Mendung (Bagian 4) - FLP Blitar

Mendung (Bagian 4)

Bagikan


Kulirik dari kelas, Clara sedang berbincang dengan Hazmi di depan studio musik. Hazmi adalah ketua ekskul musik, sepertinya Clara sedang membahas soal band penampil di acara ulang tahun sekolah nanti.

Atau, mungkin sekalian Clara ingin menampilkan sesuatu, seperti usulku kemaren.

Pada jam istirahat ini aku tak bisa menemaninya karena ada urusan di kantor guru, menemui Pak Yahmin untuk tugas kimia yang lupa aku kerjakan beberapa hari lalu. Pak Yahmin termasuk guru yang sangat disiplin untuk urusan PR.

Anak IPA begitu banyak PR, jika dibandingkan anak IPS atau Bahasa. Mereka sepertinya lebih santai. Tidak seperti kami yang dibebani bermacam tugas rumah dan tugas laboratorium. Meski guru-guru suka memuji kami.

Entah kenapa aku mengambil jurusan IPA, padahal bapakku adalah guru sejarah. Ya, meskipun pelajaran sejarah juga diajarkan di kelas IPA.

###

Clara menemuiku di kantin sepulang sekolah, dia memberitahukan beberapa band yang siap tampil di acara ulang tahun. Sementara ada 3 band sekolah.

"Sepertinya selain band sekolah ada band kelas," Jelasnya.

"Kamu nggak tampil?"

Dia tertawa getir. "Gue dah nggak main musik, udah ah," jawabnya.

"Juara Jakarta Miuzik School Fest masak nggak nyumbang sesuatu," Godaku.

Wajah Clara berubah seketika. Matanya tajam menatap kearahku, membuatku sedikit beringsut.

"Lu tau darimana?" Nada bicaranya mulai serius.

"Ya.. aku kan anak jurnalis, jadi punya rekap ..."

"Lu nyari tau soal gue?"

"Enggak.. ini... kemaren ..."

"Zal, gue udah coba santai aja nanggepin elu. Tapi plis jangan lagi lu bahas soal musik di depan gue.. oke.."

Clara memotong penjelasanku dan beranjak pergi dengan langkah cepat. Mbak Ida yang baru mengantarkan pesanannya nampak bingung.

"Nyapo maeng? Nesu ye?"

Aku hanya mengangkat bahu, menyeruput habis es saribuahku dan mengejarnya. Mungkin dia ke parkiran mengambil sepeda.

Kususul sampai parkiran dan disana ia berbincang dengan Hazmi yang juga sedang mengambil sepeda. Tak biasanya Hazmi naik sepeda, biasanya naik motor RX king kesayangannya.

"Clara..," Panggilku.

Clara hanya menoleh kearahku, sementara Hazmi melambaikan tangan. Wajah Clara masih terlihat kesal. Apa dia marah? Apa alasannya? Apa karena aku tahu biodatanya lalu dia marah? Ah, cewek memang aneh.

Aku menghampiri mereka, namun Clara justru pamit pulang duluan.

"Bahas besok aja," Bisiknya padaku.

Hazmi pun lekas menyusul, "Aku duluan ya bro," ucapnya.

Aku pun berdiri sendiri di parkiran sepeda yang sudah mulai sepi.

Bersambung

~~~~
Cerbung by Ahmad Fahrizal Aziz

No comments:

Pages