya terlambat.

Tapi untunglah, forum masih diisi dengan perkenalan. Benar juga. Saya lihat seorang ibu separuh baya yang duduk di samping Pak Budi. Oh, rupanya beliau adalah Bu Titiek, yang biasa disapa Oma.
Kemudian, tim Divisi Karya segera mengambil alih. Kali ini temanya puisi. Namun, agak berbeda dengan biasa, setiap anggota diminta menuliskan satu kalimat bebas, untuk kemudian disambung, hingga menjadi sebuah puisi.

Hasilnya, bisa dibilang unik. Ada beberapa kata yang kurang lazim digunakan dalam puisi, tapi setelah dibaca ternyata keren juga.

Penasaran? Berikut ini puisi bersambung hasil karya para peserta rutinan, yang kemudian dibacakan oleh Oma Titiek.

#
"Menyambut Kematian"
Di kamar tidur pukul lima pagi
Pulau-pulau terlukis di bantal, mendadak tercium aroma ajal
Kuraba semua amal, cukupkah 'tuk mengantar
Mengantar sisa napas ke tepi pembaringan terakhir
Mengubur dalam kenangan usang di bayang-bayang
Hanya polesan senyum yang terkenang
Senyum dikulum, menatap mentari tersenyum
Hati berdegup entah ke mana 'kan melaju
Semuanya masih teka-teki
Harapku masih bergantung pada Ilahi
Karena hanya Dia yang mengerti
Akankah waktuku akan berakhir di sini?
Menuju dermaga kemoksaan beriring requim terakhir
Istirahat!
Ah... tapi apakah aku puas dengan hidup dan amal sekarang?
Dan gemah ripah loh jinawi
Rupanya sekarang hari terakhir.

#
Kemudian, rutinan dilanjutkan di koridor; dengan saling mengobrol santai, barter film dan lagu, berfoto, juga menyantap sejumlah camilan yang dibawa beberapa anggota.[]

Blitar, 27 Pebruari 2017
Adinda RD Kinasih

Pages