Rutinan FLP Blitar : Kami Belajar Menjadi Seorang Jurnalis Hari Ini - FLP Blitar

Rutinan FLP Blitar : Kami Belajar Menjadi Seorang Jurnalis Hari Ini

Bagikan

Oleh : Nabila Ananda

Hari ini, Ahad 04 Februari 2018 sejak pukul 08.30 WIB, perpustakaan Bung Karno koleksi khusus lantai II barat mulai didatangi oleh anggota FLP Blitar. Dengan wajah penuh semangat, kami siap menerima ilmu baru hari ini. Sesuai rencana, pertemuan kali ini akan diisi dengan materi kejurnalistikan dan pernak-perniknya.

Acara dibuka pada pukul 09.20 oleh Saiful Hardiyanto, kemudian dilanjutkan dengan tausiah yang disampaikan oleh Mbak Adinda. Dalam tausiahnya Mbak Adinda bercerita mengenai awal-awal dia menulis. Setelah selesai maka dimulailah materi hari ini.

Pemateri hari ini adalah Fahrizal Aziz yang juga anggota FLP. Pernah menjadi seorang wartawan di media lokal Malang. Dimulailah materi dengan pengertian dari jurnalistik, yaitu kegiatan mengumpulkan, mencari, mengolah, dan menyebarkan berita kepada khalayak luas.

Mas Fahri juga menjelaskan mengenai fungsi jurnalistik sesuai dengan pasal 33 UU no. 40 tahun 1999; sebagai media informasi, pendidikan, hiburan dan kontrol sosial. Materi kemudian dilanjutkan dengan tujuan jurnalisme, ciri-ciri berita, prinsip berita, reportase/wawancara hingga praktik menulis berita.

Ada beberapa hal yang bisa diangkat sebagai berita. Diantaranya yaitu berita yang baru (timelines/actually), magnitude atau memiliki daya tarik, priminence atau populer/menyangkut orang yang dikenal. Contohnya misalkan seorang artis atau pejabat publik yang terpeleset di kamar mandi komplek pemakaman Bung Karno lebih menarik untuk dijadikan berita dari pada orang biasa yang terpeleset.

Selain itu ada proximitly atau dekat dengan pembaca. Misalkan berita tentang Blitar pasti akan menarik masyarakat Blitar, berita tentang para tenaga kesehatan pasti juga menarik untuk mereka, begitu seterusnya.

Selanjutnya ada human interest atau menyentuh perasaan. Cerita tentang seorang anak yang merawat orang tuanya yang lumpuh bisa dijadikan salah satu contoh berita yang mempunyai karakter human interest.

Ada juga eksklusifitas yang berati khusus, tidak dimiliki oleh semua media, dan yang terakhir yaitu trend atau yang sedang booming saat itu.

Fungsi dan peranan pers sesuai pasal 6 UU pers membuat lembaga pers/jurnalistik sering disebut sebagai pilar keempat demokrasi (the fourth estate) setelah lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif karena dianggap sebagai pembentuk opini publik yang paling potensial dan efektif.

loading...

Materi juga menyinggung gaya kepenulisan dalam sebuah koran yang menggunakan gaya piramida terbalik serta bahasanya yang tidak bertele-tele. Dijelaskan bahwa dalam penulisan piramida terbalik, inti informasi ditulis di awal, biasanya satu atau dua paragraf yang disebut dengan lead atau teras berita. Lalu dilanjutkan dengan penjelasan lainnya pada paragraf selanjutnya. Hingga paragraf terakhir berisi informasi tambahan yang jika dihilangkan sekalipun tidak akan berpengaruh pada isi berita.

Untuk jenis lead dalam sebuah berita terdapat 14 macam. Diantaranya yaitu lead pertanyaan, lead deskriptif, lead dialog/percakapan, lead parodi, lead sapaan dan lain sebagainya.

Setelah menyampaikan semua materi kejurnalistikan, Mas Fahri pun meminta kami untuk menulis berita dengan rumusan 5W+1H. Kami satu persatu menulis berita dengan waktu sekitar 20 menit dengan tema yang tidak ditentukan. Setelah selesai, kamipun membaca tulisan masing-masing.

Dimulai dengan Mas Fahri, dilanjutkan dengan Saiful, Pak Budi dan seterusnya sesuai urutan tempat duduk. Kebanyakan dari kami menulis berita tentang kriminal atau kecelakaan lalu lintas. Berita-berita hasil tulisan teman-teman ini ada yang sifatnya fakta, ada juga yang hanya karangan mereka saja.

Saya sendiri menulis tentang Indonesia yang mendapatakan medali emas pada Olimpiade Astronomi Internasional (yang sebenarnya hanya saya karang). Menurut Mas Fahri, gaya penulisan saya masuk ke dalam kategori tulisan feature. Mas Fahri juga memberikan beberapa saran mengenai pembuatan judul yang lebih menarik lagi.

Sedangkan Mbak Yayuk yang kebetulan duduk di sebelah saya, menulis tentang perampokan yang terjadi pada sebuah rumah mewah. Tulisan Mbak Yayuk ini sempat mendapatkan perhatian kami semua, dikarenakan ceritanya yang sangat meyakinkan. Hingga setelah selesai membaca, ada seorang diantara kami yang menanyakan kebenaran berita tersebut, yang langsung dibantah oleh Mbak Yayuk. Menurutnya, tulisannya itu hanya karangannya saja.

Kemudian di sini Mas Fahri juga menambahkan bahwa seorang jurnalis dalam tulisan-tulisannya harus bisa meyakinkan pembacanya, seperti yang dilakukan oleh Mbak Yayuk.

Kemudian ada Qoni, anggota FLP Blitar paling muda, baru duduk di kelas 6 SD membacakan tulisannya. Saya tidak terlalu jelas mendengar karena suaranya yang kecil. Tetapi meskipun begitu sekilas dari yang saya tangkap, tulisannya sudah runut dan bagus untuk ukuran anak seusianya.

Selanjutnya ada Mbak Adinda yang menulis tentang konser perayaan 10 tahun Afgan. Kemudian dilanjutkan dengan teman-teman yang lain yang juga saya tidak mendengar terlalu jelas karena suaranya yang tidak sampai di tempat duduk saya dan juga tertutupi dengan suara speaker dari arah museum Bung Karno di lantai bawah.

Waktu menunjukkan pukul 12 siang. Tapi kami masih belum mengakhiri pertemuan hari itu. Ada beberapa hal yang disampaikan oleh divisi kaderisai FLP Blitar.

Yaitu mengenai tugas menulis di website yang harus dilakukan oleh setiap anggota. Masing-masing anggota harus mengisi website FLP Blitar minimal dua minggu sekali. Jika tidak maka akan dikenai denda yang akan masuk ke dalam kas FLP.

Selain itu ada juga klasemen karya. Klasemen karya adalah poin penilaian yang dibuat oleh divisi kaderisasi sebagai bentuk apresiasi untuk tulisan para anggota FLP Blitar. Nilainya dibedakan menjadi beberapa kriteria. Ada nilai untuk tulisan yang dimuat di media online, tulisan yang dimuat di website FLP Blitar, ada juga nilai untuk tulisan yang dimuat di media cetak, juga nilai untuk tulisan yang menjadi pemenang dalam sebuah kompetisi. Tentunya nilainya berbeda dari setiap kriteria tersebut.

Reward dan punishment yang diberikan oleh divisi kaderisasi ini sebenarnya adalah salah satu cara yang dilakukan agar anggota FLP Blitar semakin giat dan semangat untuk terus menulis, bahkan karya-karya mereka bisa dimuat di media dan dapat dinikmati masyarakat.

Waktu hampir menyetuh pukul setengah satu siang ketika Saiful menutup pertemuan hari ini dengan do’a kafarotul majlis, setelah sebelumnya ada undian untuk pembagian tugas menulis pertemuan hari ini, menjadi MC dan mengisi kultum untuk pertemuan berikutnya.

Pertemuan kami hari ini selesai, kami akan saling menyapa lagi di pertemuan rutinan minggu depan.[]

No comments:

Pages