Mari Mewarisi Api Sumpah Pemuda part 2 - FLP Blitar

Mari Mewarisi Api Sumpah Pemuda part 2

Bagikan


    Jika Bp. Sidik membahas tiga dari 13 judul atau bab dalam buku Warisilah Api Sumpah Pemuda, Ibu Sri Mugianti lebih memberi penjelasan dan kesan umumnya kepada buku tersebut. Ketigabelas Judul di dalam buku tersebut diantaranya:

1)            Adakan Kompetisi Antar Universitas demi Ampera (1961)

2)            Revolusi Adalah Inspirasi (1961)

3)            Milikilah Dedication of Life (1961)

4)            New Emerging Forces Ciri Abad ke Dua Puluh (1961)

5)            Abdikanlah Hidupmu Kepada Indonesia (1962)

6)            Kumpulkanlah Ilmu Pengetahuan Untuk Pembangunan (1962)

7)            Abdikan Ilmu Pengetahuan Kepada Tanah Air dan Bangsa (1962)

8)            Persembahkan Hidupmu kepada tanah air dan bangsa (1962)

9)            Pemuda Berjuanglah Terus melaksanakan Ampera (1962)

10)         Pahamilah Kondisi Obyektif Bangsa Kita (1963)

11)         Amalkan Ilmu Dalam Kehidupan Sehari-hari  (1963)

12)         Warisilah Api Sumpah Pemuda (1963)

13)         Pemuda Pemegang Hari Depan Nasib Bangsa (1964)

    Kesan umum menurut Ibu Sri Mugianti setelah membaca buku tersebut yaitu: 1) mengobarkan semangat; 2) penyampaiannya yang lugas, spontan, menghipnotis, memvisualisasikan dalam kondisi sesungguhnya; 3) memotivasi untuk bekerja, menjalankan kegiatan dengan kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas; 4) menjadikan lebih mencintai kerja, mengabdi kepada masyarakat, negara, dan mengabdi kepada pelaksanaan amanat penderitaan rakyat; 5) mengajarkan membuat keputusan harus obyektif (berdasarkan fakta); 5 menggali kepribadian bangsa Indonesia; 6)menanamkan cinta tanah air, bangsa dan bumi pertiwi; 7) mengajarkan hidup modern harus gerak dan dinamis, 8) mengingatkan selalu senang dan gembira.



    Selanjutnya jika dilihat dari strutur teks pidatonya, Ibu Sri Mugianti menilainya dengan sempurna. Dimana seluruh teks pidatonya memiliki lima unsur pembukaan yang mampu  merebut perhatian melalui pernyataan dramatis atau bantuan visualnya, menunjukkan kesamaan dan empati untuk pembacanya, memiliki kelayakan dalam penguasaan topik yang dibahas, menjelaskan dengan jelas harapan dan tujuan dalam pidatonya, dan terdapat peta jalan yang menjelaskan  pikiran, pandangan serta gagasannya.

    Menurut beliau, pemikiran-pemikiran Bung Karno menghargai value atau nilai orang lain dan visioner. Alur di dalam pidatonya berisi tentang pembangunan, dimana secara technical masyarakat bisa mencapai adil dan makmur berdasarkan Pancasila, secara manage know how tugas kita untuk menentukan apa yang harus kita lakukan, dan secara iklim politik nampak cerdas pikiran dan suci hatinya dari seorang Bung Karno.

    Ibu Sri Mugianti juga menambahkan,  untuk menjadi masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan pancasila dalam mewarisi abu dan api sumpah pemuda dapat  diterapkan melalui nilai-nilai kehidupan secara sosialistis.  Nilai-nilai kehidupan  tersebut yaitu kehidupan yang aman dan tentram, bekerja keras, musyawarah mufakat, bergotong royong, berbakti pada ibu pertiwi, dsb.

    Dan secara kepemimpinan dapat kita pelajari dan terapkan melalui menyiapkan karakter pemimpin bangsa yang tangguh, pemimpin yang mengabdi kepada kepentingan masyarakat, negara dan bangsa, berbuat bukan hanya berkata dan berpikir, memiliki dedikasi hidup untuk mengabdi pada nusa dan bangsa, semangat belajar terus menerus, memiliki inspirasi pertemuan kesadaran dam ketidaksadaran (bersarang di otak dan hati, ruh, jiwa), dan Menaruh telinga di tanah.

Maksud dari menaruh telinga di tanah, Ibu Sri Mugianti menjelaskan bahwa sebagai pemimpin yang mau mendengar keluh kesah masyarakat dan orang kecil, agar bisa merasakan apa yang mereka rasakan. sehingga sebagai pemimpin mampu untuk memperbaiki ataupun mengatasinya. Dan ini bukan hanya tugas seorang pemimpin negara saja, melainkan kita semua yang pada dasarnya seorang pemimpin, memiliki bawahan, adik tingkat, atau pun orang-orang yang mengikuti kita. Seperti kita yang memiliki follower atau pun  junior-junior yang mengikuti jejak kita contohnya.

     Dari buku Warisilah Api Sumpah Pemuda, menurut Ibu Sri Mugianti dapat kita temukan motivasi dan harapan. Dimana harapannya pemuda pemudi mampu memberikan sesuatu apapun yang dimiliki untuk ibu pertiwi, melanjutkan perjuangan yang masih belum usai, pemuda yang mampu menjadi mutiara nasionalisme, mencintai tanah air, mengelola bumi nusantara dengan baik, mengisi kemerdekaan dengan pembangunan dari segala aspek,  dan mewarisi api dan bukan abu saja seperti yang dijelaskan Bp. Sidik sebelumnya.

Ibu Sri Mugianti mengingatkan kepada pemuda sebagai generasi millenial merupakan salah satu tonggak yang paling kuat dalam pondasi pembangunan Indonesia. Oleh karena itu sebagai pemuda saat ini harus menjadi change of agent yang mendorong terjadinya transformasi ke arah yang lebih baik melalui efektivitas, perbaikan dan pengembangan.

Beliau menjelaskan maksud dari generasi muda sebagai  change of agent atau agen perubahan yaitu:

-   Pemuda mampu membuat perubahan-perubahan positif untuk masyarakat

-   Membangun kesadaran akan potensinya

-   Tidak diam saja ketika melihat realita sosial

-   Tidak mudah percaya arus informasi

-   Melakukan banyak aksi nyata

-   Saling bahu membahu untuk melakukan aksi dalam mengubah keadaan menjadi lebih baik

-   Membangun keberanian dan sikap kritis

-   Mampu melihat secara kritis kondisi sosial yang ada dan bisa mengupayakan perubahan agar masyarakat hidup dalam kondisi yang lebih ideal. 

-   Generasi muda harus siap menghadapi Era Society 5.0 di Indonesia, karena SDM dalam negeri tak kalah berkualitas dengan sdm luar negeri.

    Era Society 5.0 itu sendiri adalah masyarakat yang dapat menyelesaikan berbagai tantangan dan permasalahan sosial dengan memanfaatkan inovasi yang lahir di era Revolusi Industry 4.0. Dimana era era Revolusi Industry 4.0 yang memiliki internet untuk segala sesuatu, kecerdasan buatan, big data, robot untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, dll.   

   Dari seluruh pembahasan bedah buku Warisilah Api Sumpah Pemuda oleh Ibu Sri Mugianti, satu kata dari Bung Karno yang paling mengena menurut penulis yaitu “ Apa sumbangsihmu yang bisa kamu berikan untuk revolusi Indonesia yang sesungguhnya?”. Suatu pertanyaan sekaligus PR yang tidak ringan untuk kita semua, terutama untuk para pemuda generasi penerus bangsa.  



Setelah usai penjelasan dari Ibu Sri Mugianti dalam bedah buku Warisilah Api Sumpah Pemuda, acara selanjutnya diisi dengan sesi tanya jawab dan dan berbagi pendapat oleh para hadirin dan tamu undangan. Dan acara Bedah Pidato Bung Karno; Warisilah Api Sumpah Pemuda selesai pada pukul 12.10, diakhiri dengan foto bersama.

Baca juga artikel iklan di bawah ini. Sekali klik anda turut membantu keberlangsungan website ini

No comments:

Pages