Yang Terselip dari Writing Challenge Season I : Begini Rasanya Jadi Editor Dadakan - FLP Blitar

Yang Terselip dari Writing Challenge Season I : Begini Rasanya Jadi Editor Dadakan

Bagikan

Writing Challenge (WrC) FLP Blitar musim pertama yang bertema Awal Mula Mengenal Dunia Kepenulisan dan FLP baru saja berakhir, dengan menghasilkan tujuh pemenang dari tiga kategori, yakni Penulis Terbaik, Penulis Terproduktif, dan Tulisan Terpopuler.

Untuk kategori Penulis Terbaik ada tiga pemenang berdasarkan pilihan pengurus. Kategori Penulis Terproduktif dilihat dari siapa yang mengirimkan karya terbanyak. Dan Kategori Tulisan Terpopuler ditentukan berdasarkan jumlah pengunjung di blog.

Kategori Penulis Terbaik dimenangkan oleh Fitriara, Faridha Fajriyah, dan Ryan Adin Pratama.

Sementara, Ahmad Radhitya Alam, Muchamad Wisnu Putu Buana, dan Rozak Malta menjadi pemenang Kategori Tulisan Terpopuler.

Tak ketinggalan, Ahmad Radhitya Alam juga memenangkan Kategori Penulis Terproduktif, berkat tujuh karya yang dikirimkannya.

#

Namun, terlepas dari cukup besarnya antusiasme para anggota baru untuk mengikuti Writing Challenge ini, terselip sekelumit cerita dari saya terkait Writing Challenge ini.

Sejak awal digagasnya ide Writing Challenge, saya sudah kebagian tugas menerima naskah yang masuk ke email, dan mem-posting-nya ke blog FLP Blitar. Dan saya menyanggupi, meski saat ini saya lebih sering online menggunakan ponsel.

Saya masih ingat, naskah pertama yang masuk adalah karya Fitriara, berjudul Asing Yang Tak Kekal. Dalam tulisannya, Fitria mengisahkan awal mula ia tinggal di Blitar, mengenal perpustakaan dan buku, dan akhirnya gemar menulis juga. Tak ketinggalan, cerita awal mula mengenal FLP juga dituliskannya di situ.

Sejak tulisan Fitriara ter-posting di blog dan saya bagikan ke grup Whatsapp FLP Blitar, hampir setiap hari ponsel saya berdering-dering, penanda surel baru yang masuk. Rupanya, anggota yang lain juga termotivasi untuk mengirim karya terbaiknya. Ada yang berbentuk cerpen, puisi, dan esai; dalam hal ini catatan pribadi.

Hal itu tentu saja menggembirakan saya. Awalnya tak menyangka juga dengan adanya animo yang cukup tinggi ini. Writing Challenge pun mengubah sebagian rutinitas saya. Membuka surel, mengunduh file, untuk kemudian dibaca, adalah yang biasa saya lakukan sejak kompetisi ini dibuka.

Banyak kisah unik yang tersampaikan lewat tulisan para anggota baru ini, yang membuat raut wajah saya berubah-ubah. Kadang tersenyum, mengernyit, muram, tertawa, juga geleng-geleng kepala. Hehehe. Diantara tulisan itu, banyak juga yang membuat saya kagum atas semangat mereka yang luarbiasa untuk membiasakan membaca dan menulis.

#

Tapi, ada satu yang tak terlupa. Bahwa saya tak hanya sekadar mengunduh file dan membacanya saja, tapi juga sedikit melakukan perbaikan pada setiap naskah yang masuk sebelum di-posting ke blog. Perbaikan di sini lebih pada ejaan, seperti penggunaan kata depan dan awalan-imbuhan; pemberian jarak antar-paragraf; kadang juga efisiensi kata dan kalimat yang digunakan.

Saya sengaja tak melakukan perubahan judul, apalagi isi dari setiap tulisan. Juga tak melakukan seleksi tulisan mana yang layak posting dan mana yang tidak. Meskipun ada beberapa orang yang mengirim naskah di luar tema yang ditentukan. Karena saat itu, bagi saya, bisa mendapatkan sekian karya ini saja sudah bagus sekali.

Jadi, saya putuskan mem-posting semuanya, demi mengapresiasi semangat dan waktu yang telah disisihkan oleh para peserta untuk menulis.

#

Di hari terakhir Writing Challenge pada 28 Pebruari, saya mulai kewalahan. Jam sepuluh malam, ada tiga naskah baru yang masuk ke surel saya. Padahal, ada sejumlah naskah lain yang masih belum sempat saya baca dan benahi. Satu hal yang saya pelajari, bahwa menjadi editor ternyata sulit juga. Dibutuhkan ketelitian tinggi untuk membaca setiap kata, mengamati tanda baca, ejaan, juga memperbaiki tata letak tulisan.

Akhirnya, di jam satu dini hari, tuntaslah sudah. Semua naskah sudah saya benahi seluruhnya, termasuk naskah yang baru masuk hari itu. Saya pun mem-posting semua naskah itu ke blog FLP Blitar dan membagikannya ke grup Whatsapp FLP Blitar, seperti yang sudah-sudah.

#

Akhirnya, terimakasih untuk semua yang telah berpartisipasi dalam Writing Challenge Season I ini. Dan terimakasih juga pada teman-teman pengurus yang telah memberikan kesempatan untuk mengelola setiap naskah yang masuk dalam kompetisi ini.

Sampai jumpa di Writing Challenge musim selanjutnya![]

15 Maret 2017
Adinda RD Kinasih

No comments:

Pages