First Sight* - FLP Blitar

Oleh : Ana Salamah

Siang ini cuacanya sangat panas. Aku berjalan mengikuti langkah Mbak Fitria menjauh dari area parkir Perpustakaan Bung Karno. Kami berjalan menuju pintu masuk yang tak jauh dari situ. Hari ini adalah hari yang penuh dengan kegiatan. Sejak pagi tadi, Mbak Fitria mengajakku mengikuti seminar yang diadakan di Kota Blitar. Dan  siang ini, ia mengajakku berkunjung ke Perpustakaan Bung Karno untuk menghadiri acara yang rutin diadakan oleh Forum Lingkar Pena yang baru saja diikutinya.

Berbicara tentang Forum Lingkar Pena, aku sudah sering mendengar  tentang nama itu. Tapi aku tidak pernah tahu, kalau ada cabang Forum Lingkar Pena di Blitar. Sebenarnya, Mbak Fitria—sahabat sekaligus seseorang yang kuanggap sebagai kakakku sendiri, sudah mengajakku bergabung di forum itu. Tapi aku tidak langsung meng-iyakan ajakannya, karena aku sudah lama tidak menulis, dalam hal ini menulis cerita, kata-kata, puisi, dll.

Aku sudah berhenti menulis sejak dua tahun yang lalu. Tepatnya setelah aku lulus sekolah. Hal itu membuatku ragu untuk bergabung dengan forum tersebut. Siang ini pun, aku hanya iseng ikut Mbak Fitria ke sini. Toh, kalau nanti dia berkumpul dengan teman-temannya, aku bisa berjalan-jalan mengelilingi tempat wisata ini, atau sekedar ke perpustakaan untuk membaca buku. Begitu fikirku.

#

Kami memasuki  koridor tempat berkumpulnya para anggota FLP. Aku melihat ada sekitar  tiga puluhan lebih orang duduk bersila membentuk suatu formasi lingkaran.  Mbak Fitri mengajakku duduk  bergabung dengan mereka. Aku berfifkir sejenak. ‘memang apa salahnya kalau aku bergabung dengan Forum Lingkar Pena? Siapa tahu ada pelajaran yang bisa diambil dari sini. Hehe’ batinku. Lalu kami pun duduk bergabung bersama mereka. Sepertinya acara sudah dimulai sejak tadi, ada seorang wanita cantik yang sedang menyampaikan suatu materi. Hmm, aku menyimak materi yang sedang disampaikan. Tentang cara memunculkan ide.

Beberapa poinnya mengingatkanku saat masih menulis cerita dulu. Eits, aku bukan seorang penulis yang sudah menerbitkan buku lho, aku hanya gadis yang memiliki hobi menulis cerita di buku tulisku, tapi hobiku itu tidak kulanjutkan karena sesuatu hal. Sambil mendengarkan materi, aku melihat ke sekeliling, ada beberapa orang yang membuka laptop, juga ada yang sedang memegang gadget, dan sisanya membawa buku tulis dan pulpen. Mereka semua sibuk menyimak materi yang sedang disampaikan.

Tidak jauh dari tempat dudukku, aku melihat seorang lelaki paruh baya berambut putih panjang dan dikuncir. Beliau mirip dengan seorang Katolik dari Malang yang bernama Agustinus Tedja Bawana, pendiri Jaringan Kemanusiaan  Jawa Timur yang mengurusi masalah anak jalanan. Aku mengenal sosok itu dari sebuah acara di televisi. Tapi aku belum pernah bertemu langsung dengan orangnya, mungkin bapak-bapak ini adalah kembarannya, hehe.

#

Setelah materi selesai disampaikan, kami diberi tugas untuk menulis sesuatu yang bertema “panas”. Kami dipersilahkan memilih, mau fiksi atau nonfiksi, silahkan.  Waduh, nulis apa ya? Batinku. Belum sampai kami menulis, bapak-bapak kembarannya Agustinus Tedja tadi menambahkan beberapa materi tentang cara membuat peta pikiran. Dari situ, kita semua bisa tahu cara membuat cabang dari satu kata. Semisal, dari kata panas, kita bisa membuat kata yang berhubungan, yaitu topi, matahari, haus, dan lain-lain. Dari situ juga aku tahu kalau nama beliau adalah Bapak Budiyono. Setelah Pak Budi selesai dengan materinya. Kami pun dipersilahkan untuk mulai menulis.

Aku memutar otak, mencari ide tentang apa yang harus kutulis. Satu menit, dua menit, empat hingga lima menit pun berlalu, tapi bohlam di otakku belum juga menyala. Aku menengok kanan kiriku. Mbak Fitria sudah menorehkan banyak tinta di kertasnya, Begitu pun dengan teman-teman yang lainnya.

Aku memutar otak lagi. Hmm, tentang panas ya. Tiba-tiba aku teringat dengan cerita adikku yang kepanasan di kelas tempo hari. Aku pun mulai menulis ceritanya. Satu persatu ide mulai muncul, semangat untuk menulis keluar lagi, aku mulai terbiasa pada pulpen dan bukuku.
Apalagi kini aku berkumpul dengan teman-teman yang memiliki hobi yang sama seperti mereka. Aku sekarang memantapkan niatku untuk melanjutkan menulis lagi. Mempelajari hal-hal baru bersama teman-teman baru di  Forum Lingkar Pena.

#

Thanks God for them, dan terima kasih FLP, yang telah memberiku kesempatan untuk bergabung dengan kalian.[]

Blitar, 23 Pebruari 2017

*ditulis untuk Writing Challenge FLP Blitar, dalam rangka menyambut Milad FLP ke-20.

Pages