Penanda kembalinya denyut aktivitas FLP Blitar dimulai pertengahan 2015, dengan kegiatan sederhana ; pertemuan rutin setiap Jum'at siang. Yang hadir kadang empat, atau lima orang. Diskusi beragam tema, bedah karya, dsb.
Saif menjadi ketua, saya dan Mbak Lilik menjadi pendukungnya. Lalu datang Alfa Anisa dan Rere, selain itu ada beberapa yang datang dan pergi, muncul dan menghilang.
Beragam agenda diperbincangkan, namun tak semuanya bisa terlaksana. Selain faktor jumlah orang, juga hal-hal lain yang memang belum memungkinkan. Dalam suasana lengang, beberapa kali Alfa Anisa mengajak pada pertemuan-pertemuan dengan pegiat literasi yang lain. Terutama dengan LPM (Lembaga Pers Mahasiswa).
Beberapa kali kami datang pada acara LPM Laun STIT Al Muslihun, dari situ kemudian jejaring tercipta antar individu. Tidak saja dari LPM Laun, tapi juga dari LPM STIKIP, atau LPM Unisba, yang entah bagaimana rimbanya.
Mereka sesekali datang ke agenda rutinan, bahkan ada yang kemudian ikut berkarya dan karyanya dibedah pada acara rutinan tersebut.
Saif menjaring koneksi dengan yang lain, termasuk ketika kami bertiga (yang satu Mbak Lilik) menjadi juri lomba cerpen pelajar tingkat Kota/Kab Blitar, yang mana acara puncaknya digelar di Graha Patria. Kami menjadi juri atas nama FLP Blitar.
Waktu itu, FLP Jatim juga tengah vakum. Siapa yang hendak dihubungi untuk sekedar diskusi masalah ke-FLP-an? Tidak ada. FLP Jatim sendiri juga tengah memiliki masalah tersebut. FLP Blitar bergerak kembali dari awal, dengan berbekal koneksi.
#9tahunFLPBlitar
#MiladFLPBlitar
Blitar, 17 Agustus 2017
Ahmad Fahrizal Aziz
