Yang Terjadi Pada 14 Februari dan Kita dan Nilai Moral dan Hal-Hal yang Menyelimutinya - FLP Blitar

Yang Terjadi Pada 14 Februari dan Kita dan Nilai Moral dan Hal-Hal yang Menyelimutinya

Bagikan

Oleh : Ahmad Radhitya Alam

Hari ini tanggal 14 Februari 2018. Apa yang kalian tentang pikirkan tentang hari ini? Ah, aku tak bisa mengetahuinya. Karena aku bukan seorang pembaca pikiran serta masa depan. Aku hanya anak muda tanggung yang duduk di bangku SMA. Banyak hal yang masih belum kuketahui dan aku mulai belajar dengan apa saja yang tertangkap panca indra.

Pada titik pemikiran tertentu kita akan memperoleh pemahaman tentang sesuatu yang kadang membingungkan. Hal-hal yang kita pikir hebat ternyata adalah sesuatu yang lucu –baik itu mengandung derita atau tawa- yang dapat membuat baper tak terkira.

Lebih baik memandang sesuatu yang kita temu dengan selalu menghargainya. Tak perlulah mencela ataupun mengejek dengan kata-kata jelek. Itu dapat melukai hati dan bisa jadi menjadi sebuah karma pada waktu yang tidak ketahui.

Begitu juga perihal hari ini yang menjadi buah bibir di dunia nyata maupun dunia ghaib, eh maya. Berbagai peringatan dilaksanakan tepat pada hari, 14 Februari 2018. Mulai dari Valentine Day, Hari Pemberontakan PETA, atau sampai peringatan yang belum sempat saya ketahui (maklum saya masih muda dan polos).

Terkait peringatan Velentine Day. Sebenarnya dalam konteks kesejarahan hal ini baik. Karena peringatan ini mengajak kita untuk bersama-sama menuangkan cinta dan kasih pada sesama umat manusia.

Tetapi dalam pelaksanaannya malah terjadi berbagai penyelewengan yang agaknya dapat mengubah citra baik dan berwibawa Valentine Day. Mulai dari dari pergaulan bebas sampai dengan penggunaan obat-obatan terlarang sangat mencoreng nilai moral dan hukum yang ada di masyarakat kita.

Kita bisa melihat fakta dan kenyataan yang ada di sekitar kita, paket coklat terjual bebas dengan bonus karet xxx. Bahkan menurut penelitian pada tahun 2017 kemarin, karet xxx sampai menjadi punah di Malang Raya.

Melihat berbagai pelanggaran dalam pelaksanaan peringatan Valentine Day. Pemerintah yang dalam hal ini diwakili Dinas Pendidikan dari berbagai daerah melarang peringatan Valentine Day. Hal ini berkaitan agar generasi muda terhindar dari berbagai perilaku yang menyimpang dari norma.

Padahal sebagai warga negara Indonesia, semestinya budaya seperti ini tidak pantas dilestarikan. Betapa tidak? Budaya Indonesia merupakan budaya yang arif dan santun yang selalu hati-hati dan berfikir sebelum bertindak.

Lantas mengapa budaya yang tidak baik ini dapat muncul? Era sekarang merupakan milenial yang semua aspek kehidupan dapat dilaksanakan menggunakan piranti digital. Betapa tidak? Bukankah sampai pada hal keagamaan yang mendasar seperti dakwah dan pengajian dapat kita cari dengan mudah di dalam situs Mbah Google? Dari piranti digital serta peran media massa yang sudah mudah diakses.

Budaya Populer atau Budaya Pop ini muncul. Generasi muda lebih menyukai sesuatu yang viral atau mainstream serta tidak jelas asal usulnya daripada suatu hal yang lebih substansial dan memiliki nilai yang baik. Dari sini berbagai pelanggaran dan istilah kids zaman now muncul. Media sosial seakan milik sendiri, hingga posting sesuatu yang bersifat privasi di sana sini.

Keluar dari itu semua 14 Februari merupakan hari yang diperingati dengan Hari Pemberontakan PETA. Hari di mana para pejuang bangsa Indonesia khususnya PETA di Blitar melakukan pemberontak terhadap kekuasaan tirani penjajahan Jepang. Tokoh-tokoh seperti Sudanco Supriyadi, dr. Ismail, Muradi dan barisan tentara PETA dari Blitar berjuang dengan sepenuh tenaga. Mereka dengan tulus memperjuangkan kemerdekaan demi negerinya. Mereka tak pernah lelah mencinta dan letih berusaha demi sebuah tumpah darah yang mulia Indonesia.

Lalu mengacu pada sebuah cinta. Apakah kita benar-benar mengetahui makna cinta itu sendiri? Bukankah cinta memiliki substansi memberikan kasih sayang yang tak berperi kepada sesuatu yang kita cintai? Benarkah kita sudah melakukan itu semua? Ataukah cinta yang kita beri hanya omong kosong belaka?

Mulai cinta terhadap diri sendiri. Mari kita tengok, apakah diri kita benar-benar sudah kita cintai? Saya kira belum, karena walaupun kita adalah yang seharusnya mengetahui tentang segala dalam diri kita belum mengetahui siap diri kita sebenarnya. Apalagi tentang cinta terhadap Tuhan? Akan lucu rasanya jika menjawab pertanyaan berikut. Karena memang cinta yang sesungguhnya adalah cinta mereka yang telah berkeluarga, cinta pejuang terhadap negaranya, dan cinta hamba terhadap Tuhannya.

Terlepas dari segala sesuatu yang menyelimuti 14 Februari 2018, yaitu hari ini. Hari ini  tetaplah hari Rabu. Kita melakukan aktivitas seperti biasa. Pergi pagi menuju tempat pembelajaran maupun pekerjaan. Tidak ada hari libur nasional, ataupun cuti buruh secara massal. Tak ada yang berbeda hari ini, kecuali kita memperbaiki moral kita dan memahami makna cinta yang sebenarnya.

Sebagai manusia yang berbudaya mari kita menyikapinya dengan apa adanya. Tak usahlah mengkritik sesuatu dengan terlalu kalau sifat dan perilaku kita malah sudah kelewat terlalu. Marilah kita merenunginya. Karena kebenaran hanyalah milik Tuhan semata. Tak ada yang tahu. Hanya Tuhan yang tahu.

Sumber Gambar : www.qureta.com

No comments:

Pages