Semua Ada Waktunya - FLP Blitar

Semua Ada Waktunya

Bagikan

Fenomena Hush Puppies yang ditulis Malcoln Gladwell dalam buku The Tipping Point agaknya juga terjadi di FLP Blitar, tentu dalam konteks dan skala yang berbeda.

Tiba-tiba saja, tanpa direncanakan sebelumnya, beberapa orang berkumpul dan seperti pada sampul buku--ada korek api--yang dinyalakan satu per satu, sampai mampu menghidupkan tungku.

Nyala terang itu kemudian memantik perhatian banyak orang mendekat, karena tahu ada sajian yang tengah dihidangkan.

Padahal, tungku itu mulanya telah mati, di sebuah dapur tua yang tak lagi digunakan untuk menyajikan makanan, atau sekadar camilan pencuci mulut.

-00-

Semua ada waktunya, pikirku. Tipping Point dari FLP Blitar mulanya hanya lingkaran kecil di hari Ahad, di siang yang terik dan kadang-kadang mendung.

Bertemu, berkumpul dan ngopi, perilaku sederhana ala anak-anak era kafetaria sekarang ini, yang memerlukan ruang estetik untuk background foto selfie.

Sesuatu yang mungkin juga sering kita lakukan tanpa perlu direncana terlalu rumit, apalagi dipikirkan secara njelimet.

Dari Tipping Point itulah denyut organisasi kembali terlihat, perlahan, hingga beragam tawaran pun berdatangan.

Tapi itu ada waktunya, tidak akan terus begitu, orang akan berpikir buat apa bertemu jika menulis bisa dilakukan di rumah sendiri? Dan buat apa datang toh sajiannya tak lagi lezat?

Komitmen dan konsistensi


November 2016, hujan deras mengguyur siang itu, motorku memasuki parkiran.

Setelah mantel kulepas dan kakiku berjalan menuju ruang pertemuan, 3 orang tengah berteduh di dekat pintu masuk, mereka tamu dari Malang.

Lalu kuajak naik ke lantai atas, tempat pertemuan berlangsung. Di sana sudah ada beberapa orang. Ya, aku memang selalu terlambat datang dibanding yang lain.

Hampir semua kursi penuh. Padahal, di luar hujan deras disertai angin, bahkan sepanjang perjalanan aku terus berdzikir karena tubuhku terasa berat di atas honda Vario yang dihempas angin.

Selain pertemuan seperti biasanya, kami memang akan membahas pertemuan penting di bulan Desember, sebuah peluncuran buku kumpulan cerpen.

Aku tahu di antara mereka sebenarnya sudah selesai dengan perkara-perkara teoritis, juga sudah punya ruang tersendiri di jagad kepenulisan, karyanya banyak dimuat dan diterbitkan, komunitas mungkin sebatas penambal rasa bosan di akhir pekan.

Tapi konsistensi kehadirannya sangat tinggi, sampai Perpustakaan Bung Karno melirik kami sebagai big community alias komunitas kepenulisan yang diperhitungkan.

Salah seorang Pustakawan bahkan kagum kok bisa di Blitar, yang bukan kota pendidikan ini, bisa ada komunitas menulis, kok ada orang yang masih tertarik tulis menulis?

Pada saat itu aku putuskan melingkari kalender hari Ahad untuk pertemuan FLP Blitar, agenda lainnya skip dulu, kecuali yang memang harus diutamakan.

Mungkin ini semacam komitmen, seperti halnya teman lain yang rela menerobos hujan angin untuk sekadar bertemu hari itu. Cukup meluangkan 1 dari 7 hari yang disediakan Tuhan, dan hari itu cukup menyediakan 2-3 jam dari 24 jam yang ada.

Artinya, cukup meluangkan 3 jam saja dari 168 jam tiap minggunya, dan komitmen itu dilihat dari konsistensi kehadiran. Mungkin itulah Tipping Pointnya, sederhana sekali, bukan?

Waktu untuk redup


Semua ada waktunya, pikirku. Nyala korek api tak akan lama, pasti meredup. Itu siklus alamiah, percayalah.

Tiap kali ada yang mengungkapkan kepadaku, ayo dinyalakan lagi, aku hanya menjawab: semua ada waktunya.

Seolah pasrah pada keadaan, tapi percayalah seleksi sedang terjadi, pasti akan tetap ada yang berkomitmen dan itu akan menjadi Tipping Point baru, mungkin dengan konsep dan model yang berbeda.

Tapi kalau akhirnya mati mblesek? Ya semua itu ada waktunya, lagi-lagi.

Terpenting, saat kami dulu, sudah sempat menyalakan dan jadi korek apinya. Kami menjadi Tipping Point pada eranya.

Pengurus baru harus menyalakan korek apinya sendiri, jangan terpaku sama nyala dari korek api terdahulu yang nyaris atau bahkan sudah redup.

Punya korek api, kan?

Blitar, 25 Januari 2022
Ahmad Fahrizal Aziz

No comments:

Pages