Merawat Eksistensi
Setelah sekian lama vakum berbagi ilmu akibat PPKM yang bersambung, pada hari Minggu 12 September 2021 saya kembali mendapat kesempatan untuk berbagi pengalaman terkait kiat menjaga eksistensi dalam berliterasi.
Diakui atau tidak, selama masa pandemi yang mengharuskan kita lebih banyak tinggal di rumah, melahirkan kejenuhan. Secara teori sebenarnya bagi pegiat kerja kreatif (penulis) seharusnya bisa memberi ruang dan waktu lebih untuk berkarya. Hanya saja kondisi dan kebutuhan ekonomi kerap menjadi kendala.
Untuk itu, perlu kiranya mengubah mindset. Jangan pernah katakan tidak punya waktu luang untuk menulis. Tapi luangkanlah waktu untuk menulis.
Selain itu, agar spirit berkarya terap terjaga ada baiknya merombak tujuan menulis. Jika tujuan menulis hanya uang dan ketenaran, besar kemungkinan kecewa akan datang. Kekecewaan yang akan membuat kita malas untuk melanjutkan. Bahkan bisa jadi berhenti sama sekali.
Akan lebih baik jika, tujuan menulis diluruskan sebagai sarana berbagi kebaikan (sarana ibadah). Dengan hanya berharap dapat pahala atas tulisan kita maka tak ada lagi alasan untuk malas.
Berbaik baik itu harus terus menerus dan berkelanjutan dengan tanpa mengharap imbalan. Kalau toh nanti faktanya kita dapat cuan atau ketenaran, anggap saja bonus dari Tuhan.
Yang terpenting, terus berkarya untuk berbagi kebaikan pada sesama agar eksistensi berliterasi selalu terjaga.
Jangan lupa selalu update di sosial media dengan cuplikan cuplikan dan pencapaian karya agar pembaca tahu ada karya baru dari kita.
No comments:
Post a Comment