MENJADI PENULIS YANG BENAR-BENAR MENULIS - FLP Blitar

MENJADI PENULIS YANG BENAR-BENAR MENULIS

Bagikan
MENJADI PENULIS YANG BENAR-BENAR MENULIS 
Oleh : Heru Patria 

Semua penulis pasti pernah menulis. Namun belum semua penulis benar-benar menulis. Kenapa? 
Ada banyak alasan seseorang dalam menulis. Ada yang sekadar hobi, ada yang menganggap passion, ada yang sebagai sarana curhat, ada juga yang menulis sebagai profesi. Lalu bagaimana penulis yang benar-benar menulis? 

Penulis yang benar-benar menulis adalah mereka yang dalam proses kreatifnya dapat menempatkan diri sebagai penulis sekaligus sebagai pembaca. Kalau hasil tulisan kita hanya dapat dinikmati oleh diri kita sendiri itu artinya kita belum benar-benar menulis. Untuk itu ada baiknya ada baiknya sesekali kita bertindak sebagai pembaca saat menggarap sebuah karya. 

Penulis yang benar-benar menulis akan mampu menuliskan tema dan genre apa saja yang dekat dengan kehidupan pembacanya. Jadi penulis tidak sekadar mengikuti trend yang ada, tapi berkarya berdasarkan keinginan hati yang mengandung amanah kebajikan untuk sesama. 

Penulis yang benar-benar menulis tidak akan pernah kehabisan ide untuk berkarya. Karena sebenarnya ide itu tidak untuk ditunggu atau dicari, tapi ide harus diciptakan.  


CIRI-CIRI PENULIS YANG BENAR-BENAR MENULIS 
1. Mampu menulis berbagai genre. 
Artinya penulis harus mampu keluar dari zona nyaman dan selalu menampilkan sesuatu yang baru. 
2. TIDAK TERPENGARUH TREND 
Jadi penulis harus berani menuliskan apa ide yang dimiliki tanpa melihat trend yang sedang terjadi. Jangan ikut arus tapi mengalirkan sebagai diri sendiri. 
3. Merdeka sejak dalam pikiran. 
Menulislah dengan pikiran yang lepas dan bebas. Jangan merasa terbebani oleh pikiran negatip (takut tidak laku, takut jelek, takut salah). Karena rasa takut tidak akan membawamu ke mana-mana. 
4. Jadilah penikmat. 
Sebagai penulis harus mampu menikmati karyanya sendiri. Sebab jika penulisnya saja tak bisa menikmati cerita yang digarapnya, bagaimana dengan pembaca. Karena itu, ketika melakukan koreksi terhadap yang sudah ending, tempatkan diri sebagai pembaca agar dapat merasakan feel dari cerita. 
5. Menikmati proses 
Dalam hidup tidak ada hal yang instan (kecuali mie instan). Segalanya butuh proses. Terlebih untuk kerja kreatif seperti penulis. jangan pernah menyerah. Sekali naskah ditolak penerbit, maka revisilah, kirim lagi revisi lagi. Ingat penolakan dari penerbit belum tentu karena naskah kita jelek tapi kadang kita yang salah memilih penerbit untuk naskah kita. 
6. Anggap menulis sebagai ladang amal. 
Jika niat awal menulis hanya sekadar untuk mencari uang dan ketenaran, maka bersiap-siaplah untuk kecewa. Karena persaingan di dunia menulis sangat keras. Lebih baik niatkan menulis untuk menebar kebaikan/beramal pengetahuan, sehingga ketika hasil karya laku dan tenar, itu semua hanyalah bonus sampingan. 
7. Istiqomah 
Menanamkan kesadaran bahwa sesungguhnya apapun yang kita tuliskan suatu saat pasti akan dimintai pertanggungjawaban. Jadi tuliskan hal hal yang baik agar kebaikan pula yang kita raih. 
8. Tidak menutup diri 
Seorang penulis harus mampu terus mengembangkan Skill nya sesuai dengan kemajuan jaman. 
9. Selalu bahagia. 
Menulislah dengan rasa bahagia agar apa yang kau tuliskan dapat mendatangkan kebahagiaan bagi pembacanya. 
10. Terus belajar. 
Ini wajib bagi penulis. Sebab dengan terus belajar berarti penulis akan mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas karyanya. 


Salam literasi Indonesia 
Blitar, 23 Juli 2020

1 comment:

Rizkha said...

Mantapp Pak tulisannya melecut diri!!!

Pages