Produktif di Tengah Wabah - FLP Blitar

Produktif di Tengah Wabah

Bagikan

            Pandemi covid-19 telah berhasil melumpuhkan berbagai sektor. Bukan hanya di Indonesia, melainkan seluruh dunia merasakan dampak yang serupa. Dari sektor pendidikan yang terpaksa harus berjalan dengan metode virtual, hingga perekonomian yang pasang surut atau bahkan harus bangkrut. Semua menghadapi dampak pandemi ini dengan cara mereka masing-masing. Namun yang pasti, berhenti dan menyerah bukan langkah yang progresif dalam upaya menghadapi pandemi atau wabah. Seluruh pihak seyogyanya tetap berjuang dan produktif pada bidang yang mereka geluti. Sebab itu bisa menjadi salah satu langkah terbaik supaya kita tidak terlaru larut dalam peliknya wabah yang sedang menimpa saat ini.

            Akan menjadi persoalan penting, saat semua sektor harus berhenti tanpa diketahui kapan dapat berjalan dengan normal kembali? Pandemi ini telah berhasil membuat lebih dari jutaan orang untuk tetap berdiam diri di rumah, menghindari kerumunan, dan membatasi aktivitas sehari-harinya seperti biasa. Namun, itu bukan alasan untuk matinya produktifitas serta kreatifitas kita selama ini. Berikut penulis akan paparkan dua tips kece, kegiatan apa saja yang kiranya bisa kita lakukan di masa pandemi seperti sekarang? Apapun itu, tetaplah produktif.

1.      Membaca Buku

Mungkin dengan melihat tajuk tersebut, kamu pasti akan langsung merasakan sesuatu yang terkesan membosankan. Betul? Berdasarkan studi tentang negara – negara dengan minat baca tertinggi yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara yang disurvei perihal minat membaca buku. Sungguh luar biasa bukan? Lebih tepatnya mengenaskan.

Sangat disayangkan, apabila kesempatan #dirumahAja ini tidak dimanfaatkan sebaik mungkin. Dan mengapa penulis tempatkan membaca buku pada posisi pertama? Salah satu alasan terkuat penulis adalah penulis berusaha memotivasi semangat baca di seluruh kalangan, terutama generasi muda. Semoga kamu juga dapat menularkan semangat ini kepada sahabat atau siapapun itu. Agar kesan bangsa yang minim literasi tak lagi lekat dari negara kita tercinta. Penulis pun tidak mengkhususkan buku apa yang harus kalian baca. Selama itu buku yang positif, maka bacalah! Namun, terkadang masalah utama saat kita membaca buku adalah mengatasi rasa malas. Namun [R1] penulis ada sedikit tips supaya kamu sedikit lepas dari rasa malas atau bosan itu. Salah satu yang penulis tekankan adalah dengan “membaca apapun yang kalian suka”. Menurut penulis, masalah terbesar pendidikan kita saat ini adalah pelajar kita terkesan dibuat untuk tidak percaya pada dirinya sendiri. Mengapa penulis katakan demikian, dan apa relevansinya dengan buku yang harus dibaca seseorang?

Yang penulis harapkan, setiap pelajar di negeri kita selama ini diharuskan untuk mengerti segala yang belum tentu ia sukai. Haruskah, si A mengerti dan hafal senyawa kimia atau tabel periodik sedangkan ia suka pada fisika - misalkan demikian? Bagi penulis itu adalah letak kekurangan dalam sistem pendidikan kita selama ini. Dan apa relevansinya dengan kegiatan membaca? Ketika seseorang dipaksa atau memaksakan dirinya untuk membaca sesuatu yang sama sekali tidak ia suka. Maka, otomatis wajar akan tumbuh rasa malas dan bosan saat ia membacanya. Namun, saat seseorang melakukan sesuatu apapun sedangkan ia suka pada hal tersebut. Maka, tanpa ia sadari kemalasan dan kebosanan itu akan sirna tanpa harus dipaksa untuk musnah.

Semisal kamu suka dengan buku-buku nonfiksi, bacalah! Asal kamu tahu, menurut penelitian yang dilakukan di Universitas Toronto, peserta penelitian yang membaca cerita pendek fiksi mengalami kebutuhan yang jauh lebih sedikit untuk “closure kognitif” dibandingkan dengan rekan-rekan mereka lainnya yang membaca esai nonfiksi. Ini sedikit memberi isyarat bahwa orang yang gemar membaca buku nonfiksi cenderung lebih kreatif dan berpikiran terbuka. Nah, dari sinilah seseorang dapat memulai langkah-langkah produktifnya. Laksanakan! Hehehe.

2.      Menulis

Dari segi kesehatan, menurut dr. Allert Benedicto Ieuan Noya yang penulis kutip dari laman alodokter. Manfaat menulis dapat membantu penderita migrain, asma, gangguan tidur, rheumatoid arthritis dan kanker. Menulis membuat mereka lebih rileks setelah beberapa waktu menjalankan kebiasaan tersebut.  Kemudian penelitian terbaru mengungkap, manfaat menulis dapat membantu meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, terutama bagi pengidap HIV/AIDS. Wah keren juga ya, bahkan penulis sendiri baru saja mengetahui ikhwal manfaat tersebut. Apalagi di tengah wabah yang menuntut kita untuk terus meningkatkan imunitas dan mengurangi stress. Sepertinya menulis bisa kamu jadikan sebagai salah satu aktivitas baru untuk lebih produktif sekaligus menjaga kesehatan.

Di era serba digital seperti sekarang, semua hal bisa ditulis dan kita bisa menulis di manapun kita suka. Mungkin bagi kamu yang sering menghabiskan waktu #dirumahAja ini untuk bermain sosial media. Daripada hanya dimanfaatkan sebagai sarana menuliskan sepatah dua patah kalimat tentang aktivitas kamu. Alangkah lebih baik jika kamu kembangkan kemampuan menulis kamu dengan menjadikan caption atau postingan itu menjadi semakin istimewa. Bagaimana sebuah tulisan bisa dikatakan istimewa? Yakni ketika apa yang kamu tulis dapat sekaligus menebar manfaat bagi siapapun yang membaca. Mungkin tak semua orang dapat menulis dengan diksi yang puitis atau quotes seperti halnya para pujangga. Namun kamu bisa menulis dengan style kamu. Mungkin kamu sering membaca cerita romansa dan kamu menuliskan cerpen yang bertema sama. Apapun dapat menjadi bahan tulisan yang indah bagi kamu. Dunia ini telah dipersiapkan Tuhan untuk kamu nikmati isinya, dan menulis adalah salah satu cara untuk menikmati itu. Kesempatan ini bisa juga dimanfaatkan sebagai langkah bagi kamu untuk memperbaiki skill menulis. Apabila ada dari segi ejaan, penulisan dan tata bahasa masih ada yang kurang baik. Kesempatan ini harus bisa dimanfaatkan secemerlang mungkin.

Bagi kamu yang sedang menempuh jenjang pendidikan tinggi, apalagi. Mengembangkan kemampuan menulis dapat berdampak bagus bagi kamu suatu saat nanti. Karena suatu saat, pasti skill itu akan sangat berfungsi. Ketika harus berperang dengan ujian skripsi atau pembuatan proposal, mungkin juga saat ingin menulis sebuah buku. Menulis dapat jadi batu pijakan mulus bagi kamu melompat semakin tinggi.

            Mungkin hanya dua hal itu yang saat ini dapat penulis paparkan. Selebihnya, masih banyak sekali aktivitas yang dapat kamu lakukan di masa pandemi. Namun, menurut penulis dua hal di atas sudah cukup untuk dijadikan langkah awal supaya kamu lebih produktif kedepannya. Apapun itu, tetaplah produktif! Dan semoga pandemi ini akan segera berakhir, sehingga kita semua dapat beraktivitas seperti sediakala.

 Oleh. Rizky Saputra

No comments:

Pages