RAPAT GELAP KAUM KECOAK
Puisi ini lahir dari sebuah kegelisahan akibat keadaan yang carut marut. Pandemi yang menenggelamkan segala aspek kehidupan, menimbulkan banyak persoalan tanpa jawaban pasti.
Ada suara sumbang yang berbisik di hati ketika terdengar kabar melonjaknya kekayaan beberapa oknum yang terindikasi bermain di masa pandemi.
Kaum kecil yang akrab dengan kecoak merupakan korban keadaan yang sebenarnya ingin berontak. Ingin menggeliat dari nasip yang membelit, sembari bertanya, inikah Indonesia?
Tak ada jawaban pasti, karena tak semua aspirasi akan ditanggapi. Maka jangan heran ketika banyak coretan-coretan nakal pada dinding-dinding kota sebagai bentuk pemberontakan dari rasa gelisah yang butuh wadah pelampiasan.
Suara hati tak bisa selamanya di simpan dalam hati. Perlu media untuk mengungkapkan meski kadang terdengar pahit. Kebenaran selalu memiliki resiko ganjil yang sulit di mengerti. Tapi kebenaran akan selalu menemukan jalannya sendiri.
Hanya dengan kata-kata segala gundah bisa tereja. Tapi jika kata sudah tak lagi bermakna, maka lebih baik diam saja.
Harian BMR Fox, edisi Senin, 18 Oktober 2021
No comments:
Post a Comment