Semalam di Kota Angin Bersama Laskar Penyair (1) - FLP Blitar

Semalam di Kota Angin Bersama Laskar Penyair (1)

Bagikan

Oleh : Alfa Anisa

Jauh-jauh hari telah dipersiapkan untuk menghadiri launching dan roadshow laskar penyair di Kota Nganjuk. Ya, sejak kepulangan piknik sastra di Terminal Sastra Mojokerto pada bulan Februari, memang telah direncanakan pada bulan maret akan datang di SMKN 2 Nganjuk. Sebetulnya kalau boleh jujur, bulan Maret ingin memilih pergi ke Jember, kota yang ingin saya datangi dari dulu, entah apa alasan saya, yang jelas karena Memo Penyair yang diadakan di Jember masih simpang siur, maka saya lebih memilih di kota yang dekat dengan Kampung Halaman.

Akhir pekan yang seru, pikir saya begitu, dan memang faktanya sesuai harapan. Hari itu Sabtu, 11 Maret 2017, saya dan salah seorang teman berangkat pukul setengah sepuluh dari Blitar naik sepeda motor. Tahu nggak, Blitar-Nganjuk berapa jam? Ya, cuma 3 jam tanpa berhenti tapi sudah membuat gelisah karena kelamaan duduk. Huft, padahal bukan saya yang bonceng, tapi turut merasakan lelah.

Perjalanan berliku, kegelisahan menunggu tidak segera berlalu, dan akhir pekan yang sibuk di jalanan sempat membuat saya mengeluh, sempat terpikir untuk istirahat sebentar di supermarket. Tapi, saya dan teman cukup heran, dari gerbang masuk Kota Angin hingga di lokasi acara tak kami temukan sama sekali supermarket yang biasanya menjamur di berbagai kota. Contohnya saja Indomaret, Alfamart atau Haimart dan lain sebagainya masih ditemukan di kota lain (bukan bermaksud ngiklan loh). Akhirnya kami menunda istirahat, lalu memutuskan untuk mengintip dan cek lokasi acara sebentar, sebelum keliling melihat suasana Kota Nganjuk.

Hal yang pertama kami pikirkan ketika memasuki gerbang kota adalah, kenapa Kota Nganjuk disebut Kota Angin? Dan jawabannya lupa belum ditanyakan ke orang-orang yang asli dari kota itu. Hehehe...

Dan lagi, supermarket yang jarang ditemukan.  Setelah cek lokasi di SMKN 2 Nganjuk-hanya sekadar lewat jalan raya-kami berniat sholat di Alun-Alun Nganjuk, tiba-tiba  di perjalanan kami menemukan logo minimarket tanpa ada embel-embel logo supermarket yang biasa dikenal di tepi jalan, yang lebih heran lagi ternyata setelah masuk di minimarket tersebut ada logo Indomaret. Wah, mungkin memang di daerah Kabupaten Nganjuk, untuk peraturan supermarket sedikit ketat. So, buat kamu sekalian yang singgah di kota ini jangan kaget ya ketika memasuki gerbang batas kota, supermarket akan jarang ditemukan.

Alun-Alun Nganjuk. Hm, saya membayangkan sesuatu yang romantis dan suasana paling kenangan ketika terpikir dengan tempat ini. Mungkin saja terbawa oleh suasana lagu campursari atau apalah, yang judul lagunya memang Alun-Alun Nganjuk. Namun ternyata, lokasinya tidak seperti yang dibayangkan, meski hanya melihat dari serambi masjid yang terletak di barat alun-alun.

*to be continued

12 Maret 2017

No comments:

Pages