Kini Selain Aku, Dirimu Juga Tahu - FLP Blitar

Kini Selain Aku, Dirimu Juga Tahu

Bagikan



Sumber gambar: www.smartresize.com




Tidak ada yang lebih mengenal dirinya sendiri, selain dia sendiri. Bahkan orang tua sekalipun tidak selalu mengenal siapa anaknya.



Ada banyak hal yang memengaruhi karakter seseorang. Ada banyak alasan mengapa seseorang bisa menjadi seperti apa ia saat ini.



Begitu pun aku. Aku bukanlah orang yang menonjol, juga tidak suka menonjolkan diri. 



Aku nyaman menjadi pendukung bagi orang lain.



Mungkin karena sedari kecil, diriku minim pengakuan. Tidak terlalu dianggap meski turut memberi andil. Jarang diakui meski bisa seperti yang lain. 



Mendapat rundungan, sering menjadi bocah "kalahan."


Tidak boleh bisa hal baru, meski sebatas belajar. Dianggap lemah. Selalu dipandang sebelah mata karena suatu hal yang tidak bisa disebutkan. 



Mirisnya, selain oleh teman, ini juga dilakukan orang-orang terdekatku sendiri.



Hal tersebut seolah terus berulang menemani pertumbuhan dewasaku. 



Satu hal yang sangat aku syukuri adalah walaupun tumbuh ditemani perasaan inferior, hal itu tidak membuatku menjadi villain haus dendam yang ingin menerapkan hal serupa kepada orang lain.



Mungkin ini cara Tuhan membimbingku agar tidak menyeberang ke jalan kegelapan. Alhamdulillah.



Aku tidak ingin orang lain menjadi sepertiku. Termasuk keluargaku sendiri.



Aku ingin menjadi seorang yang bisa mendampingi proses mereka. 



Aku bahagia menyaksikan orang lain tumbuh sebagaimana mestinya.



Aku selalu berusaha menyisipkan kritik dan saran membangun melalui apresiasi.



Ini mungkin terdengar konyol. Tapi kenapa persahabatan di salah satu serial anime favoritku, Naruto, bagiku terlihat menyenangkan.



Karena mereka tumbuh bersama, berkembang bersama, dan kemudian menjadi kuat bersama-sama.



Aku? Aku tidak pernah merasakan hal seperti itu.



Dari dulu aku tidak punya sahabat. Hanya ada beberapa teman akrab yang saat ini juga tengah berjuang dalam jalur kehidupan masing-masing.



"Jangan begitu, dirimu juga punya potensi, lho," kata mereka. 



Ya, tapi bayangan akan selalu menjadi bayangan.



"Jangan jadi lilin."



Iya, tapi setidaknya lilin tidak akan pernah mati, karena ia bisa terus-menerus beregenerasi. 



Tapi benar, jangan jadi lilin bagi orang lain, jangan.

No comments:

Pages