MERASA GAGAL MENJADI ORANG BLITAR - FLP Blitar

MERASA GAGAL MENJADI ORANG BLITAR

Bagikan
Oleh: Bayu Prastiyo





FLP (Forum Lingkar Pena) Blitar. Pekan lalu saya mendengar FLP Blitar dari teman saya yang tinggal di Malang. Hal itulah yang membuat saya merasa gagal menjadi orang Blitar. FLP yang sudah ada di Blitar sejak 2008 dan saya baru mengetahui Pekan lalu melalui teman saya dari Malang.

“Emang ada Komunitas menulis di Blitar?” Seperti itulah gambaran hati saya saat melihat poster ‘Open Recruitment FLP Blitar 2020’ di layar hp saya saat setelah dikirim oleh teman saya tersebut. Minat dan keinginan saya menekuni bidang literasi berhasil membawa saya pulang ke rumah setelah dua minggu menetap di Surabaya karena alasan tertentu.

Rangkaian acara Open Recrutment FLP Blitar 2020 dilaksanakan kurang lebih selama 24 jam. Dari pukul 15.00-15.00 pada tanggal 12-13 September 2020 berlokasi di Blitar Edukasi & Wisata Kampung 1001, yang terletak di Ds. Sawentar, Kec. Kanigoro, Kab. Blitar, berlangsung dengan lancar, sukses, dan sangat mengesankan.

Saat masuk, kita akan disuguhi dengan beberapa gazebo kayu dengan bentuk dan ukuran berbeda dan dikelilingi dengan bunga warna-warni cantik serta kolam dan sungai-sungai kecil unik yang tentunya akan sangat memanjakan mata. Berjalan agak ke selatan kita kan melihat kolam renang utama yang cukup besar. Sehingga pengunjung yang didominasi anak-anak selain berenang di kolam utama juga bisa menyusuri sungai-sungai dan kolam-kolam kecil di sekitar gazebo. Setelahnya akan ada kebun jambu yang lumayan besar, di sanalah dibangun rumah-rumah kurcaci dan juga tenda yang akan digunakan untuk para peserta laki-laki beristirahat.

Saya merasa kecil sekali saat melihat orang-orang dengan semangat literasi besar pada Malam Keakraban dan Pentas Seni yang diadakan setelah sholat Isya’. Pembukaan dan materi ke-FLP-an yang disampaikan oleh Kak Ilma, Kak Hendra, dan Kak Fahrizal membuat rasa penasaran dan keinginan saya untuk berkontribusi dalam FLP Blitar semakin bertambah.

Setelah itu adalah Pentas Seni yang diisi dan di MC oleh Kak Jon Blitar. Beliau adalah salah satu youtuber dan penyair ternama di kota ini. Acara pentas seni berlangsung dengan meriah, diisi oleh orang-orang besar di dunia literasi Blitar seperti Pak Heru, Oma Titiek, Bu Imro’atus, dan masih banyak lagi dengan Pembacaan Puisi dan dongeng yang tentunya sangat berkesan dan spektakuler.

Panitia dan juga para peserta-pun juga diminta untuk membuat puisi saat breafing dan dibaca saat Pensi. “Meskipun dibuat dengan waktu yang singkat, tapi sudah cukup baik.” Begitulah kurang lebih ucapan Kak Jon Blitar saat memberi semangat peserta saat membacakan puisi.

Acara ditutup dengan Pembacaan Puisi oleh Kak Jon Blitar dan penyerahan hadiah kepada Peserta dengan Puisi terbaik. Tentunya Pembacaan Puisi oleh Kak Jon tidak dapat diragukan kehebatannya. Malam pembukaan yang sangat baik untuk menambah motivasi dalam dunia literasi.

Acara pada malam hari tersebut berjalan tanpa ada kendala. Malam pertama pembukaan sudah terasa seperti keluarga. Ngobrol sampai lewat tengah malam dengan Kak Jon Blitar dan kakak-kakak anggota FLP lainnya, membuka pengetahuan dan wawasan baru tentang dunia literasi.

Esoknya-pun juga tak kalah menarik, Acara yang dimulai dengan senam pagi yang lumayan kocak, dilanjutkan dengan motivasi menulis setelah semua peserta mandi dan sarapan pagi.

Motivasi menulis disampaikan oleh Pak Heru, Beliau adalah seorang penulis dari Blitar yang telah menerbitkan lebih dari 30 novel. Tentunya pengalaman, perjalanan karier dan juga pengetahuan beliau tentang dunia kepenulisan sangatlah mengesankan dan patut untuk ditiru. Setelah itu dilanjutkan dengan perkenalan literasi oleh Kak Jon Blitar tentang Puisi, Bu Imro’atus tentang Cerpen, dan Bu Adinda tentang penulisan Essai yang tentunya tak kalah menarik dan menambah pengetahuan baru.

Hari yang biasanya berjalan lambat kali ini malah sebaliknya. Acara yang dikemas menarik dan berhasil membuat seluruh peserta lupa kalau waktu sudah menunjukkan waktu Sholat Dhuhur. Setengah hari penuh dengan Edukasi terasa sangatlah cepat. 

Setelah Sholat dhuhur dan makan siang, dilanjutkan dengan kelas masing-masing sesuai dengan kelas yang literasi yang diminati oleh peserta masing-masing. Tentunya dengan pembelajaran yang lebih menarik lagi.

Pada kelas Cerpen yang saya ikuti, dibimbing langsung dengan Oma Titiek, Bu Imro’atus, dan juga Bapak Heru. Tadinya saya pikir bahwa di kelas cerpen akan diberi materi yang banyak sehingga perlu catatan berlembar-lembar ternyata salah besar.

“Kalau materi tentang cerpen mestinya sudah diberikan dari SD sampai SMA.” Begitulah kurang lebih yang dikatakan oleh Oma Titiek dan Bu Imro’atus waktu memberi penjelasan di kelas cerpen. Praktek langsung tentang bagaimana mengetahu kosakata yang dimiliki setiap peserta dan juga menulis alur cerita tanpa melihat kebelakang merupakann pengalaman dan ilmu baru bagi diri saya. Pengalaman yang sangat tidak terlupakan.

Acara ditutup oleh Pak Budiono, pada akhir penutupan beliau membacakan salah satu kisah dalam buku Bo Wero karya Wandi S. Brata. Kisah yang mengambarkan bahwa selalu ada hal-hal kecil atau proses –proses yang kita abaikan padahal itu terlihat sangat indah jika dinikmati dan dirasakan. Kisah tentang Perjalanan Wisata Bersama Kura-kura yang begitu menginspiratif.

Belum afdhol suatau acara atau pertemuan kalau belum foto bersama. Iya kan? Foto bersama yang dilakukan bersama seluruh anggota FLP dan para senior FLP merupakan hal yang sangat berharga bagi diri saya. Foto penutupan tersebut menurutku adalah  foto pembukaan. Pembukaan bagi diri saya untuk menjelajah lebih jauh Dunia Literasi, bertemu dengan orang-orang hebat, dan mempelajari lebih dalam tentang literasi bersama seluruh anggota FLP.

Terima kasih kepada seluruh Anggota FLP, Seluruh Panitia Recruitmen FLP Blitar 2020, dan kepada seluruh Pemateri atas segala Ilmu, pengalam, dan waktu yang telah diberikan kepada kami semua sebagai Anggota baru. 

Akhir kata dari saya, “Salam Literasi.” []


No comments:

Pages