Puisi-Puisi Yayuk Amirotin - FLP Blitar

Puisi-Puisi Yayuk Amirotin

Bagikan

Surat Kematian

Hilir malam melukis buram
Kelam mencekik angan
Gemerisik dedaun dihela angin
Elang malam bertengger di dahan beringin
Sumbang suaranya elukan sedih
Tersapu bayu menembus hening jenggala
Mencipta ngeri

Kepak sayap kelelawar raksasa memecah hening
Gidik musang berlari ke lubang sembunyi
Gamang....
Tak bergeming

Alam berirama duka
Sehelai daun jatuh dari tangkai
Gugur dihempas arus pawana
Daun nan layu pun mengering
Takkan rimbun oleh guyuran hujan kemarin

Di atas dedaun itu tertulis jutaan nama
Bahkan namamu telah tersemat di sana
Empat puluh hari sebelum kematian
Daun itu kering pun layu
Gugur melayang
Malaikatulmaut pun datang meminang
Mencabut nyawamu dari badan

Blitar, 11 April 2017



Menggapai Asa yang Tertunda

Setahun berlalu begitu cepat
Di sudut beranda sunyi kucoba membuka ribuan memori
Kerlip bintang di angkasa tersenyum menggoda
Anganku melambung tinggi melintas jagad raya

Lembaran memori kusibak perlahan
Dewi malam tersenyum mengintai di balik awan
Rasa getir timbul tenggelam menatap paras rembulan
Mengingat asaku yang terlepas dari genggaman tangan

Luka pun kecewa menjalar padamkan pelita
Binar bulan tak seterang lentera jiwa
Kududuk termenung bertilam gulana
Mencoba bangkit meraih asa yang tertunda 

Kucari  musabab kegagalan
Kukumpulkan sisa-sisa semangat  berserakan
Melangkah pasti mewujudkan impian
Merenda asa mewududkan kenyataan

Blitar, 30 April 2017



Kunanti di Atas Sajadah Biru

Kutambat erat namamu di dalam sanubari
Kusemat dalam doa yang kupanjat di tiap denyut nadi
Kucium lembut punggung tanganmu sebagai bukti bakti
Kubingkai senyum tulus iringi langkahmu pergi

Lengang malam menikam  gebu rindu
Mendamba hadirmu mencium sajadah biru
Di tiap hilir malam kau menuntunku bersimpuh di altar suci
Bersujud menguntai doa meniti jalan surgawi

Kapan rindu ini akan beradu?
Tiga kali gema takbir, kau tak jua hadir
Getir kalbu menahan pilu rindu
Sajadah biru jadi saksi kecupan terakhir

Blitar, 8 April 2017



Ketika Hampa Meraja

Raga lusuh
Jiwa bergemuruh
Otak pun keruh
Hampa kian mengeluh

Sekeping asa membeku
Bulan bersinar pasi
Desah angin berembus lunglai
Lengkap sudah derita kurasa

Hampa meraja menguasai atma
Melarung gempita membunuh suka
Aku terkurung terpenjara,
oleh jeruji tak kasat mata

Mengingat-Nya adalah suatu jalan
Membabat hampa yang telah bersemayam
Ingatlah lima perkara sebelum datangnya lima perkara

Blitar, 23 April 2017



Bertanam Petuah

Semakin berisi kian merunduk
Itulah ilmu padi, nduk!
Nasihat bijak sang ibunda
Pada putra-putri tercinta

Jangan kau berdiri pongah
Walau hartamu melimpah
Semua takkan berarti
Ketika ajal menanti

Senja hadir menyambut malam
Gulita datang langit pun kelam
Sudahkah kau bersiap diri?
Ketika elegi pagi tak lagi kau temui

Mari bertanam pohon petuah
Menjejak langkah di ladang berkah
Petuah takkan  berkarat
Bahkan jadi amal bekal akhirat

Blitar, 14 April 2017

No comments:

Pages