Di Sudut Ruang Pengharapan

Oleh : Kinanti Putria

Lantunan angin yang bertasbih syahdu
Menjemput malam yang memasuki singgasananya
Merengkuh gemintang yang memulai pesta
Kau tahu, ada asa yang terukir disana
Sssttt....jangan berisik! Nikmati saja iramanya
Meski temponya tanpa jeda
Suatu saat ia akan menjelma menjadi lajur yang mesti kau tempuh
Dengan senandung genderang suka cita
Bukankah ini di sudut ruang pengharapan?

#

Kali ini rintik yang kau kemas dalam kotak kesunyian
Menenggelamkan kemegahan pesta yang telah lama terlaksana
Beradu dengan rinai yang tersemai
Kau berbisik pada malam yang telah memakamkan pesonanya
Agar memenjarakan waktu sebisa mungkin
Hingga kau bisa mereguk tiap tetes yang baru saja terseduh
Bukankah ini di sudut ruang pengharapan?

#

Kau pun mulai bertanya
Akankah langit memasang telinga
Tuk sekedar menguping hembusan nafas
Tak lama, hanya beberapa waktu saja
Dan nafas itu punya nyawa yang kau simpan rapat di sebuah tempat
Bukankah ini di sudut ruang pengharapan?

#

Hening yang kau cipta tak membuat kegaduhan di luar sana akan berakhir
Kau sibuk menyulam apa saja yang telah menjadi debu
Mencoba meramu dengan berbagai perangkat keshohihan
Meski berulang kali tumpah ruah
Tak apa, masih bisa dipungut untuk mencoba lagi dan lagi
Bukankah ini di sudut ruang pengharapan?

#

Bait-bait yang terenda indah tak ingin segera kau selesaikan tanpa sisa
Karena di sudut ruang pengharapan ini apapun bisa terjadi
Perihal mata yang berbicara, hati yang mengadu pilu
Yakinlah semua akan berjalan sesuai sabdaNya
Tak usah kau risau Allahu Mustaan....
Bukankah ini di sudut ruang pengharapan?

Blitar, Maret 2017