Puisi-puisi Fitria (4) - FLP Blitar

Puisi-puisi Fitria (4)

Bagikan



Kepada Ramadhan 1438

Tak ingin kutulis banyak
Waktuku mendesak
Setiap hari berlalu begitu cepat
Sebab segala tentangmu begitu menyibukkan
Aku tak karuan

Kamis ini resah yang sama kembali hadir
Aku tahu kita sama-sama berjuang untuk sebuah temu
Namun aku tak memiliki keyakinan penuh
Sebab takdir tak bisa kukendalikan
Aku haya bisa melihatmu dari kejauhan
Seperti layang-layang yang berputar-putar di lapangan

Memikirkanmu melahirkan kekhawatiran yang meluluhlantahkan diriku sendiri
Meski kutahu kau masihlah payung teduh tempatku berdiam diri

Sore ini kepalaku penuh dengan kamu
Ramadhanku, izinkan aku bercengkrama dengan doa yang kucipta sendiri
Merapal namamu yang satu diantara sibukku yang entah kapan akan berakhir



Kepada yang tak pernah kelelahan menampung resah mahasiswanya

Hari ini mungkin saja aku bertemu luka orang lain
Atau aku lah yang disapa kekecewaan
Siapa tahu, esok bahagia menghampiri kita bersamaan
Dan lusa rasa syukur yang sungguh-sungguh memang benar adanya
Mungkin ada yang hari ini diselimuti kebahagiaan
Siapa yang tahu, esok ia lah yang terlupakan

Untuk segala yang terlewati sejak awal mula, izinkan aku berterimakasih kepadamu atas ketabahan yang tak pernah mengeluh seperti sang ibu yang mendengar isak tangis anaknya
Meski bersamamu perjalanan kurasa lebih panjang, memutar, bahkan berkabut
Aku baik-baik saja
Aku dan jutaan kaki yang bahkan belum bertegur sapa hingga punggung kami semakin menjauh akan baik-baik saja
Karena bukankah hidup adalah perkara merelakan 1 anak tangga demi anak tangga lainnya demi menjulang tinggi
Hingga punah segala letih
Dan terbayar dengan menengadah ke langit tanpa lupa dari mana asal mula

Kita berdua paham benar, memikul ransel berisi harapan memang menyakitkan
Ditimang-timang ketidakpastian
Entah kapan mampu diwujudkan
Tapi berjuang memang harga mati yang harus dipertahankan

Untuk segala doa baik semoga tepat dikabulkan setelah aamiin dilantangkan
Karena berhasil tak butuh waktu yang cepat
Selamat jatuh cinta lambat-lambat
Sebab mereka yang mencintai dengan tergesa-gesa tidak akan selamat

Dedicated to my best university ever, so sorry to call your name is as diffucult as i love you



Kepada lelaki ku di masa depan

Betapa kita percaya, ada yang jauh lebih berharga untuk dijaga selain sejengkal depa yang ada
Karenanya jangan sekali-kali membenci jarak dan jeda
Jika mereka lah tim sukses untuk tiap percik yang ada kamunya
Diantara mereka lah rindu ada

Lelaki ku, ketika tanganku belum mampu kau genggam
Jangan kau menggenggam apa yang berasap dan mematikan
Kau tahu, aku menikmati setiap pagi untuk investasi masa depan kita nanti
Kau pun harus berjuang
Bosankah kau kuperingatkan untuk menjaga dirimu baik-baik?

Sadarkah kau sayang, langkah kecil yang kita ambil sekarang akan berpengaruh di masa yang akan datang?
Kita sama-sama paham, untuk tak mempercayai krim pembasmi kerut
Sebab perjalanan lah yang memiliki andil untuk kita agar tetap muda
Saat di tengah jalan, jangan biarkan apa yang telah dimakamkan pada sebuah desa bernama kenangan mencuat hadir pada rumah sebuah kita
Jangan pernah beri mereka celah
Seperti halnya aku yang telah menimbun mereka pada parkiran temaram tanpa nama

Lelaki ku, jangan kau tertawa saat kulihat hujan ada di sudut ruang dada
Biarkan mereka hadir untuk melengkapi episode kita
Di semesta luas bernama laut
Hanyutkan mereka yang kemarin membuat kalut
Agar lahir bahagia dan hadir tak pernah surut

Hingga saat itu tiba, saat hujan begitu bahagia dirayakan di kedua mataku
Mulut ku tak pernah kelu untuk mendoakan mu diatas sajadah biru yang dibeli ibu



Kepada cinta pertama yang enggan ku akhiri

Aku bak maling yang membawa lari rupiah
Lelah mengais-ngais harapan di kota orang
Lalu seenaknya pulang ke pangkuanmu

Entahlah apa yang membuatku gelap mata
Hingga aku lebih membanggakan kota orang daripada kau
Aku ingini kau adalah kota yang sanggup kuteriakkan pada dunia dengan bangga
Meski tak ada satupun prestasi yang ku lulurkan di kaki kedua orang tua

Hari kemarin kau menyadarkanku bahwa tak sedikit yang lupa ku syukuri
Untuk pagi-pagi yang menyegarkan
Untuk hujan yang menyejukkan
Untuk rezeki yang sekedar lewat
Untuk kebaikan yang datang tanpa pernah ku harapkan
Bahkan untuk setiap hembusan nafas dariNya

Aku tahu tak perlu kau pahamkan
Aku adalah bagian yang bertanggung jawab untuk memperbaikimu
Maka dengan ini, aku meminta restu
Untuk egois mengais ilmu di kota orang
Kan ku gali apa yang ada untuk kubawa pulang; untukmu
Tunggulah aku
Kelak sepulangnya aku, kan ku rawat kau dengan segenap kekuatan dan juga prestasi
Sehingga tak lagi lumpuh untuk banyak mata yang mengagumi

Blitarku sayang, jangan khawatir
Aku mencintaimu lebih dari apapun
Dirgahayu kotaku, terima kasih untuk tetap kuat hingga tiba di angka satu satu satu
Terima kasih untuk tetap merentangkan lengan saat aku ditikam rindu


KepadaMu, Allahku

Kali ini ijinkan hamba menyampaikan harap yang tersirat dengan tersurat

Ya Allah, terima kasih untuk masa yang Kau berkahi atas usia
Yang kerap membawaku lebih dekat dengan surgaMu
Ampuni hamba yang melahirkan makna prematur atas segala
Yang kerap ku sebut musibah nyatanya adalah berkah
Untuk segala syukur ku terimalah dalam setiap ikhlas sujud ku

Ya Allah, hamba tak ingin membuatMu cemburu ketika namanya lebih sering ku sebut dari namaMu
Kau yang paling berkuasa atas rasa yang ada di semesta
Kau yang paling tahu atas rahasia, dosa, dan doa manusia
Maka ya Allah, jika pria yang kau kirim adalah baik, mencintainya adalah cara ku mencintaiMu
Jika hadirnya adalah lentera ke surgaMu, aku iringi langkahnya dengan ketaatan
Jika cinta itu baik, pellihara dan takdirkan kami dalan ridhoMu, ya Allah
Ikhlaskan hati hamba, jika cinta itu menjauhkan ku dari berkahMu

Ya Allah, untuk segala rasa yang ada, untuk makna yang terlupa, untuk pertanda yang tak mahir ku artikan, ampuni dan genggamlah hamba lebih erat dari sebelumnya

*terinspirasi dari doa istikharah

No comments:

Pages