Misi "Terselubung" di FLP Blitar - FLP Blitar

Misi "Terselubung" di FLP Blitar

Bagikan



Ada misi terselubung yang kali ini saya ceritakan, khususnya untuk FLP Blitar. Karena terselubung, mungkin tak banyak yang menyadarinya.

Sejak "era renaisans" FLP Blitar pada pertengahan 2015 hingga sekarang, tentu sudah banyak cerita yang terjadi di dalamnya. Sudah sekian puluh bahkan ratus orang terlibat dalam agenda-agenda FLP Blitar.

Kita menyepakati bahwa siapapun yang bergabung dengan FLP Blitar, minimal ada perubahan kecil dalam hidupnya. Apa itu? Dia mulai suka membaca buku. Itu indikator sederhananya.

Jika gabung ke FLP Blitar, namun indikator pertama belum terpenuhi. Alangkah meruginya.

Indikator kedua, tentu saja, bisa menulis dengan baik. Bagaimanapun, FLP adalah komunitas kepenulisan, maka kegiatan di dalamnya selalu berkaitan dengan upaya peningkatan kemampuan menulis.

Dua indikator itu saja, sudah cukup. Jangan banyak-banyak. Masuk FLP Blitar, lalu suka baca buku dan bisa menulis, berarti sudah berhasil.

Apakah hanya itu? Tidak. Masih ada lagi, namun sifatnya "terselubung".

Kadang-kadang, di sela ngopi bersama pengurus, kami membahas "misi terselubung" ini. Seharusnya juga tidak boleh bocor, namun tak masalah juga kan?

Misi terselubung yang sudah lama bocor adalah proyeksi bahwa para penulis FLP Blitar harus bisa menjadi mentor atau narasumber kepenulisan.

Secara khusus, itu terwadahi dalam komunitas, yang mana ada mentor-mentor tiap kelas.

Sebagian agak "terpaksa", namun kadang-kadang momentum lah yang membuat kita siap.

Kedepan, FLP Blitar tidak saja melahirkan pembaca aktif dan penulis, namun juga narasumber kepenulisan.

Sebut saja, agenda kelas-kelas kepenulisan, mereka yang sudah bisa menulis bergilir menjadi narasumber dalam lingkup kecil kelas masing-masing. Latihan pertamanya disitu.

Belum termasuk ketika ada agenda ke sekolah-sekolah, atau undangan khusus mengisi materi kepenulisan. Belakangan, kita juga kerjasama siaran radio. Masing-masing secara bergilir jadi narasumber. Proses belajarnya terjadi disitu.

Meskipun kita menyadari bahwa proses itu tidak instan, butuh latihan dan kesempatan untuk mengasah kemampuan tersebut.

Karena itu, tugas pengurus atau pembina, atau katakanlah pegiat senior di dalamnya, adalah membuka ruang bagi pegiat baru agar memiliki wadah untuk mengembangkan diri.

Itulah salah satu manfaat komunitas. Ada komuniti (berkumpulnya orang) dan kontinuiti (keberlanjutan). Komunitas tidak akan jadi komunitas jika terpaku pada satu figur, komunitas harus memunculkan banyak figur.

FLP Blitar, sebagai sebuah komunitas, bisa menjembatani itu semua. Karenanya "misi terselubung" ini dijalankan.

Kapan kita "panen?", nanti akan tiba saatnya. Meskipun FLP Blitar hanya suatu komunitas, yang tak punya kantor dan sumber anggaran pasti.

Namun, dengan jaringan dan kerjasama dengan beberapa pihak, ada banyak kesempatan kita dapatkan tanpa perlu menyiapkan fasilitas tersendiri, yang tentunya tidak murah.

Dengan syarat, kita juga harus berkualitas.

Lalu apalagi "misi terselubung" berikutnya? Masih rahasia. Hehe

Blitar, 20 November 2020
Ahmad Fahrizal Aziz

No comments:

Pages