Mencipta Budaya Literasi di Kalangan Anak Muda - FLP Blitar

Mencipta Budaya Literasi di Kalangan Anak Muda

Bagikan

Oleh : Ahmad Radhitya Alam

Tentu saja kita sering mendengar mengenai istilah literasi. Program yang sedang gencarnya didengung-dengungkan oleh pemerintah untuk mendongkrak prestasi dan moralitas bangsa. Apakah sebenarnya budaya literasi itu?

***

Budaya  seperti disebutkan wikipedia.org, diartikan sebagai sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan, dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.

Sedangkan literasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai sesuatu yang berhubungan dengan tulis-menulis. Dalam konteks kekinian, literasi atau literer memiliki definisi dan makna yang sangat luas. Literasi bisa berarti melek teknologi, politik, berpikiran kritis dan peka terhadap lingkungan sekitar. Maka secara sederhana, budaya literasi dapat didefinisikan sebagai kemampuan menulis dan membaca masyarakat dalam suatu negara.

***

Lantas seberapa besar tingkat urgensi dari budaya literasi itu? Sampai-sampai pemerintah menggalakkan berbagai program untuk mendukung kegiatan ini. Anda mungkin  terkejut membaca sebuah laporan penelitian yang menempatkan Indonesia pada posisi 60 dari 61 negara. Indonesia hanya setingkat lebih tinggi dari Botswana, sebuah negara miskin di Afrika.

Penelitian di bidang literasi yang dilakukan oleh  Central Connecticut State University di New Britain, Conn, Amerika Serikat, menempatkan lima negara pada posisi terbaik yaitu Finlandia, Norwegia, Islandia, Denmark, dan Swedia (The Jakarta Post, 12 Maret 2016).

Hasil penelitian di atas menunjukkan betapa lemahnya budaya literasi dalam masyarakat Indonesia. Bangsa kita masih mengandalkan apa yang  dilihat dan didengar dalam berpikir, bersikap, dan bertindak.

Sehingga budaya membaca apalagi menulis di kalangan anak muda adalah suatu kepunahan yang sudah akut dan perlu pembenahan dalam berbagai aspek. Pembenahan tersebut dilakukan dengan pembagian buku secara massal kepada lembaga-lembaga maupun perpustakaan di seluruh penjuru bangsa.

***

Kalangan anak muda di Indonesia relatif memiliki tingkat gengsi yang cukup tinggi. Mereka kebayakan lebih mementingkan apa yang dilihat serta penampilan dan mengesampingkan ilmu pengetahuan.

Tindakan tersebut dapat kita lihat dengan berbagai gaya hidup hedonis yang telah melekat dan sulit dipisahkan. Apalagi di masa sekarang informasi sangat mudah diakses oleh semua kalangan tanpa membedakan stratifikasi sosial.

Dan para angkatan milenial ini lebih suka menelan informasi tanpa diproses dahulu. Orang yang memiliki tubuh kekar karena minum suplemen susu dianggap lebih keren daripada seorang jenius kutu buku. Dogma-dogma inilah yang membuat minat baca kalangan anak muda terkikis dan nyaris habis.

***

Oleh sebab itu, gerakan literasi di kalangan anak muda sangat perlu sekali untuk segera digalakkan dan dilaksanakan. Hal ini tentu saja karena tingkat urgensinya yang sangat tinggi. Kemudian, apakah yang harus dilakukan untuk menggalakkan budaya literasi?

Pertama, menumbuhkan minat baca sedini mungkin. Kedua, adanya subsidi buku. Ketiga, mengoptimalkan peran perpustakaan daerah. Dan yang keempat adalah menghargai karya tulis.

Budaya literasi bangsa kita khususnya di kalangan anak muda harus bangkit. Kita tak boleh terpuruk. Bangun budaya membaca dan menulis dari keluarga. Kemudian sekolah seyogyanya mengambil peran penting menyiapakan generasi gemar baca dan menulis. Karena generasi muda adalah cikal bakal dari masa depan bangsa.

Marilah kita bangkit dan percaya untuk mencipta dunia literasi di kalangan anak muda.[]

Sumber gambar : www.kompasiana.com

No comments:

Pages